Feels.

7.4K 392 125
                                    

"Lo kaga mao bantuin gue gitu?" tanya Citra sambil mendongakkan kepalanya menatap Dera yang asik tiduran sambil membaca novel.

"Hm?" balas Dera dengan mata yang masih melekat pada novelnya, tak menghiraukan Citra yang berada di karpet tebal dibawah kasurnya.

"Ish, jahat" batin Citra yang kemudian ikut merebahkan tubuhnya di atas karpet. Menyerah dengan semua soal fisika yang tertera dihadapannya.

Sejak pulang sekolah tadi Dera langsung menarik Citra untuk ikut pulang dengannya. Dan disinilah Citra berada dirumah besar Dera dengan masih memakai seragam lengkap, begitupun Dera.

Satu menit.

Tiga menit.

Mereka masih dalam posisi yang sama, saling berdiam diri. Hingga yang terdengar hanya suara gesekan kertas novel yang di baca Dera.

Sekali lagi Dera membalikkan lembaran novelnya kemudian menyelipkan pembatas halaman dan menutup novelnya.

"Cantik banget..." batinnya sambil tersenyum melihat Citra yang tertidur di karpetnya.

Ia bangkit dan mengambil tempat di samping Citra, menghadapkan penuh tubuhnya ke sosok perempuan yang sangat dirindukannya.

Ia menyisir helaian rambut Citra yang menutupi sebagian wajahnya, membelai lembut pipinya dan terus tersenyum memandang Citra.

Ia memajukan wajahnya, menghapus jarak yang ada. Hingga ia bisa merasakan hembusan nafas pelan Citra mengenai wajahnya. Ia melingkarkan tangannya di pinggang Citra, ia kembali tersenyum.

"Kenapa bisa pulas banget sih?" batin Dera.

Ia memajukan kembali wajahnya, dengan pelan ia mengecup bibir Citra. Ia tersenyum kembali mendapati Citra yang tidak bereaksi sama sekali.

Dera kembali mengusap pelan kepala Citra, lalu membiarkan dia tetap tertidur.

Flashback.

"Mmmhh gue kaya pernah tau aroma ini. Dimana ya? Gue inget tapi lupa." batin Citra masih dengan mata terpejam.

"Bau khas ini, aroma yang sexy banget. Aduh gue kok lupa sih!" batinnya lagi terukir sedikit kerutan didahinya.

"Laut. Gue sering nyium aroma ini di laut."

Kembali ia menggerakkan kepalanya mencari sumber aroma tersebut. Masih dengan mata terpejam ia menundukkan wajahnya yang seketika menyentuh permukaan halus, lembut dan tentunya sangat beraroma khas tadi.

Kembali Citra menghirup aroma itu dan tanpa sadar ia menelusuri setiap permukaan yang bersentuhan dengan hidungnya.

"raaa......"

Kalian pasti tau gimana rasanya saat siku kalian tanpa sengaja terantuk sesuatu dan itu mengakibatkan sentruman kecil yang menjalar di tangan kalian kan ?

Ya, itulah yang dirasakan Citra saat ini bukan hanya tangan saja melainkan seluruh tubuhnya juga ikut merasakan sentruman kecil itu dan penyebabnya bukan pula karena terantuk sesuatu tapi karena bisikan seseorang yang amat dikenalnya.

Serta merta ia membuka matanya dan benar saja hidungnya masih menempel pada si empunya kulit dihadapannya. Tepat didepan matanya.

Untuk sepersekian detik Citra yang belum sepenuhnya sadar masih terpaku dengan pandangan di depannya, tepat di bagian bawah leher Dera yang mulus dan hidungnya bersandar dengan manis disana.

Ia baru menyadari kalau lengan Dera lah yang menjadi tumpuan kepalanya, menjadi bantalnya. Jantungnya yang sedari tadi bekerja dengan normalnya, sedikit demi sedikit mulai terpacu untuk berdetak lebih nyaring dan lebih cepat mengikuti otaknya yang mulai menyadari keadaannya saat ini.

Bahkan untuk mengerjabkan matanya pun ia takut, ingin sekali ia menjauhi Dera untuk membuat jantungnya kembali normal. Namun ia pun juga ikut terpaku disana, tak bisa bergerak.

Ingin menjauh darinya tapi ia pun tak mau jika harus menjauh dari Dera.

"Lo baik-baik aja ra?" tanya Dera dengan senyuman jahilnya.

"Ehem, mmhh, heem" jawabnya sambil memperbaiki suaranya yang benar-benar hilang.

Citra tau Dera masih tersenyum di atas kepalanya, senyuman jahil yang selalu digunakan Dera saat mengerjainya.

"Tangan lo nggak pegel apa?" tanya Citra sambil mendorong lengan Dera yang menjadi tumpuan kepalanya.

"Engga, biarin aja gue suka" jawabnya cepat membuat Citra tak bisa berkata lagi.

Ia juga baru menyadari kalau Dera membuat dirinya terkunci di pelukannya. Pelukan Dera? Ya, Citra tau Dera saat ini sedang bermain hp di belakangnya dan posisinya seperti tadi, menghadap ke Citra dengan lengan kirinya yang menjadi bantal Citra, lengan kanannya yang bersandar di pundak Citra dan kepalanya yang di benamkan sebagian di rambut Citra.

Dengan kata lain Dera mencium kepalanya.

"Diem sebentar nggak bisa?" tanya Dera lagi karena Citra yang berusaha membalikkan badannya.

Citra tak menjawabnya, ia sudah tak bisa menahan jantungnya yang berdetak lebih cepat dan lebih nyaring. Ia ragu kalau Dera tidak mendengarnya. Ia mencoba berdehem beberapa kali dan terus membalikkan badannya untuk menutupi suara detakan jantungnya.

"Kaki lo kenapa?" tanya Citra setelah ia berhasil membalikkan badannya membelakangi Dera. Namun kakinya sekarang yang menjadi tumpuan kaki Dera.

"Butuh guling" jawab Dera asal. Sambil mengunci Citra didalam pelukannya lagi.

"Sekarang jam 10 pagi" batin Citra melihat jam yang ada tertera di hp Dera.

"Eh semalam bukannya lo demam ya?" tanya Citra mengingat kejadian semalam yang kembali terlintas di benaknya.

Secepat kilat ia memutar kembali badannya dan memegang dahi serta leher Dera untuk memeriksa suhu tubuhnya.

"Udah nggak demam lagi, syukurlah..." batinnya.

Dera tersenyum geli melihat kelakuan Citra dengan muka polosnya. Ia melepas hpnya dan memeluk Citra dengan erat.

Citra hanya bisa terdiam saat Dera memeluknya dengan erat. Jantungnya sudah tak karuan, ia yakin sekali Dera juga pasti mendengarnya, bahkan merasakannya juga. Pipinya merona saat Dera tiba-tiba mencium keningnya lama sekali. Ia menyukainya, ia sangat menyukai perasaan yang bergejolak ini. Citra hanya bisa tersenyum saat jantungnya benar-benar sudah tak bisa ia kendalikan lagi.

"Gue suka banget, gue mau elo ra..." bisiknya.

"Apa sayang? Mau apa?" tanya Dera sambil mengelus pelan kepalanya. Ia heran kenapa akhir-akhir ini Citra sering mengigau.

Citra mulai mengerjabkan matanya dan tersenyum saat melihat Dera yang berada tepat didepan matanya. Bisa-bisanya ia terus memimpikan kejadian di Bali dua hari kemarin.

"Kamu mimpi apa sih ra?" tanya Dera lagi dengan senyuman jahilnya.

"Enggaaaaa...." jawab Citra lalu membalikkan badannya cepat dengan menutup mukanya yang merah merona. Ia berdehem pelan dan kembali tengkurap dan membuka buku yang ia kerjakan sedari tadi.

Seyum Dera perlahan menghilang saat melihat nama yang muncul dilayar hpnya yang bergetar di sampingnya. Dengan cepat ia meraih hpnya dan menaruh di kantong bajunya.

"Dia tetap jadi malaikat gueee...." batin Citra saat melihat bukunya yang penuh dengan coretan pensil oleh Dera. Ia menuliskan berbagai macam rumus dan coretan-coretan kecil disana.

"Gue ke kamar mandi bentar yaaa" kata Dera sambil mengacak rambut Citra pelan dan berjalan keluar kamar.

"Halo, Ari...."


To be continued.

Salam manis dari Kota Hujan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 21, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Im Addicted To You (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang