Chapter 20: Preparing

6.1K 645 46
                                    

Holaa... thx for vote di chap 19. Hehehe.. enjoy this part...

***

Hermione melihat dirinya sedang menggapai langit malam. Kelihatan kelam dan mencekam tanpa satupun bintang diatas sana. Dengen cepat ia tersedot dan merasakan punggungnya melekat erat dengan tanah.

Dengan menatap nanar ke arah seseorang, ia menitikkan air matnya tidak mengerti apa yang baru saja ia dengar. Kemudian mata itu meliriknya dengan terbelalak terkejut setelah kakinya menggerakkan sesuatu yang berbunyi nyaring. Seperti kerincingan.

Laki laki itu pergi setelah membisikkan kata kata yang tak begitu jelas terdengar oleh Hermione

"...Hermione"

"...pai jumpa lag..."

"...Hermione"

"....kau pasti mengerti.... takdir mengerikan.... Hermione... " tertangkap beberapa kata dalam bisikan pria misterius itu.

"...Hermione..." sedikit lagi ia bisa menggapainya. Suara yang terus saja bergema menyebutkan namanya.

"....HERMIONE..." Teriak Draco yang mulai kesal karena Hermione yang belum bangun bangun juga. Padahal ia sudah membangunkannya lebih dari lima kali. Ini yang keenam kali nya lebih tepatnya lagi.

Hermione yang masih terbayang bayang dalam mimpinya langsung saja tersentak bangun akibat keterkejutan yang didapatnya.

"Astaga Mione, kukira kau itu mati. Sudah berkali kali aku bangunkan tapi kau terus saja tidur." Desah Draco.

"Maaf Draco. Hmm biasalah. Mimpi buruk.. ugh... sudah pukul berapa sekarang?" Tanya Hermione sambil bangkit dari ranjangnya dan melakukan beberapa gerakan stretching sederhana.

"Ini sudah pukul 11 siang demi Merlin. Ayo cepat mandi... nanti pukul enam sore kau sudah harus siap oke?" Jawab Draco sekaligus mengingatkan Hermione soal perjamuan makan nanti.

"Baiklah, baiklah. Hei apa itu?" Tanya Hermione melihat Draco membawa sebuah surat. Melihat lambang pada amplopnya sepertinya Hermione bisa menebak surat apa itu.

"Hogwarts. Untuk Zee." jawab Drac. Kemudian keduanya terhanyut dalam kenangan masing-masing. Saat dimana mereka menerima surat itu juga.

Mereka mengingat kembali rasa senang itu dahulu. Juga rasa deg deg an karena akan mulai berinteraksi dengan dunia yang penuh keajaiban.

"Ahh aku tidak sabar untuk mengantarkannya ke stasiun King's Cross" ucap Hermione.

Draco hanya tersenyum menanggapinya.

"Aku juga begitu. Jadi, lebih baik sekarang kau bangun dan mulai mempersiapkan untuk acara nanti. Ah, ada satu hal yang harus kuberitahu. Sepertinya nanti kau dan Zee harus berangkat berdua saja dari sini. Aku harus stand by disana untuk mengawasi semuanya. Tidak apa, kan?" Tanya Draco.

"Jika memang seperti itu aku bisa apa? Tenang saja aku bisa membawa mobilku sendiri." jawab Hermione.

"Baiklah kalau begitu. Aku berangkat. Masih ada banyak hal yang harus ku urus. Berhati-hatilah saat menyetir nanti." ucap Draco memperingatkan Hermione. Sebelum pergi, pria itu mengecup singkat kening Hermione.

"Mulai membiasakan diri, Mr Malfoy?" Ledek Hermione akan perubahan sikap Draco yang drastis.

"Begitulah, calon Mrs Malfoy. Aku berangkat ya." Balas Draco.

"Dasar kau ini. Hati-hati ya..."

Kemudian pria itu pun pergi dari kamar Hermione meninggalkan wanita itu berkecamuk dengan pikirannya sendiri. Tentang mimpinya, putrinya, dan masa depan keluarga kecil ini.

[END] Dramione-The Other Side of MalfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang