11

102 8 0
                                    

Suasana kantin memang tidak pernah sepi ketika bel istirahat sudah mulai berbunyi. Semua murid berbondong-bondong datang untuk mengisi perut setelah mengikuti pelajaran yang menguras energi dan fikiran. Seperti ke-enam murid yang tengah menyantap makanan yang telah di pesan sebelumnya.

"Guys kalian mesti cobain ini bakso, di jamin ini bakso rasanya endol surendol takendol kendol." Celetuk Ojan tiba-tiba

Aldo yang mendengar kalimat hiperbola tersebut menarik mulut temannya dengan kesal. "Makan aja gausah banyak bacot!"

"Gue lagi ngunyah goblok!" Hardik Ojan

"Astagfirullah kasar kan aku jadinya. Tapi serius guys. Pas di gigit tuh rasanya kaya pecah gitu di mulut." Lanjut Ojan sambil menatap lurus ke kamera ponselnya

Acha memutar kedua bola matanya. "Telor kali ah pecah."

Diana, Tania dan Nila sudah bisa menebak kelanjutan dari perbincangan unfaedah yang ada di meja ini, Sedangkan Aldo menatap malas ke arah teman-temannya.

Ojan menunjuk ke arah Acha. "Neng Acha di larang komentar ya!"

"Lah gue ngomong sama mangkok, geer amat jadi manusia." Ucap Acha tidak terima

Ojan pura-pura tidak mendengar ucapan gadis itu, tangannya membenarkan letak ponsel yang sedari tadi ia taruh di meja. Cowok itu sedang live Instagram dan mereview bakso kantin yang memang di kenal enak. Memang urat malu Ojan sudah terputus sejak terputusnya tali ari-ari ketika ia lahir.

"Pokoknya dedek-dedek gemes yang mau masuk sekolah ini, jangan lupa cobain bakso urat mamang yahut. Murah meriah kenyang lahir batin pokoknya!"

Nila yang sudah geram membuka suara. "Jan mending minggat deh lo, sebelum gue guyur make kuah bakso!"

Ojan mendelikkan matanya, alih-alih menjawab ia malah fokus menatap layar ponselnya lagi. "Teruntuk dedek gemes, kalo nanti ada yang kena amuk kakak kelas kalian bernama Nila-la pooh dan kawan-kawannya kasih tau gue aja ya. Jangan takut. Babang Ojan siap membantu 1x24 jam."

"Ngerangkap jadi ketua RT lo?" Tanya Aldo sinis

"Yoi, tapi lebih ke selebgram sih gue." Jawan Ojan sambil cengengsan

"Cih sekuter kali. Selebriti kurang terkenal." Ucap Tania menambahkan

Sebelum adanya mulut-mulut jahanam yang mengatakan tidak-tidak tentang dirinya, Ojan langsung mengakhiri live instagramnya. Bisa jatoh pamornya karena ulah teman-temannya. Aldo menolehkan kepalanya ke samping, menatap Diana yang makan dengan wajah tertekuk.

Cowok itu menyenggol lengan gadis itu. "Diem aja, sawan lo ya ngeliat Ojan."

Diana menoleh dengan malas. "Brisik ah."

"Dih galak."

flashback

Diana mempercepat langkahnya ketika mengingat tujuan awalnya datang pagi ke sekolah. Iya, ia ingin mencari taperwer kesayangannya itu sebelum murid-murid keburu datang. Buru-buru ia mengecek meja satu persatu, matanya menelisik kolong meja maupun bawah bangku berharap barang berharganya itu ketemu.

Gadis itu tidak menyadari Revan sudah ada di dalam kelas. Bahkan sejak tadi matanya tidak lepas menatap Diana. Baru mereka berdua yang datang sepagi ini.

"Ck kan gak mungkin di ambil tuyul. Secara tuyul kan matre. Maunya duit kalo gak emas berlian." Gerutu si gadis kala itu yang masih bisa di dengar Revan

Cowok itu menahan senyumnya. Tidak habis fikir dengan isi otak Diana.

Diana mengedarkan pandangannya, seketika ia baru menyadari ternyata ada orang lain di kelas ini. Kakinya melangkahkan ke arah Revan. "Sejak kapan lo ada disitu?!"

The ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang