23

349 19 1
                                    

Kediaman Bintang dipenuhi orang berpakaian hitam, teman-teman dan guru SMA Pelita datang mengucapkan belasungkawa kepada keluarga almarhumah Bintang. Mereka juga memberi kekuatan pada Reno. Setelah dimakamkan para pelayat meninggalkan area makam.

"Ren, balik yuk" ajak Vini

"Ntar aku nyusul" balas Reno

"Yaudah jangan lama-lama, aku sama bang Valdo duluan" Valdo mengusap bahu Reno, menyalurkan kekuatan. Reno menatap tanpa ekspresi.

"Kamu jahat ya Bi, pergi ninggalin semua rencana yang kita buat sama-sama. Kamu juga nggak nepati janji kamu yang bakal terus berada disamping aku"

"Yang tenang disana ya, kalo aku kangen kamu, kamu bakal dateng temui aku kan? Aku bakal terus kangen sama kamu tiap detiknya, jadi kamu harus dateng tiap detik juga. Aku gak mau tahu!"

"Biarin kamu anggep aku egois! Malah kamu yang lebih egois, pergi ninggalin aku!"

Reno terus berucap dengan airmata yang mengalir. Dia berbicara seakaan Bintang ada di hadapannya.

***

Setelah pulang dari pemakaman Bintang, Reno bertemu Ina ditaman. Memang sengaja Reno tak langsung pulang ke rumah, ia memutuskan mampir ke taman dimana ia dan Bintang sering menghabiskan waktu bersama.

Jadilah sekarang ia dan Ina duduk di bangku taman ini.

"Aku turut berduka cita, tadi aku ngelayat ke rumah dia. Kepemakaman juga"

Reno hanya diam tak menanggapi ucapan Ina.

"Yang kuat ya Ren, kalo kamu kuat Bintang bahagia disana"

Reno hanya bergumam menanggapi perkataan Ina.

"Aku mau pulang, kamu masih mau disini atau pulang bareng aku"

"Duluan aja"

"Oke, aku balik duluan ya. Bye"

Ina berlalu meninggalkan Reno. Ia kembali merenungi, entah apa yang ia renungi yang jelas berhubungan dengan Bintang.

"Auh!"

Reno terkejut dengan kejadian barusan, seorang anak kecil jatuh tapi ia tak menangis. Ia mendekati anak kecil itu, membantunya berdiri.

"Kamu baik-baik aja?"

"Iya kak, luka ringan aja kok hehe"

"Yah balonku terbang satu" tambahnya

Reno mengikuti arah pandangan anak itu melihat langit.

"Untung deh yang terbang itu yang ada kertas wish ku" Reno mengernyit mendengar perkataan anak itu.

"Itu loh kak, kalo misalnya kita minta permintaan trus permintaan itu di terbangin ke angkasa permintaan kita bakal terkabul"

"Kamu lagi apa sih Bi?"

"Make a wish" ucap Bintang sambil tersenyum manis, manis sekali sehingga Reno ikutan tersenyum

"Kamu kan nggak lagi ulang tahun"

"Yeee emang kalo make a wish harus pas lagi ulang tahun?"

Reno memanyunkan bibirnya sambil menggelengkan kepala. "Nah makanya" ujar Bintang

"Trus mau diapain make a wish mu di tulis segala?"

"Di terbangin ke semesta"

Reno menaikkan sebelah alisnya.

"Konon katanya, kalo kita mbuat permintaan trus di terbangin ke semesta. Semesta bakal ngabulin permintaan kita Ren"

"Mitos Bi. Yang bener tuh make a wish ke Tuhan. Biar permintaan kita terkabul, bukannya ke langit"

Cinta RenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang