Setelah menghabiskan nasi goreng, Andreas beranjak kembali ke Apartemen setelah membayarnya. Suasana angin malam ini begitu dingin,apalagi ditambahi gerimis yang mulai membasahi rambut rambut kecil Andreas,bayang-bayang wajah gadis yang dilihatnya ketika berada ditempat nasi goreng itu mengingatkan nya kepada Eva,bayangan wajah Eva terus saja melayang menyelibat dalam pikiran Andreas. Namun disaat langkahnya yang sudah begitu deat dangan pintu masuk, Andreas terpatung ketika melihat sesosok pria sedang berdiri menunggu, pria yang dilihat seusianya dengan mengenakan jeans ketat berwarna hitam serta tshirt putih dipadukan dengan blazer hitam menghiasi tubuhnya pria itu memberikan sebuah tanya dalam hati Andreas. "Siapa dia?" tanya nya dalam hati.
tak ingin lelaki itu melihatnya,Andreas segera membalikan tubuhnya dan segera berjalan memutar arah untuk kembali menuju lantai bawah apartemen. Sadar akan pria tadi yang dilihatnya tak salah lagi pasti ingin menemui Kang Jordan,bukan Andreas pastinya,tak ada satupun orang yang ku kenal selain Kang Jordan,sedangkan Mike? huh lupakan,Andreas tak menanggapinya sebagai teman,ia hanya sepintas orang yang melewat begitu saja. kaki kaki kecil Andreas sudah mulai menuruni kaki tangga apartemen, walaupun ada lift Andreas lebih senang menggunakan tangga,alasannya? lebih mudah digunakan tentunya dari pada menggunakan lift yang harus menekan tombol ini itu yang kurang di pahaminya. Sesaat di anak tangga terakhir tiba-tiba tubuh kecilnya menubruk seseorang yang tergesa gesa berlari kecil ke arah yang bersamaan.
"buuugh.....""Kamu Ndri, ngapain, mau kemana? ternyata Kang Jordan lah yang sudah menubruk tubuhnya. belum sempat Andreas menjawab,suara dering ponsel kang Jordan pun berbunyi, dirogoknya ponsel itu dari sakunya dan betapa terkejutnya Kang jordan membaca pesan singkat via Blacberry Massengger, entah apa isi pesannya,Kang Jordan dengan sigap menarik lengan kanan Andreas dengan cepat dan mengajaknya keluar dari apartemen.
" Ayo ikut aku". ucapanya Kang Jordan dengan nada gelagapan.
"kemana Kang ?".
Kang Jordan tak mengucapkan kemana ia akan mengajaknya Andreas pergi. Ada sedikit ketakutan pada raut wajah Kang Jordan yang dilihatnya Andreas, ia hanya menuruti saja apa yang diucapkannya untuk mengajak Andreas keluar dari apartemen.
***
Kurang lebih lima menit Andreas bersama Kang Jordan berjalan kaki menuju taman yang tak jauh dari Apartemen miliknya, taman yang tak lepas selalu di kunjungi banyak orang untuk sekedar bermain,tempat membaca bahkan Kang Jordan selalu kemari walaupun hanya untuk melepas kepenatannya(begitu ucapnya tentang taman ini yang pernah diceritakan kepada Andreas), Lampu lampu yang indah dan memancarkan cahaya yang temaram,gemercik air kolam ikan,serta beberapa pagar besi kokoh bercatkan putih ikut mengelilingi tanaman disekitarnya, malam ini sinar rembulan yang begitu hangat memberikan warna kemilau mewarnai indahnya taman, suasana taman tak banyak orang dilihatnya Andreas, hanya beberapa saja yang berlalu lalang di sana. Langkah mereka berdua pun terhenti ketika melihat bangku taman."Yang tadi teman Akang?" tanya Andreas dengan santai diikuti kedua tangannya yang disilangkan karena menahan hawa dingin malam itu.
"Maksud kamu Ndri". Kang Jordan pun menjawabnya dengan penuh kebingungan.
"tadi selepas saya makan nasi goreng ditempat yang biasa akang beli, saya kembali ke apartemen akang, dari jarak jauh ada seorang anak laki laki seusia saya sedang berdiri didepan pintu kamar apartemen Akang, Sepertinya ia teman akang."
Disaat Andreas secara runut menceritakan apa yang dilihatnya tadi, pandangan Kang Jordan berubah menjadi gelisah dan sedikit melamun,entah apa yang ada di pikirannya."Kang....kang...akang baik-baik saja kan? kenapa melamun?" ucap Andreas kembali.
"sial, bocah itu nekad" juga(gumam Kang Jordan)
"Lalu dia bilang apa saja?" tanya nya dengan penuh kekhawatiran.
"Ketika saya melihat ada seseorang yang berdiri didepan pintu kamar Akang, saya memilih turun kembali dari apartemen akang, saya gak mau orang tersebut menanyakan sesuatu lagi tentang saya kang,Seperti Mike, saya kan cuma menumpang di tempat Akang, jadi saya lebih baik tidak menghampirinya".
KAMU SEDANG MEMBACA
TERJEBAK
RandomKemelut Kisah Andres Acira (baca Asira) lelaki sunda asal cianjur yang menjadi seorang lelaki bayaran di Kota Jakarta karena Ajakan tetangganya untuk bekerja disalah satu perusahaan. Yang ada bukan menjadi karyawan di salah satu perusahaan, Tetapi...