Selamat membaca ^^***
Setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan, akhirnya Draco, Hermione dan Zee telah tiba di Hogwarts. Mereka membelah kerumunan siswa yang sepertinya tengah asik menikmati waktu istirahat mereka.
Hermione dan Draco sama-sama tersenyum ketika mereka berpaspasan dengan anak dari asrama mereka sendiri. Dengan langkah mantap sekaligus bernostalgia sejenak, mereka membawa Zee pergi ke ruangan Headmaster.
"Silakan masuk" kata sebuah suara dari salam sana ketika Draco mengetuk pintu.
"Ah, selamat sore, Prof. McGonagall." Sapa Hermione dengan riang melihat guru favoritenya dulu.
"Selamat sore, Mrs Granger, Mr Malfoy. Ah apa kau perlu kupanggil Mrs Malfoy sekarang?" Guraunya seraya mempersilakan ketiganya masuk.
"Tidak perlu Prof. Lagipula pernikahan kami kan belum dilaksanakan.
Didalam hati Prof. McGonagall tersenyum miris.
"Ini pasti Zeevany Granger kan?" Tanya Prof. McGonagall.
"Ya Profesor. Dan terkait surat pemberitahuan masuk Zee, aku ingin bertanya. Mengapa ia sudah di persilakan untuk masuk ke Hogwarts saat usianya bahkan belum 11 tahun?" Tanya Hermione penasaran.
Wanita tua itu hanya tersenyum misterius.
"Karena dia berbakat. Sama seperti kedua orang tuanya. Dan aku pikir akan lebih baik kalau dia dibimbing di bawah pengawasanku. Senior-senior nya pasti dengan senang hati akan membantunya" ujar wanita tua itu.
Draco dan Hermione otomatis langsung saling berpandangan. Apakah Profesor tahu siapa ayah kandung Zee?
"Tunggulah hingga malam nanti, Mr Malfoy. Zeevany akan ikut bertemu dengan Sorting Hat bersama anak-anak tahun pertama lainnya" lanjut sang profesor.
"Mommy, tapi aku tidak mau berpisah dengan Mommy dan Daddy..." kata Zee takut-takut.
Hermione menatap tidak tega pada putri kecilnya.
"Maaf Profesor, apakah boleh Zee mengikuti kelas saat sudah cukup umur saja? Kami-maksudku aku dan Draco-yang akan mengajarinya segala hal mengenai sihir..." bujuk Hermione.
"Well, sama sekali tidak masalah, semuanya kembali lagi pada keputusan kalian berdua." Jawab Prof. McGonagall.
Zee tersenyum mendengarnya. Ia tidak perlu menjauh dari Mommy dan Daddynya. Belum lagi, ia merasakan sebuah petualangan hebat akan menemaninya saat masa remajanya nanti. Menemukan pemuda tampan, dan bersahabat baik seperti Mommynya dengan uncle Harry dan uncle Ron.
"Baiklah Profesor, kami permisi dulu untuk berkeliling disekitar kastil. Nanti akan kupastikan Zee mengikuti seleksi Sorting Hat." Pamit Draco yang disambut anggukan kepala oleh Prof. Mc Gonagall.
***
"Tidak kaaak, jangan diambil.. itu aku kumpulkan untuk membelikan Mommy cake..." rengek seorang bocah berusia 8 tahun.
"Untuk apaa sih. Nanti juga koki akan membuatkannya untuk mommy. Sekarang berikan dulu uangmu padaku. Aku sangat membutuhkannya tahu. Dasar bocah pelit" balas anak perempuan yang lebih besar 4 tahun darinya itu.
"Tidak mau... tidak mau... pokoknya itu punyaku dan aku tidak mau memberikannya pada kakak" bantah sang adik.
Sang kakak yang naik darah segera mencubiti lengan adiknya hingga bocah tampan itu menangis keras.
Sekumpulan koin emas yang telah dikumpulkan sang bocah direbut paksa oleh kakaknya dan membuatnya menangis dalam gelap di rumah besar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Dramione-The Other Side of Malfoy
أدب الهواةTahun ketujuh yang dikira Hermione hanya akan terisi dengan pencarian Horcrux ternyata salah. Banyak hal terjadi dan semua itu mengikatnya dalam satu lingkaran setan. Harus terjebak dengan belasan Death Eaters di Malfoy'a Manor adalah bencana awalny...