Why?

30.7K 2.1K 48
                                    

"Yaudah Bu, saya mau jadi tutornya Nadine."

💣💣💣

"Bener kamu mau, Lano?" Abelano hanya menganggukkan kepala sebagai jawabannya.

"Ok jadwalnya terserah kalian rundingin bareng-bareng baiknya kapan, yang penting nilai Nadine minimal bisa sampe KKM."

"Iya Bu, kalo gitu saya permisi." Abelano meninggalkan ruangan sambil berjalan gontai.

Ia menghela nafasnya memikirkan bagaimana ia harus menghadapi Nadine yang nantinya pasti akan selalu berdekatan dengannya. Membayangkannya saja sudah membuat Abelano bergidik ngeri. Bisa-bisa Abelano struk mendadak jika harus terus berdekatan dengan makhluk spesies macam Nadine.

Tapi mau tidak mau Abelano sudah mengiyakan. Lagipula tidak mungkin juga Abelano harus menolak perintah gurunya. Jadi Abelano harus tahan menghadapi cobaan yang nanti akan dihadapinya.

Abelano segera menuju parkiran dan pulang ke rumahnya. Saat sampai di rumah, betapa malasnya ia sudah melihat Nadine yang tengah berdebat film apa yang akan mereka putar. Abela ingin menyetel film Tinkerbell sedangkan Nadine ingin film Naruto Shippuden The Movie.

"Cabe ih Naruto aja."

"Gue maunya Tinkerbell."

"Tinkerbell filmnya gitu-gitu aja gak asik. Mending Naruto dia punya jurus seribu bayangan terus orangnya jadi banyak."

"Enggak ih Tinkerbell bagus punya sayap terus bisa terbang."

"Naruto bisa jalan di air."

"Tinkerbell bisa buat benda-benda buangan jadi barang berguna."

"Naruto bisa ngalahin Pain sama bisa nempatin Kurama yang segede gaban di perutnya." Mereka tetap kekeh dengan pilihan mereka masing-masing.

Abelano menghela nafasnya melihat perdebatan mereka yang tidak ada habisnya. Jika dibiarkan terus-menerus mereka akan tetap seperti itu sampai malam dengan berujung tidak akan ada yang mereka tonton.

Karena sudah jengah dengan kelakuan Abela dan Nadine akhirnya Abelano turun tangan dengan mengambil kaset yang sedang mereka pegang. Nadine melongo karena kaset yang tadinya ia pegang sekarang sudah raib dari penglihatannya.

"ELA KASET GUE ILANG NYEDH PASTI ADA MAKHLUK HALUS YANG NYOLONG INI WEH. Mpok kunti, bang pocong, dan kawan-kawannya sekalian, tolong dong balikin kaset Nadine yang cantik nan imut bin kiyut ini. Kan sayang kasetnya baru Nadine beli dua hari yang lalu."

"Iya para makhluk halus yang tak kasat mata sekalian, itu kaset Ela juga baru beli dua hari yang lalu bareng curut satu ini. Nanti Ela kasih hadiah ngedate deh sama abang Ela yang ganteng tapi kaya es batu kalo kalian balikin kaset Ela."

Pletak

Nadine dengan senang hati menjitak Abela, "Enak aja, gue gak rela kalo suami masa depan gue ngedate sama para makhluk halus, nanti kalo mereka kecantol sama kecoganan dia gimana? Mending sama gue aja." Dumel Nadine.

"Ya kan siapa tau itu mpok kunti mau balikin kaset gue kalo gue iming-imingin mereka ngedate sama Ano."

Jika undang-undang tentang hak asasi manusia tidak ada, mungkin saat ini yang sangat Abelabo ingin lakukan adalah memutilasi mereka berdua dan memberi makan piranha di Danau Toba dengan potongan daging mereka berdua, karna cuma di cerita milik Nuni yang di Danau Toba ada ikan piranha.

"Kalian berdua bisa diem?" Abelano memasukkan dua kaset itu kedalam tasnya.

"Yah kok kasetnya diambil." Abela dan Nadine mendesah kecewa karena bisa ia tebak saat ini mereka tidak akan bisa menonton film karena kasetnya sudah diamankan oleh makhluk berhati es batu macam Abelano.

Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang