16

25 3 0
                                    

Hari pertamaku masuk sekolah lagi setelah sakit. Aku tidak begitu semangat pagi ini karena dadaku terasa sakit, tetapi aku tidak akan memberitahu ibu akan hal ini. Aku tidak ingin membuat dirinya khawatir.

"Bila turun, yuk. Ibu sudah nyiapin sarapan buat kamu." ucap ibu dari balik pintu kamarku. "Iya, bu. Bentar lagi." Aku mengambil kaus kaki berwarna hitam dari laci dan segera memakainya. Setelah itu aku turun kebawah dan melihat ada Dafa sudah menungguku bersama ibu. Aku mengambil sepatuku dan memakainya lalu aku duduk berhadapan dengan Dafa. Aku melahap santapan pagiku sampai habis. Lalu aku meminum susu yang telah ibu tuangkan kedalam gelas milikku.

"Hari ini kamu berangkat bareng Dafa, ya." ucap ibu. Aku mengangguk lalu kami pamit dahulu kepada ibu.

..

Semua mata tertuju padaku dan Dafa. Tangan kami tergenggam sembari berjalan menyusuri koridor. Banyak wanita yang berbisik-bisik. Sebenarnya ada apa? Aku merasa risih akan hal seperti ini.

"Ya tuhan! Mengapa Dafa bisa bersama wanita tersebut? Enggak mungkin!"

"Mereka jadian? Nggak mungkin banget dah."

"Nggak cocok!"

Aku yakin Dafa bisa mendengar semua ucapan para gadis dibelakang kami tetapi ia masih bersikap seolah tidak ada apa-apa. Kami berdiri di ambang pintu kelas, "ini kelasmu, nah wanita berambut brunette itu sahabatmu. Ia Bianca." Aku mengangguk, "Yasudah, aku tinggal, ya? Tar istirahat jangan lupa ke kantin." Lalu ia pergi meninggalkanku. Aku berjalan memasuki ruang kelas dengan canggung, kaki ku sedikit gemetar karena lagi-lagi semua mata tertuju padaku.

Wanita berambut brunette yang dimaksud Dafa tadi menghampiriku dengan antusias dan segera memelukku, "omg, bil. i miss you so so so much!!" Aku terkekeh. "Lo duduk dimana?" Tanyaku sembari mencoba memperbaiki situasi yang canggung ini.

Lalu dia membawaku ke bangku pojok kanan. "Taro tas lo disini, ada yang mau gue bahas." Ucapnya. Aku menuruti perintahnya. Apakah dia benar sahabatku atau mungkin musuhku?

Kami pergi ke kamar mandi. Ia sedari tadi berjalan bulak-balik dihadapanku. "Lo tau, enggak? Lo jadi perbincangan semua murid disini!" Aku diam. Apa? Perbincangan?

"Jadi pas lo sakit, Dafa sering banget bolos sekolah demi nemenin lo." ucapnya. Apa? Ia membolos demi aku? Idiot.

Aku menutup wajahku dengan kedua telapak tangan ku. "Kenapa dia bisa nekat gitu, sih? Itu sudah..berlebihan!" Bianca terkekeh, "demi cintaaaa."

Aku membelalakan kedua mataku, "apabanget dah." Bianca tertawa “Iye, serah lo aja.” ucapnya. “Lo tau enggak? Selama lo sakit, orang-orang tuh pada nyariin lo.” aku hanya mengangguk. “And then?” tanyaku. Dia membelalakan matanya. “Lo tuh ya, baru aja masuk sekolah udah bikin gue kesel! Dah ah, gue mau ke Nathaniel dulu. Babayy!” aku terkekeh. Hmm, ternyata aku beruntung juga, ya, memiliki sahabat sepertinya.

Aku mengeluarkan buku harianku beserta pena. “Hari ini, hari pertama aku masuk sekolah setelah sekian lamanya aku tidak bersekolah. Excited? Hmm, tidak juga. Ini masih pagi dan aku sudah merindukan tempat tidurku yang super duper nyaman! Aku rindu boneka baymax yang sering kupeluk tiap malam. Aku rindu semuanya! Aku jadi tidak sabar untuk kembali dari sekolah! Lots of love, Nabilla.” aku tersenyum lalu menutup buku harianku.

“Billa!”

Aku pun langsung berbalik kebelakang, “Masih hidup aja, lo!” ia pun terkekeh. Loh, dia siapa?

Aku menggaruk tengkuk-ku. Agak canggung rasanya. “Lo enggak ingat gue?” tanya-nya. “Emang lo siapa?” tanyaku. Ia tampak terkejut “Gue? Orang ter-tampan di kelas ini! Lo gak ingat sama sekali?” aku menggeleng “Gue kehilangan beberapa memori..”

Love?Where stories live. Discover now