Sejak menjejakkan kaki di sekolah, para siswa dan siswi tak hentinya memandang ke arah rombongan Kwon Soonyoung. Ya memang terlihat seperti rombongan, karena Lee Jihoon ada bersama Soonyoung dan dua pengawalnya.
Wajah dingin Soonyoung tak sedikitpun menghilang, namun dalam hati dia merasa begitu kesal dan terus mengumpat. Mengingat keputusan ayahnya agar Jihoon tinggal bersamanya saja sudah membuatnya muak ditambah lagi Jihoon harus pindah sekolah bersamanya.
Seluruh mata memandang ke arah Jihoon, yang memang terlihat asing di sekolah ini. Terlebih dia tidak memakai seragam dan menggunakan pakaiannya tadi pagi dengan celana pendeknya. Bukan terlihat seperti siswa menengah atas, dia lebih terlihat seperti siswa sekolah dasar dengan wajah imutnya itu.
"Lihatlah, Pangeran membawa keponakannya ke sekolah." Teriak Seonmi yang mendapati kerumunan di lobby sekolah.
"Dia sangat lucu. Kau kelas berapa?" Tanya teman Seonmi yang terlihat memperhatikan Jihoon.
Jihoon hanya mendelik tidak percaya. Tentu saja dia tau dia pendek, tapi tentu dia bukan anak-anak lagi. Gadis-gadis di depannya ini sungguh menyebalkan.
"Siapa yang kau sebut keponakan Pangeran? Aku bukan anak kecil." Ketus Jihoon.
"Bahkan saat marah dia terlihat sangat lucu." Tangan Seonmi dengan lancang bergerak untuk mencubit pipi Jihoon tapi Soonyoung menahannya dan menghempaskannya.
"Jangan sentuh Pangeran Lee, dia bukan keponakanku atau anak kecil seperti yang kalian kira."
"Tidak bisakah kau bersikap lembut pada seorang wanita?" Seonmi menatap Soonyoung sengit, namun Soonyoung tetap dengan muka datarnya.
"Aku akan bersikap lembut jika wanita itu bukan kau Park Seonmi. Jangan macam-macam pada Pangeran Lee, dia tunanganku."
Tanpa mempedulikan ekspresi terkejut Seonmi, Soonyoung berjalan membelah kerumunan. Sementara Jihoon sempat berhenti untuk menatap Seonmi dengan pandangan meremehkan dan memberinya sebuah seringaian. Seonmi menatap tak percaya dengan apa yang dia lihat.
Di satu sisi ada hati yang tertusuk duri tajam. Rasanya begitu sakit melihat Soonyoung mengakui Jihoon sebagai tunangannya. Seokmin terlalu berharap banyak pada Soonyoung. Meskipun sebagai Dokyeom seharusnya dia tidak berharap sejauh ini. Dirinya dan Soonyoung adalah dua sisi yang berbeda. Dan akan sangat sulit untuk disatukan.
Belum jauh kaki Soonyoung melangkah, ada sepasang kaki berdiri menghadang langkahnya. Junhui berdiri tepat di depan Soonyoung. Tetap dengan wajahnya yang tanpa ekspresi.
"Hyung, bisa kita bicara?"
Wajah dingin Soonyoung berubah menjadi sendu saat Junhui untuk pertama kalinya setelah sekian lama mengajaknya bicara. Soonyoung menjawabnya hanya dengan sebuah anggukan.
Sesaat kemudian mereka berdua sudah berdiri di taman sekolah. Hanya berdua, tanpa Seokmin dan Mingyu apalagi Jihoon. Belum ada yang bicara di antara mereka. Mereka hanya berdiri menatap ke arah lapangan yang berada di bawah karena posisi taman berada lebih atas.
Junhui tak tau harus memulai pembicaraannya darimana. Dan Soonyoung juga tak ingin memulai pembicaraan terlebih dahulu. Karena jika ia yang berbicara terlebih dahulu, itu akan mempersingkat waktu bersamanya dengan Junhui. Karena jujur saja, Soonyoung sangat merindukan Junhui.
"Hyung..."
"N-ne?"
Entah kenapa Soonyoung merasa gugup saat suara Junhui mulai terdengar. Junhui terlihat menghela nafas dalam dan pandangan matanya berubah sayu.
"Ada apa Jun? Apa yang ingin kau katakan?"
"Berjanjilah padaku untuk terus baik-baik saja, hyung. Berjanjilah apapun alasannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LITTLE PRINCE (Soonyoung X Seokmin)
Fanfiction"Hey, kau pria cantik tak seharusnya berkeliaran malam-malam seperti ini. Pria hidung belang pasti akan mengincarmu." Gaya slengekan dari Seokmin si penguasa jalanan. "Jaga bicaramu. Aku ini seorang pangeran. Kau bisa dihukum karena bicara lancang p...