Asa Baru

37 2 0
                                    

Minggu ini aku mulai bekerja. Aku sangat bersyukur Tuhan masih memberiku kesempatan untuk bekerja. Memang bukan di sekolah yang sesuai dengan pendidikanku. Tapi aku tetap bersemangat menjalaninya.
Tempatku bekerja bergerak di bidang advertising, even and wedding organation.
Perusahaan Bravo Adversiting memang masih tergolong baru namun cukup diperhitungkan dalam persaingan dunia bisnis di kota ini.

Awalnya aku sedikit kesulitan untuk beradaptasi namun para karyawan di sini sangat menjunjung tinggi kerja secara tim. jadilah aku selalu dibimbing oleh mereka.
aku menduduki posisi sebagai staf administrasi. Aku mengurus pembukuan tentang even-even yang ditangani oleh perusahaan.
Aku mulai menikmati pekerjaanku. Setidaknya bisa membuatku melupakan masalahku.

aku tak bisa memungkiri bahwa masih banyak orang yang mencibir keluargaku. Jika aku lewat tak jarang para tetangga menggosip di belakangku sambil menatap iba. aku toh tak bisa melarang mereka untuk memberi pendapat. Tapi sudahlah seiring waktu pasti mereka akan lupa.

Siang ini aku berniat ke kantin. Tapi, Cindy, rekan kerjaku mengatakan akan diadakan makan siang bersama untuk menyambut pimpinan baru. Tepatnya Bapak Tio memilih untuk pensiun dan anaknya yanga akan memimpin perusahaan ini.

Wah, lumayanlah bisa makan besar dan gratis ucapku dalam hati.
Kami segera merapikan ruang rapat yang tidak terlalu besar. Maklumlah jumlah karyawan di sini tak sampai 50 orang. makanya kami begitu kompak dan seperti keluarga.

Waktu menunjukkan pukul 13.00 wib ketika semua karyawan sudah duduk di posisi masing-masing.
Tak lama kemudian Bapak Tio dan seorang pemuda yang kuduga anaknya memasuki ruangan dan mengambil tempat duduk tepat di depan dan di tengah kami..

Aku menatap pemuda di samping Pak Tio yang terus mengumbar senyum. sepertinya aku tak asing dengan wajahnya. Tapi tak mungkilnlah pikirku.

Acara makan siang dilanjutkan dengan ramah tamah. Aku tidak begitu fokus memperhatikan. Aku masih sibuk berpikir di mana aku pernah bertemu denganya..

Lalu tanpa kusadari dia sudah berada di depanku.

"Maaf, nona, sepertinya anda melamun sejak tadi."

"Ma...af Pak...

"Pak,,, wah kamu benar-benar melamun. tadi saya sudah bilang jangan panggil pak. karena saya tidak setua papaku. apakah kamu tidak dengar saat saya memberi kata sambutan?"

Aku benar-benar malu. Aku hanya mampu tertunduk. Hingga...

"Rania Putri Hasian apa yang membuatmu melamun dan apakah kau tidak mengingatku sedikitpun?"

"Hah....
Aku mendongak dan menatap matanya yang mulai tersenyum jahil.
Dia mengetahui nama lengkapku berarti....


wah...wah...wah
sipakah pemuda itu.. bahkan Rania tidak mendengarkan saat ia memperkenalkan diri.
ada hubungan apa Rania dan pemuda itu???
tunggu kelanjutannya ya reader....
seperti biasa vote n komennya ya....
bye...bye...
Medan, 18 Mei 2016
Gbu all.....

Mungkinkah....Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang