Nadine Bisa Sakit?

26.1K 1.8K 70
                                        

Saat ini jam pelajaran sudah berakhir. Nadine menunggu Abelano selesai rapat OSIS. Nadine sekarang sudah tidak membawa mobil lagi karena Abelano yang mau mengantar jemput Nadine.

"Gila! Lama banget sih terong-terongan gue. Lama-lama gue bakar nih ruang OSISnya," gerutu Nadine kesal karena harus menunggu. Padahal ia baru menunggu selama 5 menit.

Nadine orangnya memang paling malas jika urusan menunggu. Tapi jika menunggu Abelano, ia tidak akan bosan.

Beberapa menit kemudian terlihat Abelano dengan gaya coolnya berjalan ke arah Nadine yang tengah duduk di kap mobil, padahal rencananya Nadine ingin duduk diatas mobil Abelano tapi ia malas naiknya. Dan lagipula Abelano melarangnya.

"Lama banget sih, aku lumutan nih. Kalo aku item gimana? Kalo aku diculik terus di mutilasi terus daging aku yang cantik ini buat makanan ikan piranha di Danau Toba gimana? Kamu mau kehilangan pacar kamu yang amat sangat cantik nan imut bin kiyut ini?" cerocos Nadine tanpa henti.

Abelano menghela nafasnya, "Jangan ngaco deh, aku telat cuma 10 menit doang. Kamu aja yang lebay. Dan lagipula sejak kapan ada piranha di Danau Toba?"

Nadine memasang wajah idiotnya, "Lah? Di Danau Toba gak ada piranha? Iyakah? Mereka udah pindah? Kok gak bilang ke aku yak?"

'Sabar, Lan, sabar. Inget, otak cewe lo cuma seprapat. Jadi maklumin aja.'

Jika Hak Asasi Manusia tidak ada, mungkin Abelano sudah menguliti kekasih idiotnya itu. Ia harus memiliki stok kesabaran berlebih jika menghadapi Nadine yang kadar idiotnya melebihi kembarannya.

"Udah cepet masuk sana terus kita belajar." Abelano mendorong pelan punggung Nadine masuk kedalam mobilnya.

"Yah ketemu angka lagi deh gue," gumam Nadine yang masih dapat didengar Abelano.

Abelano tersenyum melihat Nadine yang tidak semangat jika sudah berhubungan dengan angka dan kawan-kawannya. Ia sangat suka melihat ekspresi Nadine yang menurutnya menggemaskan, apalagi Nadine memiliki wajah cantik, sangat cantik malah. Yah, walaupun otaknya memang hanya seprapat.

Mereka pulang ke rumah Abelano, dan Nadine meminta mampir sebentar di supermarket.

Nadine mengadahkan tangannya. Abelano menaikkan alisnya bingung, "Apa?"

"Kartu kredit. Gece aku mau beli es krim." Abelano mengeluarkan dompetnya lalu memberikan kartu kreditnya.

Abelano memang tidak masalah jika ia membayar apa yang dibeli Nadine. Malah Abelano melarang Nadine memakai uangnya sendiri. Sungguh enak hidup Nadine hiks Nuni juga mau 😭😭😭

Nadine mengambil kartu kredit Abelano dengan senang hati. Selagi bisa jajan gratis ya tidak mungkin ditolak.

Nadine memasuki supermarket. Ia segera mengambil es krim sebanyak-banyaknya. Tidak tanggung-tanggung, Nadine mengambil semua jenis es krim masing-masing 10 buah.

Beberapa menit kemudian Nadine menyembulkan kepalanya di pintu, "Lano!"

Abelano menoleh dan mengerutkan keningnya. Ia menghampiri Nadine, "Kenapa?"

Bukannya menjawab, Nadine malah menarik Abelano ke masir, "Nih, sebagai pacar yang baik harus bawain belanjaan pacarnya." Nadine memberikan kecupan singkat di pipi Abelano lalu langsung keluar dari supermarket meninggalkan Abelano yang melongo melihat 4 kantung plastik besar, dan semua itu berisi es krim.

'Sabar, untung sayang.'

Nadine menunggu Abelano di dalam mobil sambil memainkan ponselnya. Abelano memasukkan semua plastik berisi es krim ke jok belakang mobilnya.

Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang