Kami tenggelam dalam tarian yang menggelegak, tubuh kami menyatu dan terpisah diiringi sambaran keras pedang. Percik-percik api berhamburan, cahaya sihir merah keoranye-an dan hitam memelesat begitu lincah saling memburu dan memusnahkan. Hingga tercipta ledakan-ledakan yang memekakkan telinga.
Aku mengabaikan rasa nyeri dari pundak kananku akibat sayatan dalam yang kudapat dari si penyihir kegelapan, entah kapan aku sulit memastikannya. Phizo mendesakku ke sudut benteng, berdecih ketika aku berkelit pergi. Dia hendak menjebakku ke sudut, dimana bayanganku akan mudah ia kendalikan.
Pedang kami berdentang, baja menjerit, memercik, dan bergesekan. Aku menggeram seiring tiap hantaman yang semakin kuat dan kuat. Dia memang lawan yang sulit dikalahkan, terlebih dengan pengalaman bertarung yang dimilikinya.
Pedang kami berputar, Phizo terlihat berjuang melawan serangan ganasku. Satu tebasan mengenai perutnya,
penyihir kegelapan itu melolong kesakitan. Seketika itu juga aura hitam membumbung di sekeliling tubuhnya, membentuk seekor gagak raksasa yang lantas menyerangku.Aku meneriakkan mantra sambil menyilangkan Eclypse—pedang kembarku; sihir segel berupa perisai muncul menahan serangannya. Kakiku terseret mundur beberapa langkah jauhnya, sebelum akhirnya mantraku menghancurkan gagak tersebut.
Dengan napas terengah-engah, peluh mengalir ke pipi, iris hazelku menemukan si penyihir kegelapan itu masih berdiri, hanya saja dengan tubuh membungkuk, darah merah kehitaman merembes dari sela-sela jemarinya.
"Sudah kuduga mantra itu tidak bisa langsung membunuhmu. Tetapi, kurasa cukup melumpuhkan," ucapku, dengan nada puas yang membuatnya mendengus kesal.
Di suatu tempat, telingaku menangkap suara ledakan yang diiringi oleh jerit kesakitan ratusan manusia dan gelak tawa bangga para penyihir kegelapan. Ada pula suara lolongan kemenangan para monster. Bau kematian kian pekat setiap detiknya seperti asap kebakaran yang membuatku sesak.
Sekilas tatapanku beralih ke langit kelam, sinar bulan mulai tampak sedikit meredup seakan sinar hidupnya mulai memudar. Bayangan hitam perlahan membayangi sang rembulan layaknya suatu penyakit.
"Dalam perang ini, berapa lama mahkluk fana selemah mereka mampu bertahan?"
Phizo berkata dengan ringan. Tubuhnya mulai sedikit lebih tegap, darah sudah berhenti mengalir dari luka sayatannya. Kerut di dahinya memberitahukanku bahwa mantra kecilku yang kurapal pada kedua bilah pedangku cukup berhasil membuatnya merasa sakit luar biasa. Peluh masih tampak membasahi dahi dan lehernya."Kami semakin kuat seiring meredupnya kehidupan sang rembulan, dan ketika cahaya terakhirnya menyinari Midgard, seluruh mahkluk fana akan musnah. Itulah takdir yang pantas untuk mereka!" Aku merasakan kebenciannya yang begitu menggelora bagaikan lava panas.
Tatkala jemari Phizo jatuh di samping tubuhnya, kulihat luka sayatan di perutnya masih menganga mengerikan. Tetapi, luka-luka hasil dari pertarungan kami lainnya seperti di dahi, lengan, pipi, dan dadanya, semua sudah menutup sempurna tanpa meninggalkan bekas.
Kemampuan penyembuhan dirinya bekerja lebih cepat dari pada milikku.Sayatan di pundakku memang sudah tidak nyeri lagi, tetapi luka itu masih dalam proses pemulihan (luka yang mulai menutup). Sedangkan, lukaku di lain tempat masih meninggalkan bekas.
"Dengan membuka Gerbang Davel, kalian bukan saja memusnahkan eksistensi manusia, tetapi juga Midgard," sahutku tajam.
Iris merah Phizo berkilat penuh kebencian, gelapnya langit seolah turun menyelimuti tubuhnya dengan hawa dingin. "Mungkin seharusnya Midgard tidak pernah diciptakan."
Sekali lagi kami terkunci dalam tarian mematikan. Kami bergerak dalam keserasian kasar yang mencegah satu sama lain untuk menang. Aku tidak ingat berapa lama waktu kami bertarung. Waktu seolah terlelap saat pedang dan sihir terjaga.
Eclypse terasa semakin berat di tanganku. Namun, aku menolak untuk menyerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ljosalfar : The Light Elves
FantasySebuah penyerangan dari mahkluk mitos; Ogre, membuat kakak beradik ini pergi meninggalkan desa untuk menyelamatkan diri. Namun, sekelompok pengejar berhasil menangkap dan membawa mereka ke suatu tempat yang tidak pernah terbayangkan oleh mereka. Te...