6

455 42 4
                                    

Hawa dingin di pagi hari akibat rintik air hujan yang turun memang tidak enak, mengganggu konsentrasi belajar. Hal ini yang dirasakan Bintang. Kantuk pun menyerang, ditambah lagi ini mata pelajaran yang membosankan. Kimia. Sebenarnya Bintang tidak pernah bosan belajar hanya saja untuk mata pelajaran yang satu ini ia tidak begitu suka. Diliriknya Reno yang sedang konsen mengerjakan soal tanpa peduli dengan keadaan sekitar.

Lalu jemari Bintang yang lentik terulur ke punggung tangan Reno dan mengelusnya. Reno sedikit terkejut dan menoleh. Alisnya terangkat seakan mengisyaratkan "Apa"  namun Bintang hanya menggelengkan kepala dan tersenyum. Reno fokus kembali pada soal yang dikerjakannya. Bintang melihat arloji nya. Kurang 10 menit lagi jam mata pelajaran ini selesai.

Tidur sebentar lumayan nih. pikirnya

Kemudian ia menyenderkan kepalanya di pundak Reno dan mata nya terpejam.

***

Reno's pov

Aku terkejut ketika ada jari lentik Bintang yang mengelus punggung tanganku. Aku menoleh dan menaikkan alisku seraya bertanya "Apa" padanya. Namun ia hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum.

Kulanjutkan mengerjakan soal yang tersisa dan tiba-tiba saja kepala Bintang menyender di bahu ku. Ku lirik dia dari sudut mataku. Ia terpejam, sepertinya dia mengantuk akibat hawa dingin pagi ini. Biarlah, lagipula kurang 10 menit mata pelajaran ini selesai. Dan sepertinya Bintang sudah selesai mengerjakan soal latihan ini. Dan benar saja, lembar jawabannya sudah terisi penuh. Tumben aja dia mau mengerjakan soal kimia, biasanya dia ogah dan menyontek punyaku.

Jam pergantian mata pelajaran berbunyi, pak Dito menyuruh murid untuk mengumpulkan tugas yang dikerjakan tadi. Aku meminta tolong Lala untuk mengumpulkan pekerjaanku dan Bintang.

"La, minta tolong kumpulin"

"Emang gabisa ngumpulin sendiri?"

"Bintang tidur di bahu gue"

"Dasar mesum"

"Apaan si"

"Udah mana sini"

"Nih, thanks ya"

Pak Dito berdiri, matanya tertuju kepenjuru kelas. Langsung saja aku membuka buku paket kimia dan mengangkatnya hingga menutupi wajah Bintang yang tertidur. Pak Dito termasuk guru disiplin, ia tak segan-segan menyuruh muridnya keluar kelas dan membersihkan wc kalau ketahuan tidur di kelas.

"Ok anak-anak jam saya sudah selesai, saya perimisi. Selamat pagi"

Uh untung saja pak Dito tidak curiga pada Bintang. Setelah pak Dito keluar, ketua kelas memberikan informasi

"Hari ini pak Hasan izin, jadi kita disuruh ngerjain halaman 156 sampe 160 trus dikumpulin" ucap Raden

Kulihat Bintang masih saja terpejam. Ia tertidur pulas sekali jadi tak tega untuk membangunkannya tapi biarlah tak apa, kukerjakan saja tugas nya.

20 menit berlalu aku sudah menyelesaikan tugas pak Hasan. Bintang masih saja tertidur. Tiba-tiba sebuah ide terlintas di otak ku. Aku mengambil handphone dan membuka kamera. Langsung ku potret wajah Bintang yang sedang tertidur pulas. Hasil jepretanku lumayan baguslah, kumasukan kembali handphoneku ke saku celana.

Kugeser kursi agak mendekat ke Bintang dan kupindahkan kepalanya ke dadaku. Biar dia tertidur didadaku, sepertinya itu lebih nyaman ketimbang harus tidur di bahu. Kemudian aku menyibukkan diri dengan membaca buku. Sesekali Bintang menggeliat.

***

Bintang's pov

Kring!! Kring!!

Aku mendengar bunyi bel, perlahan ku buka mataku. Aku tertidur rupanya, tapi ada yang aneh dengan pemandangan ini. Ini seperti dada bidang Reno, tapi perasaan aku tadi tidur di bahu Reno bukan di dada nya. Atau jangan-jangan Reno yang mindahin, sontak wajahku memanas dan pipi ini merona.

Cinta RenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang