[Kepastian]

80 6 0
                                    

Sudah cukup lama Windy mengenal Kak Nathan. Banyak hal yang sudah ia lalui bersama seniornya tersebut. Namun sampai sekarang tak ada kepastian atas hubungannya ini. Apakah ini Friend Zone?. Windy masih belum mengetahui itu. Ia rasa, harus memastikan pada Kak Nathan. Dengan perlahan tapi pasti, ia berbicara melalui telfon. Merangkai kata sedemikian rupa. Dan Kak Nathan menjawab "aku juga sayang kamu Windy." kalimat tersebut membuat Windy tidak bisa menahan rasa bahagianya. Ia berteriak,tertawa dan sebagainya. Namun ia tak sadar, telfon belum dimatikan dan Kak Nathan masih setia mendengarkan teriakan Windy. Ketika Windy sadar,kemudian ia berpamitan untuk mematikan telfon dan diiyakan oleh Kak Nathan.
Nathan sangat bahagia, begitu juga Windy. Namun terlintas, "Briani?." Nathan menangkap sosok Briani. Mengapa Briani ada di kamarnya?, pertanyaan itu muncul dibenaknya. "Briani gimana kamu bisa ke-" Kalimat Nathan terputus, Briani sudah memeluknya. Memeluk seakan wanita tersebut menancapkan pisau ke dadanya. Nathan menangis ia tidak mengerti kenapa ia menangis. "Berbahagialah." setelah kata tersebut keluar dari bibir Briani. Nathan sadar bahwa Briani hanyalah bayangan. Namun kenapa terasa sangat nyata? Ini ada apa? Nathan mulai panik,firasatnya mulai tidak enak. Pasti ada apa-apa dengan Briani. Ya memang benar dugaan Nathan.

1 jam yang lalu

Briani memutuskan untuk menemui Nathan. Ia masih ingat betul desain,cat serta apa saja yang ada di rumah Nathan. Tak lupa, ia membawa makanan kesukaan Nathan "Sambal Goreng Petai" yaa Nathan memang sangat menyukai makanan tersebut. Ia mulai menyalakan motor maticnya mengendarainya menuju rumah lelaki yang ia sangat sayangi. Saat diperjalanan, ia serasa diikuti oleh 2 lelaki yang tak ia kenal. Mereka berboncengan. Nampak mencurigakan ia segera menarik gasnya lebih kencang. Dan mereka juga mengencangkan laju motornya. Briani mulai panik. Ia menatap terus kearah spion tanpa memperhatikan bahwa didepannya ada sebuat truk besar.

Brukk!!!

Suara tersebut terdengar sangat kencang. Semua pengendara mulai memarkirkan kendaraannya sembarangan dan menolong Briani. Tubuh Briani tergeletak tak berdaya. Darah telah mengalir di tubuhnya. Seakan nyawanya sudah tidak lagi tertolong. Kemudian ia dibawa menuju UGD. Sanak saudara telah menunggunya. Dan berharap Briani baik-baik saja. Tak lama dokter keluar "anak anda selamat." semua tersenyum bahagia. Dan segera menuju kamar yang telah ditempatin Briani. Tak lama, Briani sadar dan berkata pada kakaknya. "Berikan ini pada Nathan." belum kakak menjawab. Detak jantung Briani hilang. Sudah tak berdetak. Briani telah meninggal. Semua keluarga telah mengikhlaskannya.

Ting..Tong..

Bel rumah Nathan berbunyi. Kakak dari Briani datang dan membawa sebuah kotak hadiah untuk Nathan.














Hellloooooo mau next?? :)
Vote yaaa :D

All Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang