1

105 5 0
                                    

Nabilla bulak-balik masuk BK dengan Dafa hari ini
Seperti biasanya mereka menjahili satu sama lain
Dan... mereka mendapat hukuman kembali

.

AKU mendengus kesal sambil memerhatikan dua kertas polio bergaris di hadapanku ini.
"Nabilla dan Dafa, masuk bk lagi, eh?" tanya bu Rika sambil mencatat sesuatu.

"Dafa yang memulainya, bu!" jawabku lalu Dafa pun menatapku tajam, "APA? Aku? Haha, tidak. Dia yang memulainya. Percayalah" ucap Dafa enggak mau kalah. Aku pun mencubit lengan-nya sampai ia menjerit kesakitan, sementara itu aku hanya tersenyum penuh kemenangan.

"Nabilla Maharanie! Hentikan!" ucap bu Rika yang membuat senyuman di wajahku menghilang, ia memijit pelipisnya sembari memejamkan matanya "sudah berapa kali ibu peringatkan kalian untuk berhenti menjahili satu sama lain dan membuat masalah lagi. Tetapi, mengapa kalian masih tidak mau menurut?" aku dan Dafa hanya terdiam "jujur saja, dengan begini mendingan kalian di DO saja agar satu sekolah damai" wah? Apa-apaan nih!

Aku pun segera bangkit tetapi Dafa langsung menarikku untuk duduk kembali, "mau apa kamu, hm? Melawan saya?" tanya bu Rika, aku menggeleng "eng--enggak bu, tadi saya cuman ganyaman aja duduknya" jujur saja, aku memang mau melawan bu Rika tetapi seketika nyaliku menciut saat bu Rika ngomong kayak gitu.

.

Akhirnya aku terbebas dari ruang BK, ya, aku sudah menjalani hukumanku. Telapak tangan kananku sudah mati rasa. Astaga, ingin saja aku membunuh bu Rika. Ia kejam. Sebenarnya ia guru BK atau anak didiknya hitler, sih?

"Woi! Melamun aja lo!" ucap Bianca "kantin yuk" ajaknya, aku menggeleng "lagi gak mood buat ke kantin, bi. Lu sendirian aja gpp 'kan?" Bianca pun mendengus kesal "kenapa lagi? Gara-gara Dafa?" tanya Bianca. Ya, ini bukan sekali nya moodku hancur karena setan yang bernama Dafa itu. "Ah astaga, bil. Gue bingung sama lo, sama Dafa juga. Emangnya kalian enggak capek gitu ngerjain hukuman terus-terusan?" aku pun tersenyum kecut "asalkan lo tau aja ya, gue capek, jujur gue capek. Tapi apa daya? Setan itu masih hidup dan terus-terusan ngusik hidup gue."

Bianca pun terkekeh "setan? Cowok 'most-wanted' disekolah lo panggil setan?" aku mengangguk "dia emang setan, bi. Tapi gue enggak habis pikir aja, kenapa dia bisa jadi most-wanted di sekolah kalau kelakuannya saja seperti setan" tiba-tiba saja Dafa datang dan menggebrak mejaku lalu tertawa puas "Apasih lo tiba-tiba dateng" ucapku cuek

Dafa pun tersenyum "fidz, gue pernah bilang kan ke lo yang 'ternyata-nabilla-si-cewek-most-wanted-di-sekolah-ternyata-anak-dajal'?" Hafidz pun terkejut tetapi pada akhirnya ia mengangguk

"Bi, yuk ke kantin. Gue jadi males di kelas" Bianca mengangguk, aku pun segera keluar dari bangku-ku tetapi Dafa menghalangi ku "udah Bianca, lu ke kantin ama Hafidz dulu ya. Nabilla nya gue pinjem 'sebentar'." ucap Dafa "em--baiklah"

Dafa pun mencengkram lengan ku, sontak aku langsung menjerit. "Ini maksudnya apa?" tanya-nya sambil memerlihatkan sebuah poster. Aku pun tertawa "Astaga jadi lu pernah ngompol dikelas? Omg" ia pun memicingkan matanya. "Cepet bantuin gue ngambil poster-poster sialan lo!" aku menggeleng "memangnya kenapa, eh? Bagus tau! Haha" tiba-tiba saja segerombolan gadis-gadis mengepung kami sambil membawa poster yang sama.

"Baby ku tidak mungkin mengompol! Mungkin kau yang mengompol, Nabilla! Haha"

"Astaga, jadi ini ulah lo? Parah ya"

"Baby, kita harus apa sekarang? Biar billa kapok"

Dafa menggeleng, "sudah-sudah, enggak apa-apa." tetapi gadis-gadis pengikut setan itu tetap saja ricuh dan mengancamku "LU SEMUA MASIH MENGANCAM NABILLA DAN MENGHINA NYA, GUE GAK SEGAN-SEGAN BUAT LAPORIN LU SEMUA KE RUANG BK ATAS NAMA PEMBULIAN!" bentak Dafa. Ap--apa? Dafa baru saja membelaku? Yang benar saja!

Wait, ternyata ia benar-benar membelaku, gadis-gadis itu pun seketika berhamburan keluar kelas ku. Diikuti oleh Dafa.

.

Love?Where stories live. Discover now