Jam sudah menunjukkan pukul 6.45 pagi. Seorang gadis masih terlelap karena semalam ia pulang pukul 3 pagi.
Gadis itu bernama Nadine Emily Smith. Ia adalah anak dari Henry Smith dan Adelina Soffie. Keluarga Smith adalah keluarga kaya dan terpandang.
Nadine tinggal sendiri di apartemen mewah milik keluarga Smith. Ia tidak tinggal di mansion milik Keluarga Smith karena percuma. Di mansion yang sangat besar itu hanya tinggal dirinya seorang.
Kedua orang tuanya sudah berpisah sejak dua tahun lalu. Nadine memiliki dua orang kakak, tapi kedua kakaknya berpencar sejak perceraian kedua orang tua mereka.
Jadi untuk apa Nadine tinggal di mansion mewahnya jika hanya ia dan para maid yang menempatinya .
Nadine menggeliat karena terusik sedari tadi alarm di ponselnya berbunyi. Ia mencari letak ponselnya lalu mengecek jam yang ada di ponselnya.
"ANYEEENNGGG SYALAN KAMVREDH GUE TELAT LAGI JIIRRRR MANA YANG JAGA SEKARANG SI BADAK BERCULA LIMA LAGI KYAAAAAA APA YANG HARUS GUE LAKUIN JIRRRR PIKIR NAD PIKIR!" Teriak Nadine frustasi sambil berpikir.
"Anjir kok gue malah mikir sih harusnya gue mandi kyaaaaa!" Nadine buru-buru berdiri dan berlari menuju kamar mandi.
Nadine hanya menghabiskan waktu sekitar 5 menit untuk melakukan ritual setengah mandi. Setelah selesai ia segera memakai seragam dan memoles wajahnya dengan make up tipis.
'Biar keliatan kalo gue mandi.' Batinnya saat memakai make up.
Setelah siap, ia segera berlari keluar dari pintu apartemennya. Baru tiga langkah di luar pintu, ia kembali teringat sesuatu.
"Tas gue mana?!" Pekiknya karena ia melupakan tasnya.
Nadine berlari lagi memasuki apartemennya. Ia segera mengambil tas yang ia tinggalkan di kamarnya.
Setelah mengecek semua telah siap, Nadine segera berangkat ke sekolah dengan Bugatti Veyron miliknya dengan kecepatan diatas rata-rata dan kadang menerobos lampu merah.
Perjalanan yang biasanya membutuhkan waktu 45 menit sekarang ia tempuh dengan waktu hanya 20 menit.
Dengan menyogok satpam sebesar 50ribu, akhirnya Nadine diperbolehkan masuk eh satpam itu. Lepas dari satpam, ternyata sudah ada badak bercula lima sedang menunggunya.
Nadine keluar dari mobilnya seraya memberikan cengiran andalannya yang pastinya tidak akan mempan pada badak bercula lima itu.
"Ehh ada Pak Radit, tambah ganteng aja Pak." Nadine mengedipkan sebelah matanya.
"NADINE EMILY! LARI KELILING LAPANGAN 5 PUTARAN!" Teriak Pak Radit.
Nadine tidak pernah memakai nama Smith lagi sejak kedua orang tuanya bercerai. Jadi ia hanya dikenal dengan nama Nadine Emily saja.
"Males ah Pak, gimana kalo lapangannya aja yang disuruh lari muterin saya?" Tawar Nadine.
"LARI SEKARANG NADINE!" Teriakan Pak Radit menggema.
'Poor my ears.' Batin Nadine yang kasihan dengan telinga cantiknya.
"Iya Pak iya. Dasar badak bercula lima." Gerutu Nadine tapi masih bisa didengar oleh Pak Radit.
"Apa kamu bilang?!" Pak Radit sudah naik pitam.
"Saya gak bilang apa-apa Pak, ciyus deh. Mungkin hidung Bapak lagi bermasalah jadi pendengarannya terganggu." Ucap Nadine polos.
"NADINE EMILY!"
"IYA PAK IYA JANGAN MARAH-MARAH TERUS NANTI TAMBAH TUA!" Teriak Nadine sambil berlari menuju lapangan dan menjalankan hukumannya mengelilingi lapangan.
"Astaga sabar sabar. Kok disini muridnya gak ada yang waras sih? Bisa struk mendadak saya." Ucap Pak Radit sambil menghela nafasnya.
Nadine menjalankan hukumannya sambil menggerutu. Memang ia hanya disuruh mengelilingi lapangan sebanyak 5 putaran, tapi walaupun 5 putaran, lapangan di sekolah itu sangat luas.
"Anjirr sejak kapan sih seorang Nadine mau jalanin hukuman? Mending gue ke lapangan basket liat suami masa depan gue latihan basket." Gumam Nadine lalu langsung berlari menuju lapangan basket.
Di lapangan basket, terdapat beberapa anak basket sedang latihan untuk lomba melawan sekolah lain. Terlihat Abelano sedang melempar bola ke ring dan bola itu masuk.
"KYAAAAA LANO SUAMI MASA DEPAN GUE KEREN KYAAAAAA!" Teriak Nadine yang membuat semua pasang mata menatap geli ke arahnya. Kecuali Abelano yang menatapnya jengah.
"Noh Lan, istri masa depan lo nyemangatin lo noh." Ucap Barra sambil tertawa bersama anak basket yang lain. Bahkan pelatih mereka ikut tertawa.
Abelano tidak menghiraukan teriakan Nadine. Ia membuang muka ke arah lain dan mulai mendribel bola basketnya.
Walaupun Abelano tidak menghiraukan Nadine, tapi Nadine tetap saja menatap Abelano dengan tatapan berbinar.
Sudah dua jam Nadine melihat latihan basket, ahh ralat bukan melihat latihan basket tapi melihat Abelano tapi ia tidak ada bosannya. Sampai seseorang menjewer telinganya.
"Ngapain lo disini cabe? Bukannya masuk malah liatin kembaran gue." Orang yang menjewernya ternyata adalah Abela, dan disamping Abela ada Friska dan Yova yang tengah terkikik melihat Abela yang sedang menjewer Nadine.
"Anjirr sakit kampret lepas nying kuping gue nanti copot ini." Ringis Nadine.
"Kuping lo gak bakal copot nyet, paling ilang sebelah." Ucap Abela santai lalu tertawa diikuti oleh ketiga temannya.
"Yee kampret lo pada." Nadine menjitak ketiga temannya.
"Syalan." Dengus Abela, Friska, dan Yova.
"Betewe lo pada ngapain disini? Gak belajar?" Nadine mengerutkan keningnya.
"Biasa Nad, Fisika." Ucap Friska.
"Tau tuh Ela ngajak kita bolos." Tambah Yova.
Nadine hanya menganggukkan kepalanya. Sedangkan Abela mengeluarkan cengirannya.
"Rooftop yuk?" Ajak Abela.
"Yuk." Ucap mereka bertiga serempak.
"Wait gue sebagai istri yang baik harus pamit dulu ke suami masa sepan gue." Nadine menarik nafasnya sebentar. Abela, Friska, dan Yova siap-siap menutup telinganya dan...
"LANO SAYAAANNGGG ISTRI MASA DEPAN KAMU INI MAU BOLOS DULU YA DI ROOFTOP. INI BUKAN AKU LOH YANG MAU, TAPI ADEK IPAR AKU YANG NGAJAK CIYUS DEH YAUDAH BHAY SUAMI MASA DEPAN." Teriak Nadine yang membuat semua orang yang ada di lapangan basket tertawa, kecuali Abelano malah mendengus dan mengabaikan Nadine.
"Anjir bego kita mau bolos lo malah teriak kek orang gila. Nanti guru pada tau nyet." Abela menjitak Nadine.
"Dosa apa kok bisa gue punya temen gak ada yang waras sama sekali." Yova memijit pelipisnya sambil menggelengkan kepalanya.
"Lo juga kaga waras bego." Friska menoyor Yova.
"Untung cuma gue yang waras disini." Ucap Nadine bangga.
"Lo?" Ucap Abela.
"Waras?" Tambah Yova.
"Hahaha." Tawa Friska.
"NGIMPI LO!" Ucap Abela, Yova, dan Friska.
"ANYENG KAMVREDH SYALAN BIADAB!"
TBC
HOLLAAAAAA NUNI YANG CANTIK NAN IMUT BIN KIYUT NONGOL BAWA COLD BOY NIH 💣💣💣💣💣💣💣💣💣💣💣💣💣💣💣💣💣💣💣💣💣💣
Ada yang nunggu cerita ini?
setelah sekian lama gue nunda buat nulis cold boy akhirnya kemageran gue berkurang dan gue nulis cerita ini juga bhahaha
Semoga suka sama part ini, vomment jangan lupa and seeya next part guys^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boy
Teen FictionNadine Emily Smith, Memiliki rahasia yang ia tutupi pada semua orang, termasuk pada semua sahabatnya. Pandai menyembunyikan kesedihannya didalam wajah ceria miliknya. Menyukai kakak dari sahabatnya sendiri, tapi sayang orang itu sangat dingin dan su...