Chapter 18: Biggest Publication (+)

9.8K 682 57
                                    

Halo aku balik lagi. Makasih bgt untuk yang sudah komen dan nge vote yaa. Ini untuk kalian.
Warning, smut di bawah.

Selamat membaca :)

***

Harry, Ginny, serta Draco dan Hermione sudah berpindah dan kini sedang duduk di ruang tamu untuk melanjutkan bincang-bincang mereka.

"Jadi kalian benar-benar akan melakukan pernikahan?" Tanya Ginny yang perutnya sudah membesar.

"Ya, begitulah Gin. Oh iya, aku sampai lupa. Kalian ingin minum apa?" Balas Hermione sekalian menawarkan minuman pada pasangan Potter.

"Buatkan saja aku susu hamil. Seingatku aku meninggalkan sekotak disini. Masih ada kan?" Tanya Ginny.

Hermione mencoba mengingat-ingat.

"Sepertinya masih ada. Kalau kau mau minum apa, Harry?"

Pria dengan kacamata itu sekarang sudah asik membahas pekerjaannya dengan Draco. Dan dengan singkat ia memikirkan apa yang ingin diminumnya.

"Hmm.. berikan aku secangkir kopi hitam saja Mione." Jawab Harry.

Hermione pun mengangguk dan berjalan ke area dapurnya yang cukup dekat dari ruang tamunya. Bahkan orang orang dari ruang tamu dapat melihat Hermione yang sekarang tengah berjinjit di depan lemari tinggi berwarna hitam. Dengan geraman khasnya, ia meraih raih udara kosong.

"Gunakan saja wand mu, Love. Haruskah kau bersusah payah begitu membuat minuman?" usul Draco yang lagi lagi diterima dengan kernyitan tidak menyenangkan oleh Harry dan Ginny.

"Ya sudah, tolong ambilkan." kata Hermione.

"Apanya?" Goda Draco.

Hermione memutar bola matanya. Hm jadi kau mau bercanda ya. Baiklah Malfoy.

"Yea, pea brain. Ambilkan aku you-know-what di lemari you-know-which." Balas Hermione sambil memutar bola matanya.

"Aku tahu bendanya, tapi tidak dengan tempatnya, Sugar" geram Draco sambil tersenyum.

"Astaga pirang, kumohon berhenti menakut nakuti anakku di dalam sana. Tidak ada love, tidak ada sugar dan sederet panggilan menjijikan lainnya, please..." mohon Harry mulai frustasi dengan Draco model tersetrum macam ini. Benar-benar sangat disgusting. Eww

"Ungh bicara padamu malah membuatku frustasi. Lupakan saja. Aku akan mengambilnya sendiri." Desah Hermione. Dengan gontai ia berjalan ke arah kamarnya dan mengambil apa yang dia butuhkan.

Baru saja Draco hendak melanjutkan pembahasan mengenai pekerjaan Harry sebagai seorang Auror, namun sebuah bunyi mencegahnya. Suara ponselnya.

"Ya, Julia? Ada apa?" Tanya Draco. Mungkin wanita itu adalah sekretarisnya.

"..."

"Oh demi apapun. Bukankah kalian digaji untuk mengatasinya? Haruskah siang terik begini kau ganggu waktu cuti musim panasku?"

"…"

"Sialan si botak itu. Selalu saja semaunya sendiri. Lihat saja kalau sudah kutemukan pasokan kain satin yang baru, dia tidak akan aku hiraukan lagi."

"..."

"Baiklah, baiklah. Katakan pada pria merepotkan itu untuk menungguku. Aku akan pergi kesana."

Draco menyudahi pembicaraannya di telepon. Dan akibatnya pria itu benar benar terlihat gusar. Baru saja ia menikmati wine dan perbincangan dengan Harry dengan total waktu 3 jam. Inikah yang disebut cuti? Demi Merlin. Apalagi Draco adalah CEO perusahaan.

[END] Dramione-The Other Side of MalfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang