martabak telor

8.1K 247 2
                                    

Kini aku sudah ada di rumah, bukan di rumah bunda nya bang rio. Di rumah ini aku sangat kesepian, karena bang rio kuliah mengejar skripsi milik nya, dan nindy juga ada di rumah mama.

Ah kenapa tiba tiba aku pengen makan martabak telur ya!! Emm seingat ku di daerah kampus ada yang jual deh, dan rasanya lumayan enak. Tapi aku nggak mungkin minta sama bang rio, yang ada nanti malah dia ketinggalan kelas lagi. Aku berpikir sejenak dan taraaaa aku ada ide!!

Ku telefon saja Tata, ku rasa tak akan masalah. Telepon tersambung.

"hallo, ada apa dengan??"tanya nya to the poin.

"lo bisa ke sini nggak??" tanya ku padanya

"aduh emang kenapa sih, lagi males nih gua, udah terlanjur pw  di kampus" katanya

"ahh Tata,, gua lagi kepingin martabak telur deket kampus. Pliss lo ke sini ya beliin gue" rajuk ku.

"ah elah elu mah ngidam nya ngrepotin gue mulu" katanya frustrasi.

"alah tata lu kan sobat terbaik gue, ayo lah pliss!!" kata ku memohon, ya harus bagaimana lagi aku udah kepingin banget.

"iye deh iye, ini gue lakuin demi calon keponakan gue, supaya dia nggak ileran, kan kalo dia ileran jadi nggak elit" katanya panjang lebar dan langsung menutup sambungan secara sepihak.

Senyum ku pun terukir. Dan langsung meletakkan ponsel di atas sofa.
.
.
.
Tok tok tok.

Ah itu pasti Tata. Aku pun langsung menuju pintu dan benar saja itu Tata.

"masuk" kata ku mempersilakan Tata masuk dan mengambil kalo kantung plastik dari tangannya yang ku yakini adalah martabak pesanan ku.

Uhh rasanya tidak sabar untuk melahap martabak telur yang nampak menggiurkan ini.

Aku langsung pergi ke dapur untuk menyiapkan martabak itu ke piring dan mengambil makanan ringan untuk teman nonton film korea bersama Tata.

"nih di makan, di rumah gue nggak ada apa apa, maklum kan gue sama bang rio belum ke supermarket belanja bulanan." kata ku menyodorkan makanan ringan.

"ya nggak papa, btw ini cuma makanan ringan doang?" tanya Tata sambil menaik turunkan alisnya.

"terus apa lagi tadi kan gue udeh bilang, belum belanja bulanan" kata ku bingung

"woy lu nggak peka banget sih, masa cuma makanan ringan doang, minum nya mana?? Lo mau gue mati muda gara gara keselek keripik ini terus mau minum nggak ada!! Heh gue belum nikah cuy gue masih pengen nikah dan memberikan cucu buat emak bapak gue" cerocosnya panjang lebar.

"hehe,, kalo masalah minum lo ambil sendiri noh di dapur, buka aja kulkas nya, pilih apa yang lu pengen minum. Emang lu nggak kasihan melihat gue bolak balik ke dapur."jawab ku sambil mengelus perut ku yang sudah membuncit. Ini adalah alasan paling jitu nan ampuh haha...

"isss lo mah, dasar menyebalkan!! Nggak pengertian banget sama tamu" cebik nya yang langsung pergi ke dapur.

Tak lama kemudian ada yang mengetuk pintu. Ku berjalan menuju pintu dan langsung membuka pintu tersebut.

"assalamualaikum" salam nya

"waalaikumsalam, eh abang udah pulang?" tanya ku padanya. Dan mencium punggung tangan nya takzim.

"iya tadi cuma ada satu kelas" jawab nya yang merangkul ku masuk ke dalam rumah.

Setelah itu bang rio langsung menuju kamar, aku yang malas untuk mengikuti nya ke kamar karena sungguh kaki ku sangat lah pegal. Jadi aku duduk saja melanjutkan nonton film korea lagi. Eh ngomong ngomong Tata mana ya .

Bang rio turun dari tangga menghampiri ku. Di saat bersamaan Tata juga muncul dari arah dapur.

"loh loh kok ada di sini sih ta?? Sejak kapan datang kok gue nggak tau!!" tanya bang rio pada Tata.

"iya nih kak, tadi di suruh bumil yang lagi ngidam martabak telor.. Ya jadi gue mau nggak mau harus turutin kemauan bumil, soalnya gue nggak mau keponakan gue iler

The Best Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang