21

317 13 0
                                    

Bintang berjalan melewati kerumunan tamu undangan. Dengan susah payah ia menahan air matanya jatuh. Berjalan melewati kerumunan orang ini membuat emosinya melunjak, ditambah dengan upaya menahan air mata ingin rasanya Bintang berteriak.

Setelah perjuangan yang cukup melelahkan akhirnya sampai juga ia di parkiran, namun sebelum Bintang menuju mobilnya ada sebuah tangan yang menahannya. Tangan siapa lagi kalau bukan tangannya Reno.

Bintang membalikkan badan dan menghempaskan genggaman tangan Reno.

"Bi" ujar Reno parau

"Kamu tau rasanya ngelihat orang yang kamu sayangi mendapatkan ciuman dari orang lain. Bahkan orang yang kamu sayangi itu adalah pacar kamu sendiri"

"Kejadiannya nggak seperti yang kamu lihat Bi" ujar Reno

"Tadi itu Ina mau minta maaf atas insiden pelemparan buket bunga dan aku juga gak tahu kalau dia bakal cium aku" tambahnya

"Aku capek pengen pulang, dan aku minta sama kamu jangan hubungi aku dulu. Kasih aku waktu"

"Bi..."

Bintang pergi meninggalkan Reno yang tampak frustasi. Ia melajukan mobilnya ditemani air mata yang terus mengalir. Bintang bingung harus menyikapi kejadian ini seperti apa, di satu sisi kejadian ini menunjukkan bahwa Ina merupakan penggantinya yang tepat untuk Reno tapi di sisi lain statusnya itu masih pacar Reno jadi boleh kan kalau Bintang cemburu dan marah atas tindakan Ina. Reno juga! Bisa-bisanya dia mau dicium sama Ina.

***

Ahhh!!!! Reno berteriak frustasi.

Sudah seminggu ini Bintangnya tidak memberi kabar. Puluhan sms dan telepon ia tujukan pada Bintang namun tak ada jawaban dari Bintang. Reno juga sudah mencari ke rumahnya namun rumah itu tampak sepi. Dan pembantunya bilang sudah seminggu ini majikannya tidak pulang. Kekhawatiran Reno akan keadaan Bintang sudah di taraf yang bisa dibilang tingkat tinggi.

Drrtt...drrtt...

Handphone Reno bergetar menandakan ada panggilan masuk. Tertera nama Always di layar. Langsung saja ia menganggkat telepon itu.

"Hai Ren" suaranya terdengar, membuat Reno menghembuskan nafas lega. Bintangnya menghubunginya. Rasa rindu yang di rasakan Reno seketika berkurang hanya dengan mendengar suara Bintang.

"Bi.. kamu kemana aja?" Yang ditanya malah tertawa pelan.

"Kamu bikin khawatir tau gak! Sekarang kamu ada dimana? Aku mau ketemu"

"Ada di taman Ren"

"Ngapain kamu malem-malem di sana Bi? Udah gini aja deh, kamu jangan kemana-mana aku kesana sekarang. Kamu tunggu di sana! Inget Bi, kamu tunggu di sana"

"Iya Ren"

Dengan segera Reno mengambil jaket dan kunci mobil. Reno gak habis pikir dengan jalan pikiran Bintang, bisa-bisanya dia malem-malem gini ada di taman. Sebenarnya ini nggak terlalu malem juga, baru jam 7 lagipula ini juga malam minggu jadi Reno bisa sedikit tenang karena malam minggu gini taman pasti ramai. Tapi tetap saja pikirannya was was.

Sekitar 30 menit Reno sampai di taman. Jarak rumahnya dengan taman memang tidak seberapa jauh. Dilihatnya Bintang berdiri di dekat bangku taman dan menghadap kearahnya. Reno berjalan mendekat dan Bintang tersenyum menyambutnya. Langsung saja Reno memeluk Bintang. Berkali-kali Reno menciumi puncak kepala Bintang.

Bintang membalas pelukan Reno, berada di pelukan Reno membuat  Bintang merasakan ketenangan.

"I miss you so much" ujar Reno

Cinta RenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang