Sebuah Perjalanan

5.5K 106 2
                                    

"Aku pamit Bu, Jaga kesehatan Ibu,Pipit dan Eneng ya,kalo Andri sudah dapat kerjaan disana secepatnya Andri pulang dan  memberi tahu kabar sama ibu"

Pamitnya Andreas kepada ibunya tak lupa diciumkannya hidung mancung miliknya ke punggung tangan ibunya. Binar binar air mata mulai dilihatnya andreas di kedua ujung pelupuk  mata ibunya.

"Jaga dirimu baik-baik disana Ndri,jaga kesehatan mu selalu." jawab ibu kepada Andreas sembari membelai rambut hitamnya yang diikuti ketika Andreas mencium punggung tangganya.

Suasana Pagi hari yang cukup sejuk kala matahari belum menampakan cahayanya, Andreas berpamitan dengan ibunya,kedua adiknya yang masih terlihatnya  tertidur pulas,membuatnya tak tega untuk membangunkannya walaupun hanya untuk sekedar berpamitan kepada kedua adiknya itu. Pukul Empat kurang sepuluh menit, suasana Ciranjang yang masih sunyi,hanya jangkrik yang belum henti-hentinya mengeluarkan suara khasnya walaupun kini waktu sudah mendekati shubuh, beberapa tetangganya terlihat ada yang mulai melakukan aktifitasnya ketika Andreas berjalan melewati gang-gang kecil, suara mesin pompa air yang terdengar dari salah satu rumah tetangganya cukup menghangatkan perasaannya yang dirasakanya sepi berjalan seorang diri.

Dari jarak yang sudah mendekati rumah Kang Jordan, Andreas melihat sosoknya berdiri disamping Mobil berwarna silver  miliknya yang sedang dinyalakan untuk memanaskan mesinnya, Berbalutkan t-shirt putih polos yang ketat dikombinasikan sweater hitam yang dibiarkan kancing-kancingnya terbuka, serta celana jeans berwarna biru pudar yang di kenakan Kang Jordan yang dilihatnya begitu mewah membuat Andreas merasa malu dengan pakaian yg dikenakan Andreas dengan seadanya.

"Assalamualaikum kang..." ucapku berdiri didepan pintu pagar yang masih terkunci rapat, Kang jordan kemudian mulai melangkahkan kakinya menuju pagar tepat Andreas berdiri teguh di baliknya, ada senyuman ramah yang dilemparkan Kang Jordan.

"Wa'alaikum salam,sudah datang rupanya km Ndri, ayo masuk" jawab Kang Jordan sambil membukakan kunci pagar dan kemudian merangkul pundak Andreas dengan tangan kanannya mengiringi langkah Andreas yang mulai memasuki halaman rumah milik orangtua Kang Jordan.

"Duduklah Ndri , akang panggil Bapak sama Ibu dulu untuk berpamitan." sahut kang Jordan yang diikuti langkah kakinya menuju lantai dua rumahnya dan menaiki anak anak tangga satu demi satu.
Lima menit berlalu kemudian Kang Jordan turun, Andreas tak melihat orangtua Kang Jordan ikut menemaninya turun untuk sekedar berpamitan, ada perasaan yang tak mengenakan dirasa Andreas kala itu,mengapa Pak Darma bersama Isterinya tak turun? ya walaupun hanya untuk ikut berpamitan kepadanya, terbiasakah kedua orangtua Kang Jordan apabila anaknya berangkat tanpa menemaninya keluar untuk berpamitan?,Beda sekali dengan Ibu Andreas yang seakan akan berat serta pilu yang dilihatnya saat berpamitan tadi, Andreas menggumam dalam hati yang diukuti tatapan kosong,diikuti suara cacing-cacing dalam perutnya menari-nari.

" Woi.....pagi-pagi melamun,kesambet setan gondrong baru tau rasa nanti, mikirin apa sih,belum sarapan ya?" suara kang jordan sontak membuat Andreas terkejut, ketika jari salah satu tangan kanannya mencolek hidung Andreas.

"eng..eng...enggak kang,saya gak melamun cuma...."

"cuma melamun mikirin perut kosong karena  lapar belum sarapan ya he..he..he.."

Tembak ucap Kang Jordan dengan cepat ditambah kikikan ketawa kecilnya, tanpa sempat Andreas meneruskan jawabnya, begitu tepat sekali Kang Jordan menebak kalo Andreas memang belum sempat sarapan,tapi bagaimanapun ia tak ingin merepotkan Kang Jordan, merasa mengerti dengan perasaan Andreas saat itu,Kang Jordan melangkahkan kakinya lagi menuju dapur untuk mengambil satu kotak susu kemasan siap saji dengan dua bungkus roti yang dibawa dengan kedua tangannya.

TERJEBAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang