Chapter 13

4.3K 383 179
                                    

AUTHOR POV

Soonyoung terbatuk berkali-kali dan memuntahkan air yang memenuhi rongga dadanya. Seluruh tubuh dan pakaiannya basah. Tubuhnya terkulai lemas di pinggiran sungai Han yang nyaris menelannya hidup-hidup.

Begitupun Seokmin yang merasakan sesak dalam dadanya mulai berkurang. Beberapa menit yang lalu nyawanya seperti dicabut saat melihat tubuh terkasihnya dilempar ke dalam sungai. Nafasnya seperti terhenti saat tubuh itu tak berada dalam jangkauannya. Hidupnya seakan berakhir saat tubuh itu terus tenggelam menjauhi dirinya.

Namun kini nafasnya telah kembali karena tubuh itu kembali dalam jangkauannya. Tubuh ringkih yang mulai membiru karena kedinginan.

"Pangeran, kau bisa mendengarku? Kau bisa melihatku?"

"Eungh, kepalaku sakit..." suara Soonyoung terdengar sangat lemah.

"Kau bisa melihatku?" Seokmin membawa Soonyoung ke dalam pelukannya. Beberapa ciuman menghujani kening dan puncak kepala Soonyoung.

"Seokmin, aku belum mati kan?"

"Tidak Pangeran. Kau masih hidup. Pangeranku masih hidup." Seokmin tak kuasa menahan air matanya.

"Terima kasih sudah menolongku." Dengan tenaganya yang tersisa Soonyoung membelai pipi tirus Seokmin.

"Kau tau, aku hampir mati karena melihatmu seperti tadi. Aku akan mati jika tadi kau tidak selamat." Seokmin memeluk erat tubuh Soonyoung yang menggigil.

"Aku disini sayang, aku disini."

Seokmin menggendong tubuh lemah Soonyoung lebih ke tepi. Disandarkannya tubuh lemah itu di salah satu sisi dinding jembatan.

"Tunggu disini, aku akan mencari baju hangat untukmu. Kau akan kedinginan jika tetap memakai baju itu."

"Jangan pergi! Jangan tinggalkan aku sendirian." Soonyoung menahan lengan Seokmin.

"Hanya sebentar, disini aman. Tidak akan ada yang melihatmu. Sebentar saja." Seokmin mengecup kening Soonyoung sebelum pergi entah kemana untuk menemukan baju hangat yang dia maksud.

Tangan dan kaki Soonyoung seakan membeku, bibirnya sudah berubah membiru dan tubuhnya menggigil. Udara sangat dingin ditambah baju dan tubuhnya yang basah kuyup. Tapi Soonyoung mencoba untuk tetap sadar dan bertahan.

Tak berapa lama Seokmin datang dengan kantong di tangannya. Kantong yang berisi mantel dan baju yang biasa dipakainya saat berkeliaran di tempat ini.

"Maaf jika kau menunggu lama. Kau kedinginan?" Soonyoung hanya mengangguk karena bibirnya terasa membeku.

"Aku membawa baju hangat. Kau harus memakainya agar tidak kedinginan lagi."

Seokmin mengeluarkan sebuah sweater turtle neck hitam lengan panjang dari dalam kantong. Soonyoung menahan tangan Seokmin saat jemari panjang itu hampir membuka kancing teratas kemejanya.

"A-apa yang mau kau lakukan?" Pipi Soonyoung bersemu merah saat mengatakannya.

"Jangan berpikir macam-macam, aku hanya ingin mengganti bajumu. Kau bisa mati kedinginan kalau tetap memakai baju itu."

Soonyoung menundukkan kepalanya karena malu. Pipinya mungkin sekarang sudah semerah tomat. Bisa-bisanya dia berpikiran kotor disaat genting seperti ini. Soonyoung bodoh, gerutunya.

"Diamlah, dan jangan melakukan protes apapun."

Perlahan namun pasti Seokmin membuka kancing demi kancing kemeja Soonyoung. Tentu saja Seokmin pria normal, di depannya ada tubuh tak berdaya yang siap diterkam. Seokmin harus menahan nafas agar hasratnya tak semakin dalam menjerumuskan. Setiap kancing yang dibuka memunculkan denyutan dalam jantungnya. Seokmin harus menelan ludahnya susah payah saat kulit mulus itu kemudian terekspose tanpa penghalang di hadapannya.

THE LITTLE PRINCE (Soonyoung X Seokmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang