Dan Kembali Lagi

301 20 1
                                    

"Jadi kalian liburan berempat?" Tanya Vio kaget.

"Sebenernya cuma berdua Vi tapi penganggu datang ngerecokin," jawab Raina dengan penekanan di setiap katanya. Ia melirik malas kearah Ruby yang sedang meneguk jus jeruknya dengan wajah tanpa dosanya.

"Percaya gue Vi. Gue enggak ngerecokin mereka sama sekali kok," sahut Ruby polos.

Mendengar ucapan sok polos Ruby, Raina lalu memasang wajah ingin muntahnya. Apanya yang enggak ngerecokin? Setiap Dafa dan Raina berduaan, Ruby selalu saja datang dan menganggu suasana romantis yang sengaja Raina siapkan.

"Yakin ya udah semua loe bawa? Enggak ada lagi ceritanya loe ngerengek minta balik kesini karna ada barang loe yang ketinggalan," ucap Dafa sambil memeriksa kembali isi tasnya.

"Iya-iya. Semuanya udah kok," jawab Raina sambil duduk dipinggir ranjang Dafa, memperhatikan setiap gerak-gerik Dafa yang berjongkok tidak jauh dari tempatnya duduk. "Daf," panggil Raina.

"Hmm." Jawab Dafa singkat tanpa mengalihkan pandangannya keaarah Raina. Ia masih terfokus pada tasnya.

Raina yang sudah terbiasa dengan tanggapan Dafa yang seperti itu hanya mengelus dada sabar. Sudah terbiasa melihat Dafa yang bersikap seperti itu saat sedang fokus melakukan sesuatu.

"Makasih ya udah bawa gue ke tempat yang indah ini," ucap Raina tulus sambil menatap Dafa lurus. Tak peduli Dafa meresponnya atau tidak.

Dafa menoleh kearah Raina yang mengucapkan terima kasih padanya. "Sama-sama Rain. Gue seneng bisa liat loe senyum terus disini," jawab Dafa sambil tersenyum manis. Ia mendekatkan tubuhnya kearah Raina yang duduk dipinggir ranjangnya, sehingga saat ini Dafa sudah berada tepat didepan Raina dengan kedua tangannya yang ia letakkan di kedua sisi tubuh Raina.

Raina menyentuh lembut setiap inci dari wajah Dafa yang kini tepat berada di depannya. Ia terus saja tersenyum dengan manis dan sesekali terkekeh melihat Dafa yang cemberut melihatnya memainkan hidung mancungnya.

Dengan sedikit terpejam Dafa berucap pelan. "I love you Rain."

Raina menghentikan pergerakan tangannya yang menjelajahi wajah tampan Dafa saat mendengar ucapan Dafa yang pelan namun cukup jelas di dengarnya. Jantungnya seakan ingin melompat keluar mendengar Dafa yang mengatakan cinta padanya.

"Kok diem? Enggak mau balas pernyataan gue nih?" Goda Dafa sambil tersenyum jahil.

"Apa perlu gue jawab saat loe bahkan tau jawabannya," jawab Raina sambil menatap lurus manik mata Dafa yang menenangkan. Ia melihat sorot mata Dafa yang serius di depannya, menadakan jika laki-laki di depannya ini sungguh-sungguh dengan semua ucapannya.

"I need your answer Baby," ucap Dafa.

Raina tersenyum lembut pada Dafa. "I love you so much Dafa," ucapnya tegas.

Dafa tersenyum lebar mendengar ucapan Raina. Perlahan, ia mendekatkan wajahnya kearah Raina dan sedikit memiringkan wajahnya. Menatap sekilas Raina yang juga menatapnya dan-.

Cklek ...

"Halah, biasa aja kali muka loe. Gue tuh nggak ngerecokin loe Rain, justru gue nyelamatin loe dari dosa," cibir Ruby sambil menerawang kembali pada ingatannya saat ingin mengajak Dafa dan Raina bergegas keluar dari kamar Dafa.

Cklek . . .

Ruby membuka kamar Dafa dan seketika terpaku melihat Dafa dan Raina yang saling menatap dengan wajah dengan jarak yang dapat dibilang sangat dekat itu. Ayolah, anak SMA mana yang saat ini tidak mengerti apa yang akan dilakukan oleh Dafa dan Raina selanjutnya.

A Secret and DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang