Briani POV
Pagi ini aku sangat bersemangat untuk ke sekolah. Karena gadis perusak itu sudah tidak ada disini. "Aaaa leganya". Aku menghela nafas lega.
Sesampainya di kelas, aku melihat sosok yang tak asing lagi. Lelaki yang aku sayang. Lebih tepatnya, mantan kekasihku. Serasa ada yang berbeda dari Nathan. Kenapa dia begitu muram?. Aku mencoba menyapa. Namun hasilnya, Nathan menjadi cuek bahkan super cuek. Dingin sekali. Yang tadinya aku tersenyum sumringah akhirnya pudar. Iya pudar dikarenakan sifat Nathan. "Kenapa Nat?". Aku memberanikan diri untuk menyapanya. Namun ia hanya menggelengkan kepala sambil tetap menghadap kebawah. entah ia melihat apa, yang jelas sekarang ia sangat menyeramkan. "Tau Windy?". Kalimat yang keluar dari bibirnya menyadarkanku dari lamunan. "Mana kutau". Aku menjawab sewot. Serasa tak suka dengan topik pembicaraan, aku memutuskan untuk meninggalkan Nathan menuju ke bangku lain.Sreegg
Pergelangan tanganku tertahan. Yaa tangan Nathan menahanku. "Mau kemana? Bisa tolong disini saja?". Mendengat hal tersebut, aku langsung tersenyum dan duduk kembali di posisi awal.
Hanya ada keheningan diantara dua insan tersebut. Hanya berkutat dengan pikiran masing-masing. Sesekali terdengar suara hembusan nafas Nathan yang berat. Membuat Briani mengerti bahwa lelaki tersebut menanggung beban yang cukup berat.
"Nat.." Suara Briani menyadarkan Nathan dari lamunannya tersebut. "Ya?". Hanya kata itu yang terlontar dari bibirnya. Briani mencoba mendekatkan dirinya lebih dekat dengan Nathan. Menggenggam erat kedua telapak tangan Nathan dan berkata, "Susul Windy. Aku sudah mengasingkannya ke tempat tersebut. Dan-" kalimatnya terputus karena ia memberikan sebuah kertas kecil kepada Nathan yang berisikan sebuah alamat. Windy mendekatkan wajahnya ke daun telinga Nathan sebelah Kiri. Dan berbisik "Aku membencinya karena aku mencintaimu. Kasus tabrak lari Windy, itu perbuatanku. Maafkan aku terlalu buta akan semuanya". Dan kemudianCupp
Briani mencium tepat dipipi kiri Nathan. Dan berjalan menjauh dari lelaki tersebut. Bodohnya, Nathan hanya diam mematung. Ia tidak percaya betapa teganya wanita tersebut. "Brengsek!". Kalimat tersebut keluar dari bibir Nathan yang membuat semua siswa menoleh kearahnya ya dikarenakan volume suaranya yang sangat kencang. Kemudian ia membaca kembali kertas yang diberi Briani. Ia memutuskan untuk tidak mengikuti jam pelajaran selanjutnya dan menemui Windy. Segera ia menggendong tas hitam dipunggungnya dan beranjak dari sekolah.
Cukup lama ia diperjalanan, akhirnya ia menemukan sebuah desa yang sama seperti ditulis dalam kertas tersebut. Dan yak! "Nomer 5. Ini rumahnya". Entah kenapa jantungnya berdetak dengan cepat. Nathan langsung memarkirkan sepeda motor kesayangannya itu didepan rumah Windy. Perlahan tapi pasti ia mengetuk pintu. Dan
Greekkk
Terbukalah. Tampak dilihatnya gadis yang amat sangat ia rindukan. Keduanya hanya diam mematung. Hanya saling melempar pandangan. Terlihat mata Windy sudah mulai memanas dikarenakan air mata yang sudah ingin mengalir deras. "Ada apa? Kenapa kamu kesini? Pergi sekarang!". Kalimat Windy tersebut membuatnya tersentak. Ia tidak pernah melihat gadisnya semarah ini. "Apa aku salah berada disini?" Nathan bergumam dan tetap memandangi gadis tersebut dengan tatapan yang bingung dan tidak percaya.
Windy POV
Aku bersandar dibangku favoritku. Dan memejamkan mataku sejenak. Nathan Renaldio. Seakan nama itu selalu menghantuiku. Ia pun menyalakan ponselnya. 67 pesan diterima. Banyak sekali. Aku bergumam dalam hati. Ia membuka satu persatu sms tersebut.
Dari : Kak Nathan
Windy.. Ketemu yukDari : Kak Nathan
Windy kemana?Dari : Kak Nathan
Windy kamu gak masuk kah hari ini?Dari : Kak Nathan
Aku merindukanmu :)Dan smsnya yang lain tidak kubaca. Tak lama, aku mendengar suara ketukan pintu. Dengan berjalan santai aku menuju ruang tamu dan membuka pintu. "Nathan?" hanya nama itu yang terlintas dipikirannya. Dan orang yang sangat aku rindukan sekarang berada dihadapanku. Didepanku. Nyata, bukan hanya mimpi. Ingin rasanya aku memeluknya dan melampiaskan segala kerinduanku. Namun ku urungkan niatku. Dan mengusirnya. Yahh mungkin itu lebih baik.
Sreegg
Nathan menarik pergelangan tangan Windy dan kemudian memeluknya dengan erat. Ia berbisik di telinga kanan gadis kesayangannya itu "Jangan pergi lagi". Windy tak bisa menahan air matanya and finally meneteslah.
Ia meluapkan segala kerinduannya. Dan bercengkrama, tertawa hingga larut dalam perbincangan yang tidak tau asal usulnya darimana.
Nathan menginginkan Windy untuk kembali bersekolah. Walau rumahnya sangat jauh, ia rela antar-jemput Windy. Demi gadisnya tersebut bersekolah. "Tapi, biaya? Ak-". Kalimat Windy dihentikan oleh Nathan karena jari telunjuknya telah melekat dibibir Windy. "Tidak usah khawatir. Aku yang akan menanggungnya". Setelah cukup lama meyakinkan. Dan akhirnya, Windy mengiyakan.Helooooo my readers!! Thanks ya uda dibaca.. Jangan lupa votenya juga yaaa.. Mau lanjut kan? Tunggu yaa.. :)
KAMU SEDANG MEMBACA
All Of You
RomanceNathan adalah seorang lelaki berparas tampan yang mendambakan cinta sejati kan datang. Ia percaya harapan. Ia selalu berusaha agar segala harapannya menjadi nyata. Untuk menemukan cinta yang sebenarnya. Walaupun harus jatuh ke dasar dan bangkit kemb...