AUTHOR POV
Dengan langkah cepat Junhui dan Minghao memasuki rumah sakit tempat dimana Soonyoung dan Seokmin dirawat. Bahkan Junhui mengabaikan semua sapaan orang-orang karena begitu tergesa. Jangan lupakan, Junhui merupakan Pangeran kedua penguasa negerinya.
Saat sudah sampai di depan ruangan Junhui bisa bernafas sedikit lega, karena dari kaca tembus pandang yang ada di pintu terlihat Soonyoung sedang mencoba berjalan-jalan di dalam ruangannya. Dengan perlahan Junhui membuka pintu ruang rawat Soonyoung.
"Seokmin..."
Soonyoung terkejut karena orang yang datang bukanlah Seokmin melainkan adik tirinya dan tunangannya. Soonyoung terlihat diam tak berekspresi dan hanya mematung di tempatnya. Entah karena apa Soonyoung sekarang merasa takut pada semua orang. Hanya Seokmin satu-satunya orang yang bisa dia percaya saat ini.
"Hyung, kau baik-baik saja kan?"
Junhui mencoba mendekat tapi Soonyoung justru memundurkan langkahnya. Airmata yang sedari tadi ditahan oleh Junhui akhirnya meluncur begitu saja. Melihat keadaan Soonyoung yang sangat kacau membuat hatinya sakit. Wajahnya yang pucat, pipi tembamnya yang terlihat lebih tirus, kantung mata yang menghitam dan tubuhnya yang terlihat ringkih. Soonyoung pantas untuk membencinya, sangat pantas.
"Hyung, maafkan aku. Karena aku hyung jadi seperti ini. Aku pantas mati." Tubuh Junhui terperosok di lantai.
"Pangeran, jangan seperti ini. Bangunlah." Minghao menahan tubuh jangkung Junhui agar tidak merosot lebih dalam lagi.
Soonyoung hanya menggelengkan kepalanya. Menggenggam erat tiang infus yang ia jadikan tumpuannya saat ini. Mencoba menahan airmata yang kapan saja bisa jatuh. Melihat Junhui menyalahkan dirinya sendiri membuat hati Soonyoung hancur. Tidak seharusnya Soonyoung membenci Junhui. Ini bukanlah salahnya, ini bukanlah maunya. Yang Soonyoung tau Junhui menyayanginya sama seperti ia menyayangi Junhui.
"Aku mohon maafkan aku, hyung. Aku rela kau hukum, aku rela kalau aku harus mati, tapi tolong jangan benci aku. Tolong maafkan aku."
Soonyoung masih menggeleng, kali ini airmatanya ikut jatuh membasahi pipi pucatnya. Melihat adiknya menangis meraung seperti ini membuat seluruh jiwa raganya seperti ditancapi berbilah-bilah pisau.
"Tolong... Tolong jangan seperti ini." Isak Soonyoung.
Junhui mendongak, menyaksikan mata indah kakaknya dibanjiri airmata membuatnya semakin lemah. Junhui bangkit dari lantai dan memeluk Soonyoung erat. Pelukan yang sudah sangat lama tidak sama-sama mereka rasakan. Pelukan seorang saudara yang begitu mereka rindukan.
"Tolong jangan menangis, hyung. Jangan menangis."
"Kau juga jangan menangis, aku tidak suka adikku menangis. Mana Kwon Junhui yang tegar?"
Soonyoung masih menangis dalam pelukan Junhui. Merasa menjadi orang ketiga yang tak seharusnya berada disana, Minghao memilih untuk keluar meninggalkan ruangan. Tapi niatnya urung saat sebuah tangan menahannya. Junhui menahannya agar tetap berada disini. Minghao menggeleng dan mencoba melepas tangan Junhui. Tapi Junhui semakin mengeratkan pegangannya. Tatapan mata Junhui menyiratkan seakan dia berkata, 'Tetaplah disini untukku, aku membutuhkanmu untuk memberiku kekuatan'.
***
Masih dengan berpakaian rumah sakit, Seokmin pergi ke kantor polisi untuk menemui Mingyu. Langkahnya terseok karena sebenarnya fisiknya masih sangat lemah untuk bisa bepergian seorang diri. Sekuat apapun Seokmin dia hanya seorang manusia yang bisa merasakan sakit. Tapi keadaan memaksanya untuk tetap berada disini karena sahabatnya membutuhkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LITTLE PRINCE (Soonyoung X Seokmin)
Fanfiction"Hey, kau pria cantik tak seharusnya berkeliaran malam-malam seperti ini. Pria hidung belang pasti akan mengincarmu." Gaya slengekan dari Seokmin si penguasa jalanan. "Jaga bicaramu. Aku ini seorang pangeran. Kau bisa dihukum karena bicara lancang p...