In The Room 301

6.3K 123 6
                                    

Di part ini masih sambungan part sebelumnya ya..author hanya menyatukan cerita hanya tetapi dipisahkan dalam sebuah part yang berbeda, Author mengharapkan para pembaca "TERJEBAK" ini bisa mengikuti alur ceritanya dengan baik, kalau memang belum paham, sebaiknya di ulang lagi ya..

*Jordan & Razel in the Room 301

Lampu ruang yang temaram,kaca kaca jendela yang menembus lampu lampu malam kota Jakarta terselip rasa kesunyian dari jiwa Jordan yang memikirkan Mike dan Andreas, seakan akan kerjaan seperti yang sering dilakukannya adalah serasa awam bagi dirinya, menemui para pria kesepian,mulai dari mengajaknya jalan,makan di Restoran bahkan mengajaknya kencan, tentu saja hal itu dilakukannya dengan tidak cara cuma-cuma baginya,semua ada tarifnya, tarif yang ia harus seimbangkan dengan beratnya hidup di kota Jakarta serta tarif yang ia suguhkan dengan fisik serta postur tubuh Jordan yang memiliki semuanya. (Jordan melamun).

Dibalik lamunan Jordan yang begitu dalam, Razel tiba tiba merangkulnya dari belakang Jordan yang sedang menikmati duduknya di sofa yang berwarna putih. Bisikan,rayuan serta belaian Razel menjadikan Jordan semakin begitu gairah terhadapnya, dengan sigap Jordan pun langsung saja menariknya,Razelpun mengikuti apa maksud dan tujuan dari apa yang Razel lakukan kepada Jordan. Obrolan-obrolan hangat pun menghiasi diantara keduanya. Jordan selalu memberikan sikap ramahnya kepada setiap para tamunya,oleh karena itu ia selalu menginginkan para tamunya merasakan kepuasan darinya,bukan hanya kepuasan birahi darinya saja.

Dibalik obrolan obrolan antara Jordan dan Razel yang begitu berjalan,tak mampu Razel menahan hasrat dan ingin sekali
Ia di puaskan bathinnya oleh Jordan. Tanpa adanya aba-aba Razel dengan begitu cepat menyentuhkan bibirnya dan melumatnya dengan penuh nafsu kearah bibir Jordan, Jordan pun tak menolaknya,ia begitu menikmati setiap lumatan lumatan ciuman dari Razel kepadanya,lidah mereka bermain tanpa henti-hentinya,Razelpun sedikit demi sedikit mulai membuka kan kancing kemeja yang dikenakan oleh Jordan,sementara itu Jordan begitu memuncak gairahnya dengan meremas remas tubuh bagian belakang bawah milik Razel.sesekali suara rintihan nikmat begitu natural keluar dari bibir Razel
" ouh....ahhh...hhhh " suara yang  begitu parau didengarnya  Jordan dari Razel, Jordan terus saja menciumi bibir,telinga bahkan leher Razel begitu menggila,sehingga Razel pun dibuatnya tak berdaya oleh nya.
Disaat sedang naik naiknya libido Jordan tiba tiba Razel menghentikan ciumannya dan mendorong kecil dada yang begitu menonjol milik jordan dengan cepat.

"Aku gak mau sekarang, itu hanya poreplay saja, aku ingin lebih lama lagi dengan kamu Jordan." Pintanya Razel pada Jordan

Jordanpun menghentikannya walaupun dia kini sudah dalam keadaan telanjang dada,sementara Razel sudah tak memakai apapun tanpa sehelai benang, Jordan hanya bisa mengerenyitkan dahi dan menyorotkan mata yang memberikan pandangan kepada Razel dengan arti kenapa gak sekarang saja. Razel langsung berdiri dan segera berjalan ke arah tempat tidur dan iapun segera meraih sesuatu didekat lampu hias yang berdiri disamping tempat tidur itu. Tak banyak yang dilakukan Jordan,segera ia mengambil remote tv yang tergeletak di atas meja, dan iapun segera menyalakan tv tersebut.

"Kamu bawa alat pengaman kan Razel ?, aku gak bawa lupa ." Ucap Jordan sambil menekan nekan chanel tv dan tak sama sekali melirik kepada Razel yang entah apa yang dilakukannya di tempat tidur itu. Dan dengan cepat pula Razel menyahutinya.

"Ada, tapi aku maunya kamu gak pake itu, gak enak rasanya kalo pake begituan." Razel dengan cepat membalas ucapannya dengan nada suara yang manja.

Jordanpun melangkahkah kakinya ke arah Razel yang sedang asyik menghirup obat perangsang yang entah sudah ia siapkan sebelumnya, Jordan begitu aneh melihat tingkah salah satu tamunya yang satu ini, Razel memang masih begitu muda untuk ia kencani,biasanya jordan lebih sering melayani para lelaki kesepian yang diatas rata rata usia 28 sampai dengan usia 35 tahunan,selain itu adapula lelaki yang siap dipenuhi kebutuhan nafsunya yang usianya sama dengan usia bapaknya sendiri, sudah banyak lelaki kesepian yang Jordan kencani,mulai dari yang berprofesi karyawan kantoran,sipil,dosen dan masih banyak lagi,dalam melayani tamunya Jordan tak selalu memandang apa,siapa dan bagaimana pekerjaanya, hanya satu tujuan Jordan yaitu memuaskan nafsu tamunya kemudian menerima upah dari apa yang di kerjakan Jordan.
Namun berbeda dengan Razel, ia begitu masih muda,tak ada aktifitas yang dilakukannya, kerja ?, kuliah ?, tentu tidak. Razel yang menceritakannya pada jordan. Lalu bagaimana ia bisa membayar upah untuk kencan bersama jordan malam ini, Jordan pun enggan untuk untuk bertanya kepadanya,sampai suatu waktu makin berjalan sehingga Jordanpun Menghampiri Razel yang berada di atas tempat tidur dengan tubuh tanpa sehelai benang.

TERJEBAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang