[Pilihan]

99 8 0
                                    

Nathan tanpa berkedip dan tetap memandangi gadis tersebut. Yang sekarang makin mendekat ke arahnya. Gadis tersebut pun menatap matanya. Iya tatapan yang lama tak Nathan lihat. Ia sangat merindukan Briani, namun pikirannya selalu ada Windy. "Hai.. Lama tidak bertemu." kalimat tersebut keluar dari bibir Briani. Dan berhasil memecahkan tatapan Nathan dan membuatnya salah tingkah. "Aa..hmm..i-iya lama tak bertemu." Nathan serasa bodoh dihadapan Briani. "Aku juga akan bersekolah disini." kalimat tersebut, berhasil membuatnya terbelalak. Hatinya terasa sesak, bayangan masa lalunya masih menghantui pikirannya. Entah kenapa Nathan hanya mengangguk mendengar jawaban Briani. Melihat hal tersebut, hati Briani serasa hancur. Tak berbentuk. Merasakan ia kehilangan oksigen dalam hidupnya dan membutuhkan sesuatu untuk bisa membuatnya bertahan hidup. Seakan Nathan adalah Aurum (Au \ Gold) baginya. Ia memanglah sangat berharga. Dan Briani memutuskan untuk bersalaman dengan Nathan dan melangkah meninggalkannya. Nathan diam terpaku menatap punggung Briani yang berjalan meninggalkannya. "Ngeliatin siapa kak?." tampak seorang gadis tepat dibelakang Nathan duduk ikut memandangi Briani. Iya dia Windy. "Ehh.. Hmm.. Kapan datang? Mengagetkan saja." Nathan tetap stay cool dan menganggap hal tadi hanyalah mimpi. "Baru aja. Maaf." Nathan memperhatikan wajah Windy yang sedari tadi hanya tersenyum- senyum tidak jelas. "Gadis ini serasa tak ada beban." hanya pikiran itu yang tertanam dipikirannya. Nathan serasa bahagia mengenal gadis itu. Ia jadi bisa sering tertawa dan mengerti dirinya sebenarnya. Setelah cukup lama ia berbincang-bincang dan tertawa bersama Windy. Windy memutuskan untuk pulang dan Nathan pun juga.
Windy segera meletakkan tas dan segera berganti baju. Dirinya sangat lelah ingin rasanya ia keluar dari kenyataan yang sangat berat ini. Sekolah apa penjara ini kok nyiksa banget,hanya kalimat itu yang ada dipikirannya. Ia membuka ponselnya. Senyum bahagia terpampang diwajahnya. Seakan rasa lelah telah terbayar oleh pesan dari kakak seniornya. Yaitu Kak Nathan. Ia menjawab pesannya dengan cepat. Namun, tak lama ia tertidur dikarenakan matanya yang sudah tak kuat untuk hidup.
Nathan masih bersandar dikursi favoritnya. Ia sudah tahu bahwa Windy tertidur. "Kebiasaan Windy. Tidur gak ngomong-ngomong. Send" Nathan berbicara sambil mengetik sama halnya seperti yang ia bicarakan.

0856xxxxxxxx calling...

"Isshh! Ini siapa telfon malam-malam." dengan kesal Nathan memgangkatnya. Dia langsung terbelalak kaget mendengar suara yang tak asing lagi untuk didengarkannya. Suara yang ia rindukan selama ini. Nathan merasa bahagia. Serasa banyak bunga-bunga bertebatan dihadapannya. Entah wanita ini mendapatkan nomernya darimana ia sudah tidak peduli. Yang jelas ia sangat bahagia. Nathan mengobrol bahkan tertawa-tawa dengan wanita tersebut. Tak disangka waktu sudah menunjukkan pukul 23.56 . "Gak tidur Bri? Sudah malam." Nathan mengingatkan Briani untuk tidur. Ya dikarenakan sudah larut malam dan wanita tidak boleh tidur larut malam. Akhirnya Briani memutuskan untuk tidur dan mengakhiri panggilannya. Nathan masih tak bisa tidur. Dia tetap berkutat dengan otaknya.Ada 2 orang wanita menghantui pikiran Nathan. Briani dan Windy. Mereka sangatlah berbeda. Namun mereka selalu berhasil membuat Nathan tertawa lepas dan merasa nyaman. Nathan bingung harus memilih siapa diantara keduanya. Disatu sisi, ia ingin melupakan Briani dengan cara mendekati Windy. Namun, kenyataan terbalik. Malah ia sekarang lupa bagaimana cara yang pas untuk melupakan Briani. Malah ia terjerat kembali dengan cinta bayangan masa lalubtersebut. Yang ada dipikirannya sekarang hanya ada kebimbangan.

Bagaimana pemirsa? Para readers? Masihh mau lanjutt?? Vote duluuu..:)
Enjoyy!!

All Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang