[Penggemar Rahasia]

144 12 0
                                    

Nathan kembali menatap laptopnya. Sesekali ia memandangi ponselnya. Seakan ia menanti pesan dari seseorang. Ya memang benar Nathan menunggu pesan dari seseorang. Juniornya. Entah kenapa, hidupnya sekarang mulai ada dipenuhi segala tentang itu. Seorang gadis biasa yang tidak terlalu cantik namun dimatanya dia seorang gadis yang berbeda. Gadis itu bernama Windy.

Drrt..Drrt..

Ponselnya pun bergetar. Menandakan ada pesan atau bisa disebut dengan message. Terlihat senyum sumringah dari wajah manisnya. Kemudian ia segera menjawab pesan dari gadis tersebut dengan cepat. Walau dia sambil mengerjakan tugas yang ada di laptop kesayangannya. Tak lama ia pun mengahakhiri segala kegiatannya untuk tidur. Dikarenakan hari esok ia akan disibukkan dengan banyak kegiatan.
Hari ini, Nathan sangat suka dengan hari ini. Entah kenapa Nathan pun tidak mengerti. Mungkin karena dihari ini,hari jum'at selalu ada English Day. Didalam program itu, ada salah satu hal yang paling Nathan sukai. Semua murid disekolahnya bisa mengirimkan salam tanpa harus diketahui orang banyak namun diumumkan ke orang banyak. Nathan memiliki ide kalau dia memang harus menyampaikan pesan untuk Windy walau harus menyembunyikan namanya.Apa ini terlalu blak-blakan?. Hanya kalimat itu yang tersirat di otaknya.
Namun Nathan tetap ingin menyampaikan pesannya kepada gadis tersebut "Untuk Windy kelas sepuluh D dapat salam dari penggemar rahasianya." Nathan mendengar hal tersebut tersenyum lega dan kemudian berjalan menuju kelasnya sambil mengenakan headset yang tertempel di daun telinganya. Berbalik dengan Windy. Ia dan teman-temannya mulai bingung,salam dari penggemar rahasia? Windy mengambil kaca yang ada ditasnya dan melihat wajahnya,"Emang aku cantik ya kok sampai ada yang nge fans ke aku?" kalimat tersebut selalu ada dibenaknya hari itu juga.
Setelah sampai di kelas, Nathan kembali duduk dan mengambil laptopnya. "Woy..ngapain nat? Roman-romannya ada yang lagi jatuh cinta" sambil melirik kearah Nathan. "Enggak bro. Aku gak jatuh cinta. Jatuh itu sakit lho bro. Lha ini aku gak sakit malahan bahagia" sambil senyum-senyum dan tetap menghadap laptopnya. Percakapan mereka lanjutkan hingga Nathan mulai berkeinginan untuk menyatakan perasaannya kepada gadis junior tersebut. Dia sudah memiliki rencana matang dalam pikirannya. "Semoga berhasil". Kalimat yang terlontar dalam mulut Nathan seakan menyadarkan Dhani yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya. "Rencana apa bro?" dia menyakannya. "Gak kok bro.. Masalah OSIS" Nathan menjawab dengan santai sedangkan Dhani hanya mengangguk santai.

Bel pulang pun berbunyi. Semua siswa di sekolah tersebut berhamburan keluar kelas dengan tujuan yang berbeda. Nathan tak langsung pulang. Entah kenapa ia selalu suka disekolah tersebut. Mungkin dikarenakan Wi-fi. "Bro.. Wi-fi dulu ya. Pulang ati-ati" Nathan berpamitan pada Dhani. "Kerjaanmu than. Oke bro" Dhani menyalaminya kemudian berjalan menjauh meninggalkan Nathan sendiri. Kemudian ia bergegas untuk ke tempat yang menurutnya memiliki jaringan Wi-Fi kencang. Dia memang seorang pakar Wi-Fi. Dan pastinya Wi-Fi gratis.

Setelah tiba, ia menyenderkan tubuhnya sejenak sambil memejamkan mata. Suasana sudah tak begitu ramai malah nyaris sepi. Menurutnya, keadaan yang seperti ini dapat membuatnya tenang.
Pada waktu Nathan membuka tasnya, entah kenapa tangannya terhenti. Matanya menatap seorang gadis yang tak asing baginya. Dengan tatapan mata yang memiliki banyak arti. Tatapan Nathan tetap tertuju padanya. Iya padanya, gadis masa lalunya.







Haii haii lagi.. Singkat ya di setiap chapternya? Hhee iyya memang aku sengaja. Tapi keren gak? Masih mau lanjut? :)
So, enjoy!

All Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang