[Attention: Untuk para readers yang baca tulisanku, tolong yah jadi Readers yang baik. Cerita ini aku ikutin di #wattys2016 , jadi kalau kalian suka, aku akan seneng kalau kalian Vomment sama Vote lewat Twitter. Thanks]
Author POV
Mata Eric masih saja menemani Kyle yang tertidur lelap.
Sudah hampir tengah malam namun Eric belum ingin berhenti memandangi wajah Kyle.
Kedua tangannya kini bertautan dengan tangan Kyle. Berusaha memberi energi agar gadisnya cepat tersadar dari tidur sialan tanpa diundang pemiliknya."Kyle, aku telah memakan omonganku sendiri. Entah akhir-akhir ini aku semakin takut kehilangan dirimu. Bahkan rasaku terhadap Clara sudah berkurang ketika melihatmu. Astaga. Aku tidak tahu apa aku benar-benar menyukaimu? Aku takut kau akan meninggalkanku sama seperti Clara." Ucap Eric pada Kyle yang tentunya tidak didengar olehnya.
"Beberapa hari lagi kita akan menikah. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan untuk kedepannya." Imbuh Eric yang masih saja setia memandangi wajah Kyle yang penuh ketenangan.
Tiba-tiba Eric merasa ada pergerakan pada tangan Kyle. Dikendorkannya genggaman tangannya. Matanya tertuju pada kedua mata Kyle yang terlihat membuka pelan.
"Eric..." Gumam Kyle lirih.
"Iya, bagaimana keadaanmu?" Tanya Eric lirih dan kini kudekatkan wajah Eric padanya agar dia tidak terlalu keras bersuara.
Kedua bola mata mereka beradu.
Kyle menatapnya dengan lekat begitupun Eric.
"Aku...baik-baik..saja.." Jawabnya lirih.
Eric hanya tersenyum dan membelai wajah Kyle. Merapikan beberapa helai rambut yang menutupi wajah manisnya.
"Kalau begitu, istirahatlah. Biar besok kamu bisa pulih." Ujar Eric.
"Kau juga, Eric."
Eric mengangguk dan merapikan posisi tidur Kyle. Menyelimuti tubuh indahnya dengan selimutnya.
"Kau tidurlah." Ujar Eric dan mencium kening Kyle.
Kyle langsung menutup kembali matanya.
Eric pum berjalan menuju sofa yang berasa tidak jauh dari Kyle tidur.
Sebenarnya Eric kurang yakin tidur sendiri dalam satu ruangan bersama Kyle. Tapi dia tidak ingin memaksa Kyle karena keadaan Kyle lagi kurang sehat.Tak menunggu waktu lama Eric pun tertidur pulas diatas sofa yang panjangnya hanya satu setengah meter dan lebar lima puluh senti. Itu sangat menyiksa pergerakan tubuhnya. Satu jam, dua jam, tidurnya masih tenang. Tiga jam...
Buuugghh...
Badan Eric tiba-tiba terjatuh kebawah.
Dan itu membuat dirinya terbangun dari mimpi. Dibuka matanya hanya segaris alis dan langkah kakinya menuju tempat tidurnya yang baru beberapa jam ini dia tinggalkan.
Dipeluknya dengan erat wanita yang tidur disampinya.
Kyle pun membuka matanya karena mendengar suara yang mengganggunya tidur.
Dirinya tak melawan ketika tubuh Eric yang telanjang dada memeluknya dengan erat.
Wajahnya sejajar dengan wajah Eric.
Dipandangnya wajah yang penuh kedamaian itu dan tiba tiba bibirnya mencium bibir Eric yang sedikit terbuka sekilas."Aku juga menyukaimu, Eric" gumamnya lirih dan melanjutkan mimpinya.
----
Kyle POV
Aku merasa ada benda kenyal yang menempel dibibirku. Aku menggeliat kecil untuk memberikan aba-aba kalau aku sudah bangun namun pelukan semakin erat justru yang aku rasa.
"Bangunlah sweety, jangan menggodaku".
Terdengar bisikan didaun telingaku.
Deru nafasnya menyentuh kulit wajahku dan rasanya sangat panas.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Liar Girl ✔
RomanceBELUM SEMPAT DIREVISI, MOHON MAKLUMI JIKA MENEMUKAN TYPOS *Eric Swarzthe Norton "Kau yang memulainya manis". Kau yang menyalakan api, maka aku siap memberikan kayu bakar untukmu. Aku hanya berharap api itu tidak padam terlalu cepat. *Kyle Stinson "A...