-----------" Apakah masih ada kesempatan untukku? Kumohon kembalilah bersamaku. Hiks Hiks... "
Justin pun menghapus air mata Ariana lalu menarik Ariana kedalam pelukannya
" Terimakasih sudah menemuiku lagi... "
" Aku... " Justin menggantungkan jawabannya
" Aku memang masih menyayangimu, tetapi maaf. aku tidak bisa bersamamu lagi "
Tangis Arianapun semakin menjadi. dia melepaskan pelukan Justin dan menatap matanya dalam seakan mencari kebenaran disana
" Kenapa? kenapa kau tak ingin kembali bersamaku lagi? kenapa? "
" A- "
" Kamu sudah mendapatkan penggantiku? Hiks "
Justin mengangguk lemah
" Maafkan aku.. "
Ariana menghapus air matanya lalu tersenyum miris " Kamu tidak perlu meminta maaf, karna aku yang salah. seharusnya aku tidak meninggalkanmu begitu saja dan Seharusnya aku tau diri jika kamu pasti sudah melupakanku, kamu pantas mendapatkan yang lebih baik daripada aku. hiks "
Justin merasa iba dengan perempuan didepannya ini, dia menariknya kembali kedalam pelukannya " Sstt berhenti menyalahkan dirimu sendiri.. kamu tidak salah, kamu baik. niatmu untuk membantu ayahmu, namun pada saat itu waktunya tidak tepat karna bertepatan dengan keputusanmu itu, kamu juga menyakitiku "
Justin melepaskan pelukannya lalu menggenggam tangan Ariana dan menatapnya lekat lekat
" Aku tak apa dengan semua sakit yang kau berikan dulu, aku sudah melupakannya, dan sekarang aku sudah mengikhlaskanmu untuk bersama dengan orang lain, dengan lelaki yang baik yang bisa terus menjagamu.. berbahagialah dengan orang lain, dan lupakanlah cintamu untukku, jika kau pertahankan, maka itu akan terus menyakitimu, karna aku sudah mencintai orang lain.. dan kumohon satu.. Jangan pernah melupakan aku dan kenangan kita, karna aku tidak akan pernah bisa melupakanmu dan kenangan kita, karna kamu adalah hal terindah yang pernah kumiliki.. "
Tangis Ariana semakin menjadi jadi karna ucapan Justin. Justinpun mengecup dahi Ariana sangat lama untuk yang terakhir kalinya. Ariana merasakan dahinya sedikit basah saat Justin mengecupnya, ternyata itu adalah air mata Justin. Dia menangis untuknya.
" Memang sakit sekali mengikhlaskan seseorang yang pernah singgah dihati kita untuk orang lain, namun bagaimana lagi. kamu tidak boleh egois. semua itu untuk kebahagiaannya, yang tidak bisa didapatkan saat bersamamu "
-I------------
Waktu sudah tengah malam tetapi Justin masih tidak bisa tertidur karna isi kepalanya sedang memikirkan banyak sesuatu " Huuufff " ia melirik kearah sofa besar yang terdapat di kamarnya dan mendapati Harry yang sedang tertidur pulas disana. ia turun dari ranjang dan berjalan kearah lemari baju lalu membukanya dengan hati hati agar tidak mengganggu tidur Harry.
Tangannya merogoh rogoh seperti ingin mengambil sesuatu dari tumpukan baju yang paling bawah. setelah mendapatkan nya ia pun membuka pintu yang menuju ke balkon lalu merapatkan badannya di tembok balkon tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let The Game Begin
FanfictionSelena, seorang sahabat yang tidak rela jika sahabatnya, Kendall dipermainkan oleh seorang playboy brengsek yang bernama Justin. Menurut Selena, Justin adalah lelaki busuk yang suka memperlakukan wanita seperti mainan dan membuang mereka begitu saja...