Stupid Nadine

36.1K 2.3K 66
                                        

Nadine sedang diceramahi oleh Bu Riana, guru matematika karena nilainya yang sangat . Jika Abela benci dan payah di pelajaran fisika, beda dengan Nadine yang sangat anti dengan matematika.

"Kamu itu bla bla bla ...." Nadine masih setia mendengarkan sambil memutar bola matanya malas.

"Udah Bu? Gini sekarang saya mau nanya. Kalo kita kerja nanti, bakalan ada logaritma? Statitiska? Trigonometri? Peluang? Himpunan? Matriks? Dan kawan-kawan serta embel-embelnya?" Tanya Nadine dan dijawab dengan gelengan polos Bu Riana.

"NAH ITU MAKSUD SAYA!" Bu Riana terlonjak kaget karena teriakan Nadine, "Nadine Emily!" Nadine hanya mengeluarkan cengiran andalannya.

"Jadi menurut saya, palajaran itu aneh dan cuma nyusahin murid sama menghambat murid buat sukses. Ibu tau karena apa? Karena kalo misalnya kita bloon di pelajaran itu, terus pas UN dapet jelek dan ga lulus kan harus ngulang lagi. Murid jadi terlambat buat ngejar cita-cita mereka. Jadi intinya, pelajaran itu cuma membawa pengaruh buruk bagi para murid." Ucap Nadine sambil mengepalkan tangannya ke udara dan tak lupa dengan semangat yang menggebu-gebu.

Pletak

Bu Riana dengan senang hati menjitak muridnya yang menurutnya sangat idiot itu. Bagaimana bisa dengan gampangnya murid idiotnya berbicara seperti itu.

"Gak ada cara lain, kayaknya kamu harus punya tutor sebaya buat pelajaran matematika." Putus Bu Riana.

Brak

"OMG BIG NO! SAYA BISA GILA KALO GITU CARANYA!" Nadine refleks menggebrak meja dengan sedikit keras hingga menimbulkan bunyi yang cukup nyaring dan membuat Bu Riana kaget sekaligus ingin menelan Nadine hidup-hidup.

"Gini ya Bu, belajar sama Ibu aja yang cuma beberapa jam dalam seminggu aja udah buat otak saya ngebul sama perut saya mules seketika, apalagi harus punya tutor lagi Bu yawloh lelah hayati. Dd syedih dd ga bisa diginiin." Nadine seketika berubah menjadi drama queen jika sudah berhadapan dengan matematika.

Bu Riana memijit pelipisnya. Ia lelah menghadapi muridnya yang satu ini.

"Ibu gak mau tau pokoknya kamu nanti bakalan diajarin sama tutor sebaya. Nanti akan Ibu carikan tutor yang cocok buat kamu. Sekarang kamu keluar sana hus hus." Nadine melongo karena ia diusir seperti mengusir kucing.

"Ceritanya Ibu ngusir? Ok fix kita putus Bu, P.U.T.U.S. Ish yasyudahlah Nadine yang cantik nan imut bin kiyut ini mo minggat dulu, bhay." Nadine keliar dari ruangan sambil mengibaskan rambutnya ala-ala iklan shampoo.

"Mimpi apa saya semalem? Kok sekolah ini banyak banget spesies aneh macem itu anak." Bu Riana menggelengkan kepalanya.

Nadine berjalan keluar dari ruangan guru menuju kelas untuk mengambil tasnya yang masih tertinggal disana sambil cemberut dan menghentakkan kakinya dengan kesal. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana nasibnya nanti jika harus memiliki tutor. Bisa-bisa otak Nadine yang sudah ngebul malah jadi luber(?).

Sekarang sudah jam pulang, jadi bisa dibilang Nadine diceramahi oleh Bu Riana selama hampir dua jam penuh. Bahkan Nadine ingin sekali membakar ruangan Bu Riana karena saking frustasinya diceramahi oleh beliau.

Nadine berjalan dengan malas sambil menyeret tasnya menuju parkiran. Di parkiran hanya tersisa mobilnya dan beberapa kendaraan murid lain yang masih ada kepentingan di sekolah.

"Itu guru gak capek apa yak ngoceh terus dari tadi? Gue aja yang denger ampe mules-mules gitu. Apalagi dia? Gak ngerti lagi gue fix." Dumel Nadine sembari memasuki Bugatti Veyron miliknya.

"Di rumah pasti sepi gak ada siapa-siapa. Haha emang mau ada siapa di rumah gue? Gue kan gak punya siapapun di dunia ini." Ucapnya miris mengingat ia seperti tidak diakui keberadaannya oleh keluarganya.

Tes

Satu tetes air matanya jatuh untuk kesekian kalinya saat mengingat kehidupannya. Ia merasa tidak memiliki siapapun di dunia ini. Bahkan dulu ia sempat ingin bunuh diri karena frustasi. Orang tuanya bercerai, ibunya pergi ke Paris sedangkan ayahnya berada di Amsterdam. Kedua abangnya juga mengurusi kehidupan mereka masing-masing dan tidak memperdulikannya.

Nadine tinggal sendiri di Indonesia. Seluruh keluarganya ada di Amsterdam. Ia hanya dikirimi uang oleh kedua orang tuanya setiap bulan dengan jumlah yang bisa dibilang sangat besar untuk anak seusianya. Jika dari segi materi, Nadine memang sangat berkecukupan. Tapi soal kasih sayang, Nadine tidak memilikinya.

"Please deh Nad, lo udah biasa hidup kaya gini, jadi lo gak boleh sedih okay? Sekarang mending gue nemplok di rumah si Ela aja deh sekalian ngapelin suami masa depan. Oh Lano tunggu istri masa depanmu ini, Sayang." Nadine langsung menancapkan gasnya menuju rumah Abela.

Saat sudah sampai, Nadine memarkirkan mobilnya asal karena Nadine tidak bisa parkir dengan benar, alias miring parkirnya.fix ini sama banget kek nuni karna nuni gak pernah bisa parkir bener, alias selalu miring, bedanya kalo nadine itu mobil sedangkan nuni itu motor wkwk

Setelah selesai dengan parkir secara asal, ia langsung masuk ke kediaman Vataro tanpa mengetuk pintunya terlebih dahulu. Ia bahkan langsung nyelonong masuk sambil berteriak seperti orang yang tidak waras.

"HOLLAAAAA YUHUUUUU ASSALAMUALAIKUM BUNDA MERTUA. NADINE MENANTU IDAMANMU INI KAMBEK LAGI KEMARI DENGAN SEJUTA CINTA UNTUK ANAKMU YANG AMAT SANGAT TAMPAN TAPI KAYA ES BATU BERNAMA ABELAN-... WATDEPAK KOK KALIAN ...." Nadine melihat Abela dan Frans yang tengah bermain PS di ruang tengah.

Abela dan Frans terkejut karena melihat Nadine yang memergoki mereka tengah berduaan. Mereka bukannya takut hubungan mereka diketahui oleh Nadine karena ia bukan wanita yang ember, tapi Abela malas menjelaskan hubungannya dengan Frans karena pasti Nadine akan banyak tanya sampai ke-kepoannya hilang.

"Nad gue bisa jel-..." Ucapan Abela terpotong karena Nadine langsung berteriak.

"MAEN PS GA AJAK-AJAK GUE SIH? AH DD SEBEL SAMA KALIAN FIX." Nadine langsung duduk diantara Abela dan Frans lalu mengambil stik PS milik Frans dan memainkannya.

Abela dan Frans melongo, mereka saling pandang dengan wajah bloon milik mereka berdua. Mereka tidak habis pikir dengan Nadine yang bukannya terkejut dengan hubungan mereka, tapi malah marah karena tidak diajak main PS. Mau tak mau Abela melanjutkan bermain PSnya dengan lawan yang berbeda.

Sudah dua jam lamanya mereka bermain PS sambil bersanda gurau. Bahkan Nadine dan Abela sampai tidak sadar menendang Frans hingga jatuh dari sofa karena terlalu semangat dan serius bermain. Sedangkan Frans ingin sekali membuang kekasih dan muridnya itu di rawa-rawa.

"Wait wait wait, kok gue kaya ngelupain sesuatu. Tapi apa ya?" Ucap Nadine sambil berpikir. Abela dan Frans memutar bola mata mereka malas karena pasti otak Nadine yang lemot itu baru sadar.

1 menit

2 menit

3 menit

"KOK PAK FRANS SI GURU FISIKA YANG KATA ELA ITU EDAN BIN LAKNAT BIN LAKNAT, YAH WALAUPUN GUE JUGA BILANG GITU SIH SEBENERNYA, wait lupakan. KOK BAPAK BISA DISINI? KALIAN CAPARAN EHH PACARAN MAKSUDNYA."

TBC

HOLLLAAAAAAA NUNI YANG CANTIK NAN IMUT BIN KIYUT HIRRRRRR 💣💣💣💣💣💣💣💣💣💣💣💣💣💣💣💣💣💣

Lama banget ya nuni ga nongol di wp wkwk sekalinya nongol dikit banget apdetnya wkwk maapkeun dd

Maap yak gaes, nuni agak sibuk sekarang. Sebenernya mau buat cerita ini tuh sekitar beberapa minggu yang lalu, tapi ada aja halangannya 😂🔫

Ok sip udah ah cuap cuap cantik dari nuni

Semoga suka sama part ini, seeya next part guys 😘😘😘

-Murni Abiyati-

Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang