Cinta Reno

18

Reno's pov

"Bang, aku jemput Bintang dulu"

"Aku langsung ke cafe"

Aku mengangguk setelah mendengar ucapan bang Valdo. Kami masuk ke mobil masing-masing. Kulajukan mobil ini ke rumah Bintang.

Loving can hurt, loving can hurt sometimes

But it's the only thing that I know

When it gets hard, you know it can get hard sometimes

It is the only thing that makes us feel alive

We keep this love in a photograph

We made these memories for ourselves

Where our eyes are never closing

Our hearts are never broken

And time's forever frozen, still

Aku tersenyum mendengar lagu ini.

So you can keep me

Inside the pocket of your ripped jeans

Holding me close until our eyes meet

You won't ever be alone, wait for me to come home

Loving can heal, loving can mend your soul

And it's the only thing that I know, know

I swear it will get easier, remember that with every piece of ya

And it's the only thing we take with us when we die

Aku mendapat ide setelah mendengar lagu ini. Memikirkan Bintang sepertinya memberikan efek bagus untukku, buktinya aku mendapatkan ide dari sebuah lagu yang sebelumnya pikiranku penuh dengan gadis itu.
Gadis itu memang jago dalam hal yang satu ini, membalikkan duniaku.

Tak terasa mobilku sudah sampai di depan rumah Bintang. Satpam rumahnya membukakan pintu untukku. Setelah memakirkan mobil aku mengetuk pintu rumahnya, namun yang keluar adalah tante Sari.

"Eh ada Reno"

Aku mencium punggung tangannya. "Mau jemput Bintang te, ada janji sama Vini"

"Loh Bintangnya belom bangun"

Aku mengernyit mendengar ucapan tante Sari. Kok bisa sih, padahal kemarin dia sendiri yang minta di jemput jam segini.

"Bentar tante bangunin"

"Nggak usah te, biar Reno aja"

"Yaudah, kalo gitu tante ke dapur dulu"

Aku mengangguk lalu berjalan menuju tangga, namun suara tante Sari mengintrupsiku.

"Em Ren"

Aku berbalik dan menoleh, "Iya te?"

Ia berjalan mendekat dan berbisik padaku, "Kalo Bintang susah bangun, bangunin dengan cara yang lain ya" ujarnya sambil menaik turunkan alisnya.