Kenangan Manis...

41 2 0
                                    

moga part ini udah cukup panjang.... aq dedikasiin untuk reader yg msh setia...
Happy reading....

Hah....
dia tau nama lengkapku. tapi siapakah lelaki ini. memang aku merasa cukup familiar dengan wajahnya. Tapi gak mungkinkan aku punya kenalan seorang bos.

"Hei, kok malah melamun?" serunya sambil menyentil keningku.
"Ma...af, pak..", balasku
"kamu memang sungguh sudah melupakanku, ya?"
Tatap aku Rania, aku ini teman sekelasmu waktu kuliah."

"Teman sekelas... di kelas hanya ada 10 anak lelaki. semuanya ku kenal. beberapa ada yg sedikit melambai.. lainnya lagi berkaca mata tebal, kutu buku. dan.... eh.. tunggu kau David Bravo Simanjuntak kan...?" ucapku panjang lebar.

"hm... syukurlah kau masih mengingatku Rania tapi aku sedikit tersinggung dengan ciri-ciri yang kau sebutkan tadi."

"Ha...ha... maaf, Vid, emang gitu kan. tapi kok penampilanmu bisa berubah banget. aku sampai tak mengenalmu."

"He..he.. gitu ya. menurutku biasa aja. memang aku tak lagi memakai kacamata. kebetulan sepupuku seorang stlyist. jadilah dia me-make over tampilanku. ternyata hasilnya memuaskan ya. kau saja tak mengenaliku.

" Trus, kenapa kau bisa terdampar di kantorku ini?

"eh,,, manalah ku tau ini kantormu.. Aku sekedar mencoba lalu diterima. ku jalani sajalah..

"lho, bukannya kau sudah mengajar di sekolah?"

tiba-tiba Rania terdiam. wajahnya berubah menjadi keruh. Aku jadi bingung. ada apa dengannya. Rania yang kukenal cukup periang dan kalem. Aku harus mencari tau batinku.

"udahlah, Vid, aku lagi gak mau membahas hal itu. kau sendiri kok bisa di sini. yang ku tau kau sangat mencintai dunia pendidikan?..

"Inilah resiko jadi anak yang berbakti. Papaku ingin pensiun dan kau ingatkan dari dulu Papaku menyetujui jurusan yg kupilih asalkan aku mau mengurus usahanya kalau dia sudah pensiun. Jadilah aku di sini...

"Iya...ya... ternyata banyak cerita yang melatarbelakangi keberadaan kita di sini."
"ah...aku jadi kangen Vid, masa-masa kuliah dulu, sungguh kenangan manis yang ingin kuulang lagi."

"Aku yakin kau pasti ingin kita camping lagi dengan alasan tugas kampuskan?? aku sampai heran anak patuh sepertimu rela berbohong demi camping kita dulu."

"Itu salah satu kenangan manis yang gak akan kulupakan, Vid. walau harus berbohong. tapi kan kita gak berbuat hal aneh. apa kabar ya mereka. jadi kangen aku.."

"Mereka udah pada ke kampung halamannya. mengajar dan mengabdi di sana. malah rata2 udah jadi PNS lho Ran.. Eh, tapi aku dengar kamu udah merit kan kok masih kerja aja??

Pertanyaan itu sontak membuatku terdiam. Luka yang mulai kututupi terkuak lagi. Ah, ternyata aku masih begitu rapuh. Hatiku masih teramat sakit. Aku belum siap melangkah dengan tegar dan melupakan sakit itu. apakah waktu 3 bulan ini belum bisa sembuhkan lukaku. Berapa banyak waktu yang kubutuhkan untuk menghapus luka ini.

"Hey, Ran, kenapa wajahmu jd pucat gini sih, ada yang salah dengan ucapanku.?"

"eh...nggak kok Vid, gak ada yang salah. maaf aku belum bisa cerita. Kalau aku siap berbagi aku pasti ceritakan padamu."

"Oke, aku tunggu. Aku masih salah satu sahabatmu."

"Makasi, Vid, sepertinya kita harus segera bekerja. aku tak mau makan gaji buta Bos."

"ah, kau ini. okelah selamat bekerja.'

Malam kembali menjelang. Cerita hari ini hampir berakhir. Aku yakin bukan tanpa alasan Tuhan menempatkanku dan mempertemukanku dengan David. Sahabat n pimpinanku sekarang. Hm..mungkin ia dikirimkan untuk menguatkan aku. Masih lekat dalam ingatanku kekuatan persahabatan pula yang memampukan kami melewati masa-masa sulit perkuliahan bahkan masa menyusun skripsi. Ah, apa kabar sahabatku yang lain, Ami, Anas, Eva, Jutek, Citra, Thoms, n Bejo... Aku kangen kalian. rindu tawa canda n rencana gila kalian kalau libur tiba. Baru jg setahun lebih masa itu berlalu tapi rindu ini kian mendera. Andai ada waktu ku ingin kembali ke masa itu..

Menatap lembayung di langit Bali
dan kusadari betapa berharga kenanganmu..
dikala jiwaku tak terbatas
bebas berandai mengulang waktu...

hingga masih bisa kurangkul kalian
sosok yang mengaliri cawan hidupku
bilakah kita menangis merenung tak terhalang arus waktu semangatmu itu.

Teman yang terhanyut arus waktu mekar mendewasa
masih kusimpan suara tawa kita,
kembalilah sahabat lawasku semarkkan keheningan lubuk

Hingga masih bisa kuraih kalian
sosok yang mengisi kehampaan kalbuku
bilakah diriku berucap maaf masa yang tlah kuingkari dan meninggalkanmu....
oh...cinta

hingga masih bisa kujangkau cahaya
senyum yang menyalakan hasrat diriku
bilakah kuhentikan
pasir waktu
tak terbangun dari khayal keajaiban ini ...oh mimpi

andai ada satu cara
tuk kembali menatap agung suryamu...
lembayung Bali
(Saras Dewi, Lembayung Bali)..

Lagu ini sangat mewakili hatiku sekarang. ingin rasanya kembali ke masa itu. ingin berbagi beban ini pada kalian. yah, adakah waktu untuk kita jalin kisah lagi, sahabatku......

aq update lg. mg msh ada yg nungguin critaku ini. part ini tanpa konflik tp cukup sedih. autor jg jd kangen masa kuliah dl. kangen kampus tercinta UNIMED. part selanjutnya mgkn ada konflik n muncul tokoh baru. truz, kabar Dion gmn ya? tungguin di part selanjutnya ya.
maaf kalo bahasanya agak kasar, maklum bahasa anak Medan.
Medan, 17 Mei 2016

Mungkinkah....Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang