[2] Girlfriend?!

25.8K 1.8K 34
                                    

"Pacar?"

Mama Adiran memandang dengan raut terkejut akan gadis di hadapannya yang sepertinya tidak kalah terkejutnya seperti beliau.

"Ya ampun, jadi ini pacar kamu yang belakangan ini kamu bicarakan itu?" wanita itu berubah sumringah sambil melepas rangkulannya dan beralih mendekati si pacar Adiran demi memberikan pelukan. "Halo, Sayang! Ini mamanya Diran, panggil aja Tante Citra, ya!"

Shasa tidak tahu harus melakukan apa. Dia bahkan kesulitan untuk sekadar sedikit menarik sudut-sudut bibirnya demi menyambut pelukan wanita bernama Citra itu. Apalagi mamanya Adiran ini sudah berani memanggilnya sangat akrab seperti baru saja!

Matanya mencoba melirik lelaki itu. Entah apakah Shasa harus merasa senang atau justru memikirkan niatannya untuk menarik hidung mancung Adiran karena lelaki itu justru mengulas senyum separuh padanya. Bagaimana bisa Adiran tega melakukan hal yang sungguh membuatnya syok seperti ini?!

Pacar? Mereka baru saja bertemu setelah tiga tahun berpisah! Ini pun secara tidak sengaja! Apa yang sedang dipikirkan Adiran, sih?!

"Ya ampun, Mama nggak nyangka kalau kamu punya pacar secantik ini, Diran!" Mama Citra menoleh sejenak pada putranya itu sebelum menumbuk perhatiannya pada Shasa secara penuh. "Shasa, ya? Aduh, namanya lucu banget, ya, sama kayak yang punya nama. Cantik dan gemesin!" beliau tertawa antusias. Tapi tetap saja mamanya Adiran itu tampak cantik dengan tingkah konyolnya kini.

"S-salam kenal, Tante..." pada akhirnya, Shasa hanya sanggup melontarkan kalimat itu. Padahal batinnya sudah menjerit mengatakan bahwa dia bukan pacar Adiran. Tapi apalah daya, Shasa sudah terlanjur ciut juga luluh akan bagaimana beliau mudah mengakrabkan diri padanya.

"Iya, iya. Ya ampun, kayaknya Tante langsung jatuh hati sama suara lemah lembut kamu, nih! Diran, kamu kok bisa ketemu sama dia? Ketemu di mana emangnya?"

Kok kesannya Adiran kayak habis nemu kucing, ya? Mamanya semangat banget, ringis Shasa di dalam hati. Yang benar saja, Shasa bahkan tidak pernah membayangkan seorang ibu dari pacar akan seantusias ini.

"Dia teman SMA Diran dulu, Ma."

"Oh, ya? Terus kapan kalian jadian? Dari SMA juga?"

Adiran hampir memutar bola matanya karena jengah dengan pertanyaan konyol sang mama. Namun di saat itu juga tatapannya jatuh kembali pada Shasa hingga sontak Adiran langsung menarik kembali sudut bibirnya, tersenyum pada sang mama.

"Enggak, Ma. Belum lama ini Diran jadian sama Shasa. Ternyata Diran kangen sama Shasa jadi Diran hubungi lagi."

"Ya ampun, kamu ini! Pacar kayak Shasa kamu sia-siain. Nyesel 'kan? Untung aja Shasanya masih mau."

Shasa tersenyum kecut melihat bagaimana Mama Citra tertawa kecil akan candaannya sendiri. Dia baru menyadari bahwa Adiran pintar sekali mencari alasan. Shasa hampir saja terpengaruh akan omong kosong cowok itu.

Kangen? Ajaib sekali jika seorang Adiran kangen sama Shasa.

"Oh, iya! Kamu datang mau ketemu Diran, ya? Ya ampun, harusnya Tante nggak usah ikut kalau tahu Diran mau jalan-jalan sama kamu."

Adiran hampir saja mendengus jengah akan celotehan mamanya jika saja Shasa tidak langsung ia pandang, membuatnya kini lebih tertarik melihat gadis itu menggeleng-geleng demi membantah.

"E-enggak kok, Tante! Saya kebetulan ketemu Adiran di sini. Hari ini saya pergi sama keluarga." Shasa berhasil mengelak dengan menjawab jujur. Setidaknya dia tidak berbohong terlalu banyak pada mamanya Adiran. Biarkan saja Adiran yang berbohong. Toh, dia belum mengakui kalau dia memang pacar Adiran.

(un)Expected 21stTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang