Chapter 4 (Hadeh Kepikiran)

310 36 11
                                    

"Tania lo mau gak jadi pacar gue?" tanya seorang cowok kepadaku.

"Iya, gue mau jadi pacar lo." jawabku sambil menggenggam tangannya.

Brukk

"Aduh, sakit gila." ringisku sambil memegang pinggangku.

"Kok gue bisa jatuh dari tempat tidur sih." celotehku sambil mulai berdiri.

Untung aja itu cuma mimpi, buruk banget sih mimpi gue, gak ada yang lain? kenapa Jaemin?. Pikirku sambil mengatur napas ku yang tidak teratur.

Aku melihat jam dinding dikamarku, jam menunjukan pukul 04.45 pagi, adzan subuh pun berkumandang. Aku pun bersiap pergi ke masjid untuk sholat subuh berjamaah.

---SKIP---

Jam tangan ku menunjukan pukul 14.00, Aku masih duduk di meja belajar dan memandangi buku harianku yang sudah lama tak terjamah oleh tanganku.

Lagi, lagi dan lagi gue ngerasain perasaan itu, Tania kali ini lo gaboleh jatuh hati sama dia titik.

Tulisku dibuku harianku. Ku tutup buku harian itu dan menyimpannya ditempat yang hanya aku yang tau.
Setelah itu aku memeriksa handphone, mengecek grup Whatsapp pramuka disekolahku dan ada pengumuman dari Kak Mukti pelatih ekskul pramuka, ya ia pelatih dan sekaligus ia adalah abangku.-.

"Hari ini kelas 10 dan 11, jam 15.00 Wib kesekolah untuk membersihkan gudang pramuka sekolah tolong infokan ke teman-teman yang lain".

"Yeaaaa, aku bisa mengambil kesempatan ini untuk curhat ke Zarra" Pikirku dengan tersenyum manis.

Zarra Leofa Elvani nama lengkapnya, ia adalah salah satu temen sekelasku yang selalu mendengarkan semua curhatanku, apapun itu tentang sekolah, keluarga ataupun hal seperti ini, perasaan.

*Sekolah*

Sesampainya di sekolah aku terkejut melihat mereka sudah berbaris, aku langsung berlari sekuat tenaga.

"Maaf Kak Mukt saya telat." kataku,

"Lari 3 kali lapangan basket, Mengerti?." bentaknya.

Untung abang gue, kalau gak, abis udah melayang ni sepatu ke mukanya. gumamku dengan perasaan yang kesal.

Lalu aku menjawab dengan suara pelan

"Siap, mengerti kak!."

Setelah aku selesai berlari aku langsung berbaris disebelah salah satu adek kelas ku Gita.

"Kak Tania, tadi Jaemin nyariin loh." ia berkata.

"Masa sih?" jawabku sambil salah tingkah.

Ini kok gue, salah tingkah giniiiii. racau ku dalam hati.

Belum selesai kami mengobrol, teriakan tegas terdengar.

"Sekarang kalian istirahat dulu 15 menit lalu setelah itu langsung membersihkan gudang, mengerti?." tanya Kak Mukt.

"Siap mengerti!." jawab kami serempak.

Setelah barisan di bubarkan, aku langsung belari mendekati Zarra yang sedang duduk santai sambil mengscroll handphonenya.

"Zarra, gue mau curhat." kataku sambil menyentuh pundaknya.

"Iya, mau curhat apa atuh?."

"Gue kayaknya, ini masih kayaknya loh, kayaknya gueee, ngggggg... Jatuh Cinta deh." tukasku sambil menutup mukaku dengan tangan.

Tanpa disadari Zarra berteriak.

"Hah?. Tania jatuh cinta? lagi Tania? jangan mudah jatuh hati, kasian lo nya ujung - ujungnya cuma dikasih harapan, siapa lagi sih?." protesnya sambil memasang muka muak.

"Hmmm.. Itu Za, Si anak baru itu."

"What!? Jaemin? gasalah?." cecar Zarra.

"Iyaa, sumpah gue gak tau perasaan ini timbul dengan sendirinya, nah sekarang kepikiran terus sama dia, sampai-sampai tadi malam kebawa mimpi hehhh." sahutku.

"Hehhhh, gitu aja lo ngomongnya, dari kemaren, waktu suka sama si Mark ketua osis, lo juga ngomong gitu, liat sekarang Mark kemana? ilang? dikasih harapan doang kan lo? Tania, tania come on jangan mudah jatuh hati." pintanya.

Aku terdiam.

Ketika aku ingin menjawabnya Zarra memotongnya.

"Nanti lagi yee, seret gue denger lo cerita." ia terkekeh sambil berlari menuju gerbang depan sekolah.

"Ahhh, elu mahhhhh, gaseru ihh." protesku berteriak.

Mungkin gue sekarang memang beneran lagi jatuh cinta sama Jaemin.
Eh Jaemin mana yaa?. Eh bentar-bentar gue cariin Jaemin? What, hadeh Tania jangan bilang lo lagi-lagi jatuh hati.

ucapku frustasi lalu menutup wajahku dengan tangan.

Tiba-tiba ada yang menyentuh pundakku.

"Ey Tania ?, pasti nyariin gue kan Hehe."
kekeh Jaemin.

Aku terpaksa berbohong. Rona merah muncul dipipiku.

"Ihhh gr banget sih, gak nyariin kamu kok, kepedean!!

Dia menjawab sambil menghabiskan minumnya.

"Loh, kok lo manggil gue beda, Kemaren-kemaren pake gue elo?, lo kenapa? kesambet jin apa nih? Wkwkwk. Trus, kok sekarang mendadak ramah gini?." ucapnya seolah-olah memojokkanku.

"Ya iyalah aku berubah karna KAMU, Upsss." jawabku sambil menutupi mulutku dengan kedua tangan.

Kenapa harus keceplosan sihhh!!, Tania lo bego banget sih. ucapku dalam hati dan muka yang panik.

Jaemin langsung merespon dengan cepat.

"Apa-apa? gue gak denger lo ngomong apa?." tanyanya sambil mendekatkan telinganya kepadaku.

Aku bingung ingin menjawab apa, wajahku sudah berubah menjadi merah.
Sifat cerobohku membawa hal yang tidak baik.

I Hate This Situation.

"Heii tan, loh kok ga dijawab?."
lanjut Jaemin sambil mengibaskan tangannya diwajahku.

Ok, Tan kamu harus jujur. Fyi, aku adalah orang yang mempunyai sifat blak-blakan, jika aku suka aku bilang, maupun sebaliknya.

"Aku.. Su.." belum selesai aku menjawab pertanyaan dari Jaemin, tiba-tiba suara peluit berbunyi.

Aku langsung berlari menuju segerombolan orang yang sedang berbaris. Jaemin berteriak.

"Eh Tania tunggu!!"

Hari itu aku gagal mengutarakan perasaan ku sebenarnya, Mungkin Allah sudah merencanakan ini.

Selamat. gumamku.

Makasih Ya Allah udah mau nyelamatin gue di keadaan genting tadi. ucapku dalam hati.

Mark Lee sebagai ketua osis.

MY FULL SUN ☀ [Lee Donghyuck Nct Dream] *REVISI*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang