Love is Like a Snowflake

941 90 15
                                    


Second Chance
Genre : Romance , Drama
Rate : T+
Pairing : ChanStal
Part : 2/?
Warning : Straight, Miss Typo(s)
Summary : Dia hanya bisa merenung ketika menyadari segala kesalahannya. Tidak, perasaan itu terlalu menyalahkan kebodohannya sendiri. Lalu sekarang, apa yang dia dapat? Ada dua hati yang mungkin akan ia sakiti. Namun, jika ia terus diam dan membiarkan segalanya berjalan tanpa tindakan berarti, ialah yang akan lebih tersakiti. Hingga saat ini, dia hanya bisa menyalahkan keputusan bodoh yang pernah ia ambil. Mungkinkah, mungkinkah ia akan mendapat kesempatan untuk memperbaiki segalanya di saat ia ingin kembali menata kisah cintanya?
Disclaimer : Saya hanya meminjam nama dari mereka. Ini hanya sebuah fanfiction dari fans untuk fans dengan kemampuan menulis yang standar-standar saja. Jadi saya membuatnya berdasarkan imajinasi. Not alowed to bashing the cast or other, please! UNLIKE DON'T READ!
Music : Love Is Like a Snowflake by Xiah Junsu (JYJ)

"Joesonghaeyo," ucapnya lirih. Krystal meraih map berwarna hijau yang tergeletak bersama handbag-nya. Perempuan cantik itu mulai membuka map tersebut secara hati-hati. Ah, karena cahaya kamarnya yang redup membuatnya harus menyipitkan mata. "Oppa, aku akan menutup telponmu jika kau terus di-am ..," nada bicara Krystal semakin merendah di akhir kalimat setelah ia membaca nama yang tertera di lembar putih itu.

Park Chansoo.

"Soojung-yah, aku ingin-"

"Oppa, aku benar-benar minta maaf. Besok aku akan menghubungimu lagi. Sampai jumpa," Krystal memutus sambungan telpon itu secara sepihak, melempar ponselnya ke sembarang tempat setelah memencet tombol merah. Dengan gerakan tergesa-gesa perempuan itu menekan tombol lampu, lalu kembali memfokuskan pandangannya ke map yang ia pegang.

Name : Park Chansoo

Date of Birth : Seoul, June 17th 2012
Status : Own Child

Father's Name : Park Chanyeol

Mother's Name : Kang Seulgi (Park Seulgi)

...

Krystal berdesis tidak suka, pandangan perempuan itu beralih pada foto seorang anak yang tertempel tepat di pojok kanan atas. Foto seorang gadis mungil dengan pipi chubby, bibir plum yang lucu, dan juga dua mata foxynya.
"Chansoo-ie .."

~~~OOO~~~

Perempuan berbalut mantel berwarna merah tua itu berjalan seorang diri di tengah trotoar jalan. Jam baru saja menunjukkan pukul tujuh, tetapi perempuan itu telah berangkat ke tempat kerjanya. Di telinga kirinya terpasang headfree yang tersambung dengan ponselnya. Dari beberapa menit yang lalu, Krystal terlihat berbicara seorang diri-lebih tepatnya berbicara dengan orang yang mengangkat telponnya di seberang sana.

"Oppa, pagi ini kau tak perlu menjemputku," suara Krystal terdengar begitu lirih, terucap bersamaan dengan uap air yang berhembus dari kedua belah bibirnya. Krystal mempererat lilitan scraft-nya, menggoyang-goyangkan tas kardus yang ia tenteng.

"Waeyo?" sahut lelaki yang menjadi lawan bicara Krystal.

"Aku sedang ingin berjalan kaki," kepala Krystal merunduk, seulas senyuman terlukis di kedua belah bibirnya. Bohong, kenyataannya perempuan itu berbohong tentang alasan yang baru saja ia lontarkan.

"Aku bisa menemanimu," lelaki itu tetap bersikeras. Jelas saja seperti itu, Sehun tidak suka jika membiarkan Krystal berjalan seorang diri di keramaian jalan. Krystal adalah wanita lugu yang cantik, bisa gawat jika ada orang iseng yang menggodanya.

Krystal kembali tersenyum, "Tidak. Tidak perlu seperti itu .." Penolakan lembut itu terlontar dengan gelengan kepala.

Suasana menjadi hening selama beberapa detik, tetapi setelah itu terdengar suara hembusan nafas berat Sehun. "Kalau begitu, biarkan aku menjemputmu siang nanti."

Second Chance (ChanStal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang