Chapter 10: Kandidat Legion

336 22 2
                                    

Braga merasa tersinggung. "Bagaimana mungkin dua gadis kecil seperti kalian mengalahkanku?"

Audri dan Riku tersenyum sinis, dengan mata yang memancarkan kekuatan mereka.

"Sepertinya kau belum mengenalku dan Audri," kata Riku dengan percaya diri. Braga tidak mengerti sama sekali apa maksudnya.

"Reputasiku dan Riku sebagai Hunter itu sama," ujar Audri mengeluarkan pedangnya.

"Kami dikenal sebagai Hunter yang berdarah dingin."

Braga terlihat tidak peduli soal itu. "Terus apa untungnya aku mengetahui itu dari kalian?"

Setelah Braga mengatakan hal itu, Audri langsung menjeratnya dengan rantainya. Dia menarik tubuh Braga, lalu perut Braga dihantam dengan senjata Riku.

*Bruakkk....

"Ugh..." erang Braga menerima pukulan itu. Zirah logam milik Braga memang melindungi tubuhnya dari tusukan tongkat tajam Riku, tapi tidak dapat dipungkiri serangan Riku membuat zirah di bagian perutnya sedikit remuk karena dihantam sangat keras.

"Bersyukurlah kau karena ada zirah keparat ini," ucap Riku tajam.

Audri lalu melompat ke atas, dan membanting Braga 180 derajat dengan rantainya.

*Jdaaarrrrr......

"Jangan remehkan kami," kata Audri. "Memang sudah sepantasnya kami sebagai Hunter memburu monster sepertimu."

Braga menabrak tanah dengan keras. Dia kembali berdiri meskipun menerima serangan seperti itu. Sudah dapat dipastikan dia lebih tangguh dari DEATH maupun Jager.

"Kau juga jangan remehkan aku," ujar Braga dengan suara berat. "Sebentar lagi, aku akan menjadi seorang Legion!!!"

Braga melompat ke arah Audri dan Riku. Dia mengayunkan senjatanya menuju mereka berdua.

*Dash....

Audri dan Riku menghindar, membuat senjata Braga mengenai tanah. Riku berlari untuk menyerang Braga. Dia bersiap menghunuskan tongkatnya lagi ke arah Braga.

"Mau melakukan hal yang sama?" ucap Braga.

*Sett....

Riku melompat ke atas Braga, dan mengarahkan tongkatnya menuju Braga. Dengan sigap Braga menangkis dengan senjatanya.

*Ctiinnggg......

Tongkat Riku dan senjata Braga bertabrakan. Dengan cepat, Audri menusukkan pedangnya ke perut Braga selagi Braga lengah.

*Tinnggg......

Lagi-lagi, zirah yang melindungi perut Braga remuk, dan semakin menjorok ke dalam. Audri menyerang dengan sekuat tenaga.

"Ah... Masih belum hancur," gumam Audri.

"Gadis berengsek." Braga memukul Audri hingga terpelanting ke belakang. Sedangkan Riku dipentalkan Braga dengan senjatanya.

"Audri, kau tidak apa-apa?" tanya Riku cemas.

"Aku baik-baik saja. Kita harus menyerangnya di satu tempat, yaitu perutnya. Dengan begitu perlahan zirah itu akan hancur dan kulitnya bisa kita lukai," ungkap Audri, rupanya dia sudah merencanakan ini.

"Aku setuju denganmu, tapi kelihatannya tidak mudah."

*****

*Tap... Tap... Tap...

Kapten Joe dan tim yang tersisa masih berlari menuju markas Legion.

"Apakah mereka berdua akan baik-baik saja?" tanya Lina ragu.

The Hunter: Strike BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang