15

340 25 8
                                    

Malam ini agenda SMA Pelita adalah api unggun. Disana ada sesi pembagian hadiah game tadi siang, ungkapan kesan pesan yang ingin murid sampaikan selama bersekolah di SMA Pelita, serta pensi kecil-kecilan.

Kepala sekolah, Bu Marni memberikan sambutan. Dilanjut pembagian hadiah pemenang lomba tadi siang. Lalu kesan pesan murid.

"Nama saya Bintang, kelas XII Ipa 1. Makasih buat panitia karena udah membuat acara perpisahan kita kayak gini. Ini termasuk kegiatan yang gak bakal gue lupain, kalo gue pernah bareng kalian selama 3 taun ini dan acara ini the best lah pokoknya. Maaf buat semua kesalahan gue baik yang sengaja maupun nggak, makasih kepada bapak dan ibu guru yang telah membimbing saya dan semua teman-teman kelas XII. Pesennya tetep jaga hubungan baik kita ya teman. Harus tetep kontek-kontekan loh ya awas aja kalo sampe putus hubungan. Udah itu aja sih yang mau gue sampein. Thanks ya waktunya"

Selanjutnya giliran Riski, "Temen-temen makasih buat semuanya, guru-guru juga. Ternyata bener ya kalo ternyata jodoh itu bisa ketemu di SMA"

Yang lainnya bersorak dengan perkataan yang dilontarkan Riski

"Makasih buat SMA ini yang telah mempertemukan jodohku" lanjut Riski

"Apaan sih omongannya jodoh" cibir Lala

"Lo kok sewot si La" timpal Raden.

Lala menjadi kikuk, "Jangan-jangan yang dimaksud Riski itu Lala ya" goda Rahma. Sontak pipi Lala merona.

"Nggak, fitnah lo!" ujar Lala

"Udah apaan sih ribut" lerai Raden.

"Gue boleh nyumbang lagu gak?" ujar Reno tiba-tiba.

"Boleh lah Ren, most wanted Pelita mau nyanyi yeay" Nia menimpali

"Najis" cibir Lala

"Udah La biarin aja" kata Bintang

Reno maju tangannya lihai sekali memetik gitar. Banyak yang terpesona dengan gaya Reno.

Datanglah bila engkau menangis

Ceritakan semua yang engkau mau

Percaya padaku, aku lelakimu

Mata Reno tertuju pada Bintang.

Mungkin pelukku tak sehangat senja

Ucapku tak mengahapus air mata

Tetapi ku disini sebagai lelakimu

Akulah yang tetap memelukmu erat

Saat kau berfikir mungkin kah berpaling

Akulah yang nanti menenangkan badai

Agar tetap tegar kau berjalan nanti

Mata Reno masih tertuju pada Bintang.

Sudah benarkah yang engkau putuskan

Garis hidup sudah engkau tentukan

Engkau memilih aku sebagai lelakimu

Akulah yang tetap memelukmu erat

Saat kau berfikir mungkin kah berpaling

Akulah yang nanti menenangkan badai

Agar tetap tegar kau berjalan nanti

Suara tepukan terdengar saat petikan gitar di akhir lagu. Reno tersenyum memberi hormat. Pipi Bintang merona, dengan penampilan Reno barusan. Seakaan lirik lagu tersebut menggambarkan apa yang Reno ingin sampaikan.

***

Reno's pov

Aku sengaja memilih lagu ini karena merupakan perwakilan dari perasaanku untuk Bintang. Aku harap dia memahami perasaanku.

Aku berjalan ke arahnya dan duduk disebelahnya, pipinya merona. Sungguh menggemaskan.

"Lagunya keren" bisiknya

"Buat kamu"

"Aku tahu" balasnya

Aku berbisik kepadanya,

"Bi, apapun yang terjadi tetep di sampingku. Kita lalui semuanya sama-sama" dia mengangguk.

Gantian dia yang berbisik kepadaku
"Ren, aku gak bisa janjiin kamu apa-apa. Tapi yang pasti aku bakal terus jatuh cinta sama kamu setiap detiknya. Always"

Aku tersenyum mendengar pernyataannya. Dia menyandarkan kepalanya di bahuku.

"Kita bakal terus kayak gini kan Ren? Bakal terus berdua."

"Iya Bi"

"Always"

"Always"

***

Acara api unggun berakhir pukul 12 malam. Reno mengantar Bintang ke kamarnya.

"Selamat malam Bintangku, mimpi indah"

"Selamat malam Renoku, kamu juga"

Reno mencium pipi Bintang sekilas, Bintang tersipu malu.

"Masuk gih"

"Bye"

Begitu masuk kamar, Bintang memegang dada nya, degupan jantung nya tak beraturan.

"Ah Reno bikin insomnia nih" ujar Bintang.

Di lain tempat, Reno merasakan hal yang sama.

Malam ini langit Bali menjadi saksi dari kisah cinta Bintang dan Reno.
Cinta Reno yang begitu dalam pada seorang gadis biasa, ah tidak.. bagi Reno dia luar biasa. Kesederhanaannya yang membuat Reno mencitai dia begitu dalam. Didekatnya ia bisa merasakan kenyamanan yang luarbiasa. Mencintai dengan cara yang belom pernah Reno lakukan. Reno gak bisa ngebayangin gimana hari-harinya nanti bila Bintang tak lagi bersamanya. Bahkan ia rela menukar apapun demi bersama Bintang. Gadisnyaa...

***

Reno's pov

Aku memasuki kamar, Riski dkk sudah terlelap mungkin mereka kecapekan. Aku memutuskan untuk mandi. Gerah sekali malam ini.

Selesai mandi aku mengecek handphone, melihat galeri. Foto Bintang lebih mendominasi di galeriku. Mulai dari fotonya yang cantik sampai yang paling cantik. Jujur saja Bintang selalu cantik di mataku. Walaupun dia melongo, ngeweh dan apapun itu bahasa nya dia selalu terlihat cantik alami.

Tiba-tiba handphoneku bergetar, tertera nama bang Valdo di layar.

"Halo?"

"Belom tidur?"

"Kalo udah gak bakal lah telepon ini di angkat"

"Iya juga sih hehe"

"Ada apa?"

"Titip oleh-oleh ya"

"Penting banget ya sampe belain telepon segala"

"Iyalah, barusan Vini teleponan sama Bintang"

"Lah kok tau?"

"Dia chat line"

"Oh"

"Jangan lupa oleh-oleh"

"Iye"

Telepon terputus. Aku mencoba menelepon Bintang namun tak diangkat. Sudah tidur mungkin, yasudah ku putuskan untuk tidur. Mata ini sudah lelah.

---------------^_^--------------

tbc

Cinta RenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang