0.8

34 6 0
                                    

Satu pekan selanjutnya, Sehee merasa hampir mati disebabkan rasa penasaran yang terus menghantui dirinya. Tentang satu hal; siapa manusia yang membuatnya menjadi bahan perbincangan seantero sekolah untuk beberapa hari setelah kejadian itu.

Sehee tanpa sadar mengamati pintu lokernya. Tidak mengetahui keberadaan Taehyung di samping tubuhnya. Hingga dehaman keras teman laki-lakinya itu menamparnya kembali ke dunia nyata. Ia melotot menatap Taehyung.

"Kenapa? Kau merindukan penggemar rahasiamu?" tanya Taehyung penuh canda. Sayang, candaannya justru membuat Sehee marah.

"Sudah berapa kali kubilang? Jangan menyinggung masalah itu lagi!"

Taehyung hanya menatap Sehee penuh ketakutan. Ia tidak tahu seorang wanita dapat menjadi segalak Sehee saat sedang diajak bercanda. Bahkan Jiyeon tidak pernah—belum pernah marah kepadanya hanya karena ucapannya.

"Jangan marah, Sehee-ya!" Taehyung memegangi lengan Sehee lembut. Mengayunkannya manja, berusaha agar Sehee dapat luluh dengan wajah memelasnya.

"Sudah lepaskan! Aku ingin pulang."

Sehee belum sempat menjauh dari Taehyung ketika telapak tangan temannya itu memutar tubuhnya dengan paksa. Gadis itu mendengus meniup poninya yang mulai tumbuh panjang. Ia menatap Taehyung tajam tanpa berbicara.

Taehyung mengerucutkan bibirnya. "Kau punya waktu longgar besok malam?"

"Kenapa?" tanya Sehee dengan nada ketus. Andai orang yang ia ajak bicara bukanlah manusia tanpa kepekaan seperti Taehyung, ia pasti sudah sejak tadi dibiarkan pulang kembali ke rumahnya.

"Kau mau jalan-jalan? Aku akan mengajak Jiyeon jika kau mau," wajah Taehyung tidak kehilangan cahaya sedikit pun. Bahkan setelah ia mendapat cemooh dari Sehee.

"Terserah!" lalu Sehee berjalan menjauhi Taehyung yang secara diam-diam tersenyum.

ScribblesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang