[Masa Lampau]

115 10 0
                                    

" Ya aku harus nyusul Nathan". Briani mulai bergumam dalam hati. Ia putuskan untuk pindah sekolah. Karena ia ingin memastikan bahwa Nathan masih ingat tentangnya."Ma.. Pa.. Aku pengen pindah sekolah ya. Udah gak betah." Tiba-tiba Briani memecah keheningan di meja makan."kenapa sayang?" tanya papanya dengan lembut. "Aku udah gak kerasan pa. Yaa pa yaa pliss.." Briani mencoba memohon. Dan diiyakan oleh kedua orangtuanya. "Maafkan aku Nat. Aku bakalan perbaiki semuanya. Tunggu aku Nat." Briani bergumam dalam hatinya. Briani memang masih mencintainya amat sangat mencintainya. Mereka putus dikarenakan orangtua Briani yang tidak menyutujui hubungan anak semata wayangnya tersebut.

2 tahun yang lalu
Tepat pada bulan Desember ini. Aku dengannya. Wanita yang amat sangat aku cintai kita ada didalam suatu ikatan.Yaitu pacaran. Bahagia sekali rasanya. Sudah bisa mendapatkannya. Ya wanita tersebut bernama Briani Deriyya. Dari namanya saja sudah cantik bukan? Iya dia sangat cantik,tegas dan perfectlah. Bagaimana tidak, dia adalah ketua OSIS di SMPku dan aku hanya menjadi wakil ketua OSIS. Suara yang aku dapat hanya berjarak 3 dengan jumlah suaranya. Betapa sedikitnya bukan?. Namun yasudahlah tidak apa. Briani membuatku menjadi diriku sendiri. Aku sangat menyayanginya. Sudah berjalan cukup lama, tiba-tiba Briani mengajakku untuk hadir dalam suatu acara si SMP kami. Kemudian aku langsung bergegas menuju sekolah. Terlihat dia yang sedang menungguku dengan mengenakan dress bermotif batik selutut, sepatu flat berwarna hitam. Tampak sangat anggun dengan dipadu kulitnya yang memang putih. Dan ia membiarkan rambutnya teruai lepas. "You look so beautiful." Nathan bergumam. Tanpa berpikir panjang ia langsung menemui gadis yang sangat ia sayangi itu. "Hai cantik" Nathan berhasil memecah lamunan Briani. "Nat.. Ada yang mau aku omongin. Tapi gak disini. Bisa?" Briani berkata dan terlihat ia entah kenapa sangat gugup seperti ada hal yang benar-benar serius untuk ia bicarakan. Nathan pun berjalan mengekori Briani. Tiba pada suatu tempat, yang jauh dari keramaian acara sekolah. Briani menghela nafas panjang kemudian berkata "Kita harus putus." begitu kalimat tersebut terucap dalam bibir manis Briani serasa menyayat hatinya. Seakan dia telah dihantam suatu benda berat di punggungnya. Hatinya sesak, kakinya lemah. "Kenapa?" serasa tak sanggup Nathan mengatakan sesuatu. "Orang tuaku tidak setuju. Dikarenakan kita berbeda agama Nat. Maafkan aku." Briani menjawabnya, ia tahu betul bahwa Nathan sangat terpukul atas keputusannya tersebut. Namun,ia tak bisa berbuat apa-apa. Matanya terasa panas,kakinya lemah. "Aku bakalan dateng kerumah kamu. Aku yang bakalan ngomong ke mama papa kamu ya. Aku mohon jangan putusin hubungan ini." Jawaban Nathan membuat Briani makin tak bisa menahan air matanya. Telah mengalir deras dipipi putihnya itu. Dengan sigap, Nathan menghapusnya dengan ibu jarinya. "Hustt.. Don't cry my dear." kata itu terucap dari bibir Nathan. "Gak bisa Nat. Kita harus putus." Briani kokoh dengan keputusannya. "Oke aku terima keputusan kamu." Nathan menerima dengan berat hati kemudian ia berjalan meninggalkan Briani. Sudah beberapa minggu dari keputusannya dengan Briani. Ia merasa sepi. Tak disangka, saat ia mengecek facebook mantannya tersebut, ia memiliki pacar baru. Kakak kelasnya sendiri. Ia merasa hatinya dicincang seakan sudah tidak berbentuk. Pecah sudah semua harapannya. Sirnah. Mulai sejak itu ia tak mempercayai wanita. Nathan pun juga berjanji tidak akan pacaran sebelum ia lulus sekolah.

Tiba di tempat Nathan menuntut ilmu. Briani segera menuju ruang guru. Namun ia datang di saat semua siswa sudah berhamburan untuk pulang. Tapi Briana cuek saja, walaupun ia sedang diliatin oleh siswa-siswa yang berlalu lalang disitu. Setelah ia menemui guru dan mengurusi administrasi, ia beranjak dari SMK tersebut. Namun, ia memutuskan untuk membeli minuman karena tenggorokannya yang terasa kering. Ia melewati suatu tempat yang sangat ramai. "Yak! Pantas saja ramai. Wi-Fi gratis." Briani bergumam dalam hatinya. Didalam perjalanan, ia merasa ada yang memperhatikannya dari jauh. Serasa tidak asing oleh tatapan tersebut. Briani rasa ia mengetahui tatapan itu. Tatapan yang sangat ia rindukan. Iya dia mantan kekasihnya. Nathan.

Haii haii lagi. Bagaimana? Masih mau lanjut? Vote yaa :)
Enjoyyy!

All Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang