[Hilang]

70 6 0
                                    


Semua sanak saudara menangisi kepergian wanita berparas cantik tersebut. Keluarga hanya tak menyangka mengapa secepat ini. Kakak Briani pun berangkat ke rumah Nathan. Ia memencet bel rumah Nathan tak lama,Nathan pun keluar. Tak disangka, Nathan langsung berkata "ada apa dengan Briani kak? Briani baik-baik saja kan?." kalimat tersebut seakan membuat dada Kak Frizi (Kakak dari Briani) merasa sesak. Air mata pun menetes "Briani telah meninggal Nat." Jawaban darinya pun sukses membuat Nathan terbelalak kaget, tak percaya. Kemudian ia memberikan sebuah kotak tak terlalu besar. Ia buka. Dan berisi gantungan kunci Serta ada secuil kertas kecil didalamnya. Ia membukanya dan surat tersebut berisi :

Nathan.. Bagaimana rasa Sambal Goreng Petainya? Lezat bukan? Aku memasaknya buat kamu. Semoga kamu suka hehe.. Aku menyayangimu Nathan.
Briani

Nathan semakin tidak percaya bila wanita itu telah meninggal. Nathan pun pergi ke rumah wanita itu bersama Kak Frizi. Kaki Nathan serasa lemas, tubuhnya bergetar. Ya memang benar ia sudah tiada. Nathan langsung masuk dan menemui Briani yang tidur dan tidak akan membuka matanya kembali. Nathan menangis, dan berkata "Mengapa kamu tinggalin aku Bri? Ak-aku tau aku salah ak-aku minta maaf." suara Nathan terlihat bergetar. Dibelainya wajah Briani yang telah pucat. Ia tidak peduli akan hal tersebut. Yang jelas Nathan masih menyayanginya.

Windy POV

Windy yang sedang asik mendengarkan musik. Entah kenapa ia teringat Briani. Kenapa dengan gadis itu. Ia mengambil kaca yang berada di tasnya. Namun, dikaca tersebut ia seperti melihat Briani. Ia berbalik badan. Dan Briani. Ini benar Briani. Windy bangkit dari duduknya dan belum ia mengucapkan kalimat, gadis itu telah memeluknya. "Maafkan aku Wind. Maafkan segala kesalahanku. Aku tidak akan mengganggumu lagi. Berbahagialah". Setelah kalimat tersebut terucap. Windy membuka lebar matanya yang sedari tado ditutup. Kemana Briani pergi?. Tak lama, ponsel Windy berbunyi.

Dari : Kak Nathan
Briani meninggal Win. Maaf aku tidak bisa mengabari beberapa hari ini.

Windy semakin bingung. Ia tidak percaya bahwa gadis itu telah meninggal. Ya meninggalkan semuanya. Dari dunia.

Sepeninggal Briani, ia tidak mengerti harus berbuat apa. Ia merasa risih dengan semua Gadis dimanapun berada. Ia mendiamkan Windy. Ia membuka ponsel. 10 panggilan tidak terjawab 34 pesan. Yatuhan mengapa banyak sekali? Nathan kemudian membukanya satu per satu. Pesan dan panggilan semua itu dari Windy. Entah kenapa Nathan beberapa hari ini menyampakkan Windy. Bukan bermaksud menyampakkan namun lebih tepatnya mendiamkan untuk sementara waktu. Sudah terhitung lama Nathan membuat hati Windy sakit,lelah dan mungkin ia sudah tidak bisa diginiin. Windy memutuskan untuk pergi dari Nathan. Tak lama, Nathan mendengar kabar bahwa Windy telah berpacaran dengan anak basket disekolahannya. Nathan kaget,marah,tidak percaya. Hal yang Nathan takutkan terjadi. Ia takut akan kehilangan gadis itu. Namun, yasudahlah ia telah kehilangannya. Ia mencari info siapa anak basket yang memjadi kekasih Windy itu. Dirasa sudah menemukannya, ia membuat janji untuk bertemu di gerbang belakang sekolah. Nathan sudah datang dan laki-laki tersebut sudah datang. Nama laki-laki itu Rezky. Ia juga junior Nathan. Ingin rasanya Nathan menghantam wajah lelaki itu namun ia urungkan niatnya. "Ada apa kak? Bisa tolong agak cepat? Aku masih ada urusan lain." Mendengar hal itu Nathan tersadar dari lamunannya. "Jaga Windy baik-baik." entah kenapa sehabis Nathan memjawab, Rezky mulai tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Haha.. Mana bisa aku menjaganya? Dia hanya kubuat mainan saja. Hanya untuk status." mendengar jawaban Rezky, membuat Nathan semakin geram. "Kenapa kamu melakukan itu?" nada bicara Natham terdengar santai namun ia merasa sakit di hatinya. "Aku ingin melihat kau terpuruk kak. Kau telah menyakiti seseorang yang aku sayangi. Dan lebih mencintai kakak daripada aku." jawaban anak tersebut sontak membuatnya bingung. Siapa gadis yang dimaksud?. "Iya Briani kak. Aku sangat menyayanginya." timpalnya. Mata Nathan terbelalak kaget. Ia tidak percaya. "Jangan sakiti Windy. Untuk Briani itu hanya kecelakaan. Berusahalah untuk lebih dewasa. Dan-" kata- kata Nathan terhenti.
BUKK!!!
Pukulan pertama mendarat dipipi kanan Nathan. Ingin rasanya Rezky menonjoknya hingga babak belur. "Ingat kak. Aku tak akan menjaga Windy. Bahkan aku bosan berbuat hal yang tidak kakak duga sebelumnya. Camkan itu!." Nathan mendengar itu semakin geram. Tangannya sudah mengepal. "Jangan macam-macam!." perkelahian terjadi. Entah darimana Windy yang mengetahui Nathan pingsan langsung menelpon ambulance. Tanpa memikirkan Rezky yang juga terduduk penuh lebam. Sesampainya dirumah sakit, ia menunggu Nathan hingga siuman. Lama sekali. Hingga ia tertidur dipinggir ranjang tempat dimana Nathan pun tertidur. Tak disangkan malam itu, ia siuman. Merasakan tubuhnya sakit semua. Ia menatap sosok yang tak asing lagi yaitu Windy. Ia sedang tertidur. Nathan menatapnya dalam-dalam. Nathan pun menyayanginya. Ia tidak ingin Windy menjadi milik siapapun. Namun ia juga menyayangi Briani.







Mauu lanjut? Vote yaaaa guys! Thanks :)

All Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang