Chapter 23

4.3K 500 32
                                    

"Kau sudah sadar, Selena?" Pertanyaan itu menyambutku ketika aku membuka mataku perlahan. Aku menoleh ke sumber suara dan mendapati seorang wanita cantik dengan atribut tengkorak--kalung dan gelang--tersenyum ramah kepadaku.

"Si-siapa kau?" tanyaku dengan suara serak.

Wanita cantik itu mengambil gelas berisi cairan berwarna hijau lantas memberikannya kepadaku. "Minumlah, kau akan merasa lebih baik setelahnya."--Aku menatap gelas itu dengan ragu-- "ini hanya ramuan biasa, tidak perlu takut." lanjutnya.

Aku mengambilnya, mengendus sesaat sebelum akhirnya menyeruputnya sedikit. Tidak ada rasa, tawar seperti air.

"Habiskan."

Aku meliriknya sekilas dari balik gelasku, senyum manisnya terlukis di bibirnya. Aku menegak minuman aneh itu hingga habis lalu mengembalikan gelas kepadanya.

"Namaku Lara. Kalian bertiga terluka cukup parah, aku menemukan kalian tergeletak pingsan di tepi Black Forest sehingga aku membawa kalian ke desaku, Wadsworth."

Keningku bertaut saat aku mengingat kejadian yang kami alami. "Dimana kedua temanku?" tanyaku dengan nada cemas.

"Mereka baik - baik saja, kau pingsan lebih lama dari pada mereka, Selena, tapi aku senang melihat lukamu sudah menutup sempurna."

Melihat wajah bertanyaku, Lara kembali tersenyum. "Oliver dan Dean menunggumu di luar sana, kau akan segera bertemu dengan mereka, tenang saja."

Aku menunduk dan menyentuh perutku yang beberapa waktu lalu tertembus sulur akar, tidak terasa sakit sama sekali. Sepertinya lukaku sudah sembuh total. Aku menoleh ke belakang saat mendengar suara seperti gumaman dari kejauhan.

"Kau mendengarnya?"

Aku mengangguk. "Apa itu?"

"Sebuah ritual yang kami adakan untuk memperkuat perisai pelindung desa kami. Kekuatan ratu berkembang dan bertambah kuat setiap harinya. Kegelapan menyebar ke seluruh negeri dengan cepat, hutan - hutan yang dulunya indah kini tertelan oleh kegelapan. Perang berkecamuk dimana - mana dan tidak lama lagi kekuatan sang ratu akan bangkit sepenuhnya, aku bisa merasakan itu." jelasnya sambil menerawang jauh.

"Siapa kalian sebenarnya?" tanyaku penasaran.

Lara menoleh ke arahku. " Ikutlah denganku dan kau bisa melihatnya sendiri." Ia mengulurkan tangannya untuk membantuku bangkit berdiri.

Aku meraihnya dan berjalan mengikutinya keluar rumah--lebih mirip pondok menurutku--mataku menangkap atribut tengkorak tersebar dimana - mana mulai dari tengkorak kepala hewan dengan tanduk besar, hewan dengan tanduk kecil, hewan tanpa tanduk. Dan aku juga melihat beberapa tengkorak kepala manusia, aku berkidik ngeri, tempat apa ini sebenarnya?

Aku mengedarkan pandanganku ke sekitar, penduduk desa ini menunduk hormat saat kami melewati mereka, sekilas aku melihat kalung dan gelang yang mungkin berjumlah sepuluh menghiasi leher dan kedua tangan mereka dan semua itu dari tengkorak.

"Selena!" Aku menoleh dan mendapati Dean berlari kecil ke arahku lantas memelukku erat, aku terkekeh kecil.

"Aku baik - baik saja Dean," ucapku.

Aku menoleh ke belakang saat mendengar langkah kaki, Oliver. Ia juga memelukku. "Aku senang melihatmu baik - baik saja." Ia melepaskan pelukannya dan tersenyum padaku.

"Tempat apa ini?" bisikku padanya.

"Selamat datang di desa Wadsworth, Selena putri Griselda." Seorang wanita tua dengan tongkat tengkorak dan hiasan kepala berupa tengkorak kepala hewan bertanduk yang ia pakai seperti topi, berjalan dengan senyum ramah lantas mengangguk hormat.

Ljosalfar : The Light Elves Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang