Farel sudah nangkring di atas motor, lalu menyeringai lebar ketika Rara baru saja membukakan pagar.
"Pagi, sist. Gimana jadi order?" celetuk Farel saat Rara baru saja naik ke atas motornya.
Dengan gemas, Rara menjitak kepala Farel yang tidak memakai helm. Farel meringis kesakitan. Soal jitak menjitak dan cubit mencubit, Rara lah jagonya!
"Tadi mama nanyain, tuh. Kok tumben lo gak ikut ngerecokin kita sarapan."
Farel langsung memakai helm, dan memberikannya juga pada Rara. "Hehe..., senangnya punya mertua yang perhatian."
Rara mendengus, "Huuu! PD amat! Dasar tukang mengkhayal! Udah ah, yuk, berangkat."
Farel tak menjawab, ia hanya tersenyum kecil.
***
Wajah Myta berbinar, saat melihat Rara yang baru saja masuk ke kelas. Dia bahkan sampai berlari dan memeluk Rara dengan sumringah. Farel yang ikut masuk langsung menatap Myta dengan aneh.
"Myta apaan, sih?"
"Tau Myta apaan, sih? Gue aja belum pernah peluk Rara kayak gitu," celetuk Farel yang membuat Rara merona. Ia jadi ingat kejadian semalam, saat dirinya memeluk Farel dengan erat. Rara memilih mengabaikan ucapan Farel. Malu!
"AKHIRNYA LO MASUK JUGA! GUE KANGEN TAU!"
Rara tersenyum kecil, lalu ia menjitak pelan sahabatnya itu, "Ta, yaelah, lepasin. Kayak gak ketemu setahun aja lo sama gue."
Myta terkekeh, lalu memandang Farel, ia baru sadar kalau ada Farel. "Ngapain lo anak curut?"
Farel yang merasa ditatap langsung memutar bola matanya, "Yee, gue kesini mau anter Rara. Jangan kepedean. Yaudah, gue masuk ke kelas ya, Ra. Dadah... baik-baik, ya? Jangan nakal di kelas," ucap Farel yang lalu mengacak poni Rara dengan gemas. Membuat wajah gadis itu memanas. Ia malu karena sekarang semua teman sekelasnya tengah menatap mereka.
Rara mendorong tubuh Farel, "Udaah sana lo masuk kelassss."
Farel tertawa melihat reaksi Rara, ia keluar kelas dengan senyum yang merekah. Selepas kepergian Farel, kelas menjadi riuh.
"Anjir! So sweet amat!"
"Gue yakin kalian itu gak mungkin cuma sahabatan!"
"Ra, PJ lah!"
"Udah, Ra. Jadian aja! Cowok kayak Farel itu idaman banget, tauk! Udah ganteng, suaranya juga bagus banget!"
Rara jadi malu setengah koid. Padahal mereka sudah biasa seperti ini, tapi, tetap saja kalau di goda seisi kelas, imannya bakal goyah.
"Tuh, liat! Mukanya Rara merah banget kayak pantat panci!" ini Rani yang nyeletuk.
"Bego! Pantat panci mah, gosong!" timpal Tommy yang membuat seisi kelas jadi tertawa geli. Myta juga ikut-ikutan tertawa, Rara acuh tak acuh menanggapi candaan teman-temannya itu. Dia hanya tertawa kecil.
***
Di setiap sekolah, pasti ada saja cowok pembuat onar, pembangkang guru, sarang penyamun, pasti ada saja. Yang pintar penuh prestasi juga ada, karena sekolah tanpa mereka-mereka tidak akan seru! Rara jadi ingat, dengan salah satu anak kelas XI-6 yang bernama Rakha. Dia adalah pembuat onar yang selalu menggemparkan seantreo sekolah. Ada saja kelakuan yang membuat guru jengkel. Dia ganteng, dan jago olahraga. Namun, Rara bukan lah salah satu cewek beruntung seperti film atau novel yang ia baca. Yang akan dikejar-kejar oleh pembuat onar sekolah. Bukan. Rara tidak seberuntung itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintapuccino; A Cup Of Love
Novela Juvenil[DI REVISI SETELAH ENDING] Keyra Amalia Putri, sangat suka sekali dengan cappuccino. Ia bahkan merasa sudah kecanduan. Rasa pahit dan manis yang ia rasakan, tak jauh beda dengan kisah hidupnya. Gadis yang aslinya pendiam ini, selalu menyembunyikan s...