"I miss you, Emy."
💣💣💣
"Ngapain lo disini?" tanya Nadine dingin.
"Pulang lah, ini kan rumah Abang juga." Orang yang menyebut dirinya sebagai 'Abang' itu tidak menghiraukan wajahnya yang memar karena ditonjok oleh Nadine serta ucapan Nadine barusan.
Orang itu segera memasuki rumah besar milik keluarga Smith dengan santainya. Ia meninggalkan Nadine yang sedang menahan amarah seraya mengepalkan kedua tangannya.
Nadine ikut masuk mengikuti orang itu, "Kenapa pulang? Masih inget punya adek disini, Alexander Riondra Smith?" Nadine tersenyum sinis.
Ya, orang itu adalah Alexander Riondra Smith, kakak Nadine yang kedua. Umurnya 20 tahun. Nadine juga memiliki satu kakak lagi yang bernama Rendy Reinandra Smith, umurnya dua tahun diatas Rio.
Grep
Rio memeluk Nadine erat, "Gak ada kata lupa buat kamu, Dek. Abang sibuk ngurus perusahaan Mami sama Papi, Bang Rendy juga sama. Kita juga terpukul waktu denger berita Mami sama Papi cerai. Kamu tau? Abang sama Bang Rendy nyoba buat ngalihin pikiran kita dari perceraian mereka dengan ngurus perusahaan mereka. Kita berharap kalo ngurus perusahaan mereka bisa buat stress kita hilang. Tapi nyatanya malah enggak. Kita malah semakin tertekan, bahkan Bang Rendy sampe masuk rumah sakit karna tenaganya terlalu diforsir buat perusahaan." apadah ini bahasanya gak banget -_-
Tes
Air mata Nadine menetes, dan semakin lama air matanya semakin banyak. Tahu jika adiknya menangis, Rio semakin mengeratkan pelukannya seraya mengelus punggung adik kesayangannya itu.
"Tapi kan masih ada Emy, Bang. Emy juga tertekan, Emy juga butuh kalian." Nadine memukul-mukul pelan punggung Rio.
"Makanya itu, Dek. Kita gak mau bebanin kamu. Kamu udah sedih waktu denger mereka cerai, kita gak mau nambah beban kamu kalo kita juga sedih. Oleh karna itu kita lebih milih nyibukin diri buat ngurus perusahaan mereka. Maaf Dek, maaf. Maafin Abang sama Bang Rendy." Rio sedikit melonggarkan pelukan mereka lalu menghapus air mata Nadine dan mengecup keningnya.
"Kalian jahat, Bang. Kalian jahat ninggalin Emy sendirian disini hiks. Emy serasa gak punya siapa-siapa lagi di dunia ini."
"Maaf Dek, sekali lagi Abang minta maaf, mulai sekarang Abang bakalan berusaha buat lebih perhatian sama kamu. Lagipula Abang juga bakalan tinggal di Indonesia karna perusahaan Mami yang di Amsterdam bakalan diurus sama orang kepercayaan Mami. Dan Abang sekarang ngurusin cabang yang ada di Indonesia. Jadi Abang bisa lebih merhatiin kamu lagi." Rio mengacak rambut Nadine.
Nadine yang mendengar jika Abangnya akan tinggal di Indonesia senang bukan main. Akhirnya ia tidak akan sendirian lagi.
"Beneran, Bang?" Mata Nadine berbinar.
"Iya, Nadine Emily Smith. Jadi Abang dimaafin nih?" Rio menaik-turunkan kedua alisnya.
"Gak mau sebelum Abang beliin Emy coklat sama es krim." Nadine memang tidak bisa marah pada kedua abangnya, ia sangat menyayangi kedua abangnya itu.
"Ok kita beli sekarang." Rio mencium kening Nadine lalu menariknya keluar dari rumahnya menuju motor sport milik Rio.
Pletak
Rio menyentil kening Nadine, "Udah berapa kali sih Abang bilang jangan suka make rok pendek ke sekolah, apalagi roknya 15cm diatas lutut." Rio melepas almamater Nadine lalu mengikatkannya di pinggang Nadine.
"Ini tuh lagi ngetrend, Bang. Abang aja yang kurang gawl alias gahol makanya gak tau trend anak sekarang." Rio memutar bola matanya malas.
Tanpa menghiraukan ucapan Nadine, Rio langsung menaiki motornya diikuti Nadine yang sudah duduk di jok belakang. Nadine melingkarkan tangannya di perut Rio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boy
Teen FictionNadine Emily Smith, Memiliki rahasia yang ia tutupi pada semua orang, termasuk pada semua sahabatnya. Pandai menyembunyikan kesedihannya didalam wajah ceria miliknya. Menyukai kakak dari sahabatnya sendiri, tapi sayang orang itu sangat dingin dan su...