0.6

40 5 0
                                    

I NEED U, GIRL

APA KAU TIDAK BISA MEMBACA?

Hari ini, Sehee tidak lagi menemukan coretan spidol hitam di lokernya ketika ia hendak membuka loker itu di pagi hari. Melainkan kerumunan siswa yang separuh berbisik, tertawa, dan apapun yang dilakukan manusia yang sedang menggosipkan manusia lain. Dengan susah payah dan bantuan Taehyung ia berhasil menembus kerumunan tersebut.

Tulisan besar dari cat semprot dengan jelas terpampang di pintu lokernya. Demi langit dan bumi! Sehee sungguh membenci orang pencari masalah ini.

"Hei, hei, hei. Apa-apaan ini?" suara seorang pria penuh penekanan terdengar membuat semua bisikan di sekelilingnya hilang. Sehee membalik tubuhnya menghadap suara itu. Lalu membungkuk setelah melihat guru yang paling dibenci para siswa berdiri tegap di belakangnya.

"Ini lokermu? " tanyanya, Sehee mengangguk dalam tundukannya.

"Siapa namamu? "

"K- Kang Sehee, Pak."

"Kang Sehee. Datanglah ke mejaku! Sekarang! "

Sehee tidak dapat melakukan hal lain selain mengangguk. Ia menghela nafas penuh rasa penat. Gadis itu menatap teman-temannya dengan wajah aku-akan-membunuh-siapapun-yang-membuatku-masuk-ke-masalah-ini.

"Siapapun kau. Kau puas sekarang, hah? Orang Aneh!" ia berteriak mencoba memancing pelaku tindakan tidak terpuji ini.

Setelah melemparkan tasnya kepada Taehyung, Sehee berlari kecil mengikuti gurunya tadi. Ia tidak dapat mendongakkan kepalanya setelah peristiwa tadi. Di setiap langkahnya selalu terdengar bisikan yang tidak enak didengar.

Sehee duduk di depan meja guru paling disiplin seantero sekolah itu. Menunduk dalam-dalam. Berdoa, guru ini tidak akan mengingat wajahnya lagi esok hari.

"Kang Sehee. Kenapa bisa ada tulisan seperti itu di lokermu? Ini memalukan." Ia memulai.

"Ma... Maaf Pak. Saya sungguh menyesal," Sehee tidak dapat menjawab pertanyaannya. Karena Sehee sendiri tidak tahu kenapa bisa ada tulisan seperti itu di lokernya.

"Aku bertanya mengapa, Kang Sehee. Bukan menyuruhmu minta maaf. Sekarang katakan padaku jawabanmu!"

Sehee memutar otaknya. Ia tidak bisa berpikir jernih ketika hatinya tidak dalam keadaan baik. Berhubung atmosfer seperti ini tidak membuat kondisi hatinya menjadi baik, ia sungguh tidak dapat mengajukan argumen apapun.

Sehee kemudian menghela nafas untuk yang kesekian kalinya selama ia berada di ruang guru. Ia mengangkat kepalanya pelan. Lalu mebuka mulutnya untuk berkata-kata.

"Saya juga—"

Bel masuk kelas berbunyi. Untuk sebuah alasan yang aneh Sehee lega bel yang selama ini tidak pernah menyenangkan untuk didengar itu berbunyi. Dengan berbunyi-nya bel tersebut, guru berperangai garang itu menghela nafas frustasi.

"Temui aku di jam makan siang nanti!"

ScribblesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang