Pertemuan

865 126 16
                                    

Dafadryan Dipetra Atharizz. Ia terus berjalan mendekati seorang gadis yang masih menatapnya tanpa berkedip. Sungguh, sekarang dia sangat ingin menyentil hidung bangir gadis yang menjadi bagian favoritnya pada gadis cantik itu. Ya, dia adalah Raina. Gadis yang sangat dicintainya, yang membuatnya selalu jatuh cinta jika berada disamping gadis itu.

"Rain, jangan ngelamun," sapanya pada Raina. Dia mengibas-ngibaskan tangannya didepan wajah gadis itu.

"Daf, gue kangen banget sama loe," ucap Raina setengah berteriak. Bahkan Dafa sedikit terjungkal kebelakang karna pelukan Raina yang tiba-tiba.

"Iya, gue juga kangen sama loe Rain," jawabnya sambil tersenyum. Dengan gemas ia mengusak rambut panjang Raina.

"Kapan loe balik ? Kok gak nelfon gue sih ? Kan gue bisa jemput loe Daf. Loe tau gak, gue uring-uringan dari pagi karna loe gak ada kasih kabar ke gue. Gue pikir loe-," kata-kata Raina terhenti seketika saat Dafa tiba-tiba memotong ucapannya.

"Gue punya gebetan baru, ya kan ?" Jawabnya dengan cepat. Dafa sangat hafal pada gadis di depannya ini. Tidak heran ia selalu bisa menebak apa yang dipikirkannya.

Raina yang terkejut dengan ucapan Dafa hanya dapat menundukkan wajahnya. Dafa selalu saja dapat menebak apa yang dia pikirkan. Apa diam-diam Dafa ikut kelas membaca pikiran disekolahnya ? Ah .. mana mungkin.

"Loe percaya gue kan Rain? Gue enggak mungkin punya gebetan baru sedangkan gue punya cewek yang super gue cintai di depan gue. Gue gak ngabarin loe karna gue tau loe bakal bolos sekolah demi jemput gue. Gue gak mau loe kena hukuman lagi kayak terakhir loe rela bolos pelajaran cuma karna mau jemput gue dari Bogor. Padahal loe lagi ada ulangan kimia dari Pak Ramzi kan ?" Jelas Dafa pada Raina. Sedangkan Raina semakin menundukkan wajahnya lebih dalam. Dia sungguh terharu dengan ucapan Dafa barusan. Ia tak menyangka Dafa begitu mengkhawatirkannya. Tanpa sadar, air matanya meluncur tanpa di minta.

***

"Udah drama Queennya?" Tanya Ruby dengan tatapan dinginnya. Dafa dan Raina serentak menoleh pada Ruby.

"Loe pada bisa lanjutin drama dikelas sana. Ngerusak mood makan gue tau gak," ucapnya lagi dengan kesal. Bisa-bisanya mereka menampilkan drama norak ditempat ramai begini. Apa mereka tidak sadar semua mata dikantin ini menatap mereka dengan tatapan aneh. Ada yang memuja perilaku Dafa, ada yang berbisik-bisik membicarakan betapa manisnya pasangan ini, bahkan ada yang memberikan tatapan tajam pada mereka.

"Apaan sih loe By?" Jawab Raina dengan ketus.

"Maaf deh By. Pasti hari ini Raina nyusahin," Tanya Dafa

"Seperti biasanya lah, loe kira pacar loe yang norak ini bakal anteng kalau loe tinggal," jawabnya lagi dengan memberikan penekanan pada setiap katanya. Dia segera menggeser posisi Dafa yang duduk di samping Raina, sedangkan Raina hanya mengerucutkan bibirnya lucu.

"Iya deh, maafin Raina ya. Ntar loe gue traktir ice cream deh By. Gue denger di perempatan dekat sekolah kita ada kafe baru yang buka dan menu utamanya itu ice cream. Loe mau kan?" Tanyanya pada Ruby. Ruby berpikir sejenak dan mengganggukkan kepalanya, artinya dia setuju dengan tawaran Dafa.

***

Hello .., walaupun belum banyak yang baca, its okay enggak masalah. Yang penting gue masih setia nulis kok hehe. Gue nulis karna emang gue suka dan termotivasi sama penulis-penulis yang pernah gue baca ceritanya di wattpat. Gue harap bisa kayak mereka yang punya banyak penggemar yang selalu nunggu kelanjutan ceritanya. But, itu alasan yang ke sekian kok. Yang paling utama gue nulis karna beneran suka.Untuk chapter ini, emang sengaja dibuat pendek. Semua masih soal Dafa dan Raina. Nanti di chapter selanjutnya masalah dan rahasia akan bermunculan. Jadi, siapa pun yang baca please kasih vomment kalian ya ! Gue butuh saran dan masukan. Thanks ...

���ܰ�7

A Secret and DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang