15

30 2 0
                                    

Seminggu kemudian, Nabilla sudah diperbolehkan keluar dari rumah sakit. Ia sudah mulai mengingat ibu, kakak, dan tempat tinggalnya. Berita bagus, bukan? Sayangnya, ia masih belum bisa mengingat “lelaki” tersebut.

..

Aku terbangun dari mimpiku dengan keadaan gelisah. Siapa laki-laki tersebut? Mengapa dia terus-menerus mengatakan “Aku cinta kamu”? Aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Tetapi, terlihat dari postur tubuhnya kalau dia seorang lelaki yang digemari para wanita. Ahh, mengapa semua ini terasa janggal bagiku?

"Billa.." panggil ibu dari luar kamar
"Ya bu?" Tanyaku lalu membuka kan pintu untuk ibu. Lalu ibu masuk kedalam.

"Makan dulu, yuk?" Ajaknya. Aku mengangguk, "Aku cuci muka dulu. Tar aku susul ibu kebawah." Ucapku lalu ia tersenyum.

"Baiklah, ibu tunggu dibawah, ya." Lalu ia pergi dari kamarku sembari menutup pintunya. Pikiranku terus tertuju pada sang lelaki di dalam mimpiku. Apakah dia kekasihku? Mengapa dia selalu ada di pikiran dan mimpiku? Mengapa dia selalu menghantuiku?

Aku melangkah masuk ke dalam kamar mandi lalu segera cuci muka dan gosok gigi. Setelah itu, aku turun kebawah dan melihat ibu sedang mengobrol dengan seor–yatuhan! Postur tubuhnya sama seperti lelaki yang kumaksud tadi!

Mereka melihat kearahku. Lalu sang lelaki tersenyum, "Hari ini kita makan bareng Dafa, ya." Tunggu.. Dafa? Lelaki tersebut bernama Dafa? Lelaki yang selalu menghantuiku itu bernama Dafa? Atau.. bisa jadi lelaki yang kumaksud tadi itu bukan dia. Ahh entahlah.

Aku menghampiri mereka lalu duduk berhadapan dengan Dafa. "Jadi gimana kondisi lo sekarang?" Tanya-nya. Aku memotong telur dadar menjadi beberapa bagian lalu melahapnya satu per satu.

"Kondisi gue?" Dia mengangguk sembari mengunyah telur dadar miliknya. "Udah membaik kok." Ucapku. Dia tersenyum.

Dafa tampan juga, sudah pasti kalau dia terkenal di sekolah.

"Billa.." panggil ibu, aku segera menengok kearah ibu. "Apa, bu?" Tanyaku

"Itu Dafa nanyain, kok nggak dijawab?" Tanya ibu. Hah, dia nanya apaan?
"Bukannya tadi udah dijawab, yah? Memang nanya apalagi?" Aku nanya balik sembari memandang Dafa. Dafa dan ibu langsung tertawa.

"Keliatan banget gak nyimaknya." Ucap Dafa. Lah? Ganyimak gimana?

Aku meminum segelas jus jeruk dengan perlahan-lahan agar tidak tersedak. Lalu, aku langsung membersihkan mulutku dengan tissue. Aku segera bangkit dari tempat duduk ku dan segera pergi ke kamar tetapi Dafa langsung mencegatku. "Mau kemana?" Tanya-nya. Tangan hangatnya memegang pergelangan tanganku. Yatuhan, jantungku berdebar sangat kencang sekarang!

Aku segera melepaskan cengkraman tangannya. "Mau ke kamar." jawabku. Ia segera menarikku keluar. "Ih apaansih narik-narik!" Ucapku sembari memukul-mukul tangannya.

Dan secara tiba-tiba, Dafa memeluk diriku.

Dafa
Memeluk
Diriku.

Iya, dia memeluk diriku.

Ia menarik tubuhku ke pelukannya dan membenamkan wajahnya di bahuku.

Sangat hangat. Rasanya sangat hangat. Aku bisa merasakan hembusan nafas yang terasa hangat di bahuku. Aku bisa merasakan jantungnya berdegup kencang.

Lalu, dia mengucapkan 3 kalimat yang selalu diucapkan lelaki di dalam mimpiku.

"Aku cinta kamu."

Iya, dia mengucapkan kalimat tersebut pas di telingaku. Membuat jantungku berdegup lebih kencang lagi. "Aku cinta kamu, bil. Aku baru sadar kalau aku cinta sama kamu. Aku baru sadar kalau aku benar-benar cinta sama kamu. Aku ucapin sekarang karena aku takut aku nggak punya waktu untuk ngucapin ini ke kamu. Kejadian yang membuat kamu masuk ke rumah sakit buat aku takut kalau aku nggak bisa ngucapin ini ke kamu. Karena, siapa yang tahu batas umur kita selain tuhan?" Aku benar-benar merasakan cinta dari dirinya.

Tetapi, ingatanku tentangnya belum benar-benar pulih.

"Kamu nggak perlu mikirin apa-apa dulu. Kamu belum inget aku sepenuhnya, 'kan? Yang penting perasaan aku udah lega sekarang. Aku udah nyatain ini ke kamu." Ucapnya lalu melepas pelukan kami. Terasa awkward.

Dia menangkup pipiku dengan kedua tangannya lalu menatapku. "When it comes to you baby I'm addicted. You're like a drug, no rehab can fix it." ucapnya. Aku tidak kuasa menahan senyum dan semburat merah di pipiku. Ia mencium pipi kiriku lalu berbisik, "aku cinta kamu dan selamanya akan begitu."

Rasanya, yatuhan.. aku ingin menjerit sekarang juga. Tetapi, tidak mungkin kalau aku menjerit di depannya.

"Aku pergi dulu ya, sayang. Nemenin Nathan beli vape." Apa? Sayang? Barusan Dafa memanggilku “sayang”? Ahh gila, manis banget ni cowok.

Aku mengangguk, "yaudah, hati-hati yah." Ucapku. "Iya, salamin ya ke mama mertua dan–sampaikan juga rasa terimakasihku padanya." Mama mertua? Nggak salah, tuh?

"Buat ajakan makan bareng tadi? Iya ntar gue salamin." ucapku dengan gaya “sok cuek” padahal di dalam hati, yah, kalian juga tau lah.

"Bukan."
"Lalu?"
"Terimakasih telah melahirkan cewek secantik dirimu. Haha!" ucapnya lalu tertawa kecil, "yaudah, aku pergi dulu, ya! Awas jangan kangen. Soalnya kata Dilan, rindu itu berat." Aku tertawa atas tingkah lucunya. Lalu ia pergi menjauh dariku. Aku segera masuk kedalam dengan senyum di wajahku. Aku benar-benar bahagia hari ini!

Aku segera berlari menuju kamarku dan segera menutup pintunya. Aku mengingat-ingat kembali kejadian tadi. Terimakasih, yatuhan.

Ponselku berdering, ada nama Dafa terpampang jelas di layar ponselku. Aku segera menerima telephone tersebut.

"Apa?" Tanyaku
"Kangen, nggak?"
"Nggak." Jawabku
"Kenapa? Aku aja udah kangen." Astaga, sialan juga cowok satu ini. Bikin aku terbawa perasaan terus!
"Kok diem?" tanyanya
"Hmm." Aku tidak tau mau jawab apa. Lelaki sialan satu ini membuatku kehilangan kata-kata.

"Ehh udah lampu hijau, aku jalan lagi ya, byyyy. Dadaahhh."
"Dahh." Lalu aku menutup sambungan telephone nya.

Belum lama dari perbincangan kami di telephone tadi, ada 1 pesan masuk darinya.

Dafa- macett byyyy😞💜

Me- macet dimana?

Dafa- dijalann
Dafa- eh bentarr
Dafa- mau nelp Nathan dulu
Dafa- takut belum bangun dianya
Dafa- tar kalau udah selesai telp si Nathan, aku telp kamu lagi, ya
Dafa- nggak kuat nihh kangenn💜💜
Dafa- dadahhh sayangg😘💙💙

Aku takut kalau nantinya dia memainkan perasaanku. Aku takut kalau akhirnya dia menjatuhkan diriku. Aku takut.

Me- iyaa dadaahhh☺

Tetapi, aku harus positive thinking kepadanya. Ah, yatuhan, kenapa perasaanku jadi nggak karuan begini?

Aku menyetel lagu Sober milik Dj Snake. Lalu berlindung di bawah selimut sembari memeluk boneka pony milikku.

Come on tell me do you want me? Do you need me like a drugs need money?

.

Love?Where stories live. Discover now