1

14.8K 1K 32
                                    

- Heart -

Pagi yang cerahㅡawan-awan bergumpal membentuk sesuatu dan warna langit yang biruㅡmembuat setiap orang bersemangat menjalani kegiatan mereka hari ini. Terlihat dari betapa sibuknya para penduduk yang tengah memulai aktivitas. Sungguh hari yang menyenangkan.

Tak terkecuali bagi mereka yang bekerja di sebuah perusahaan besar Seoul, Buyong Groupㅡperusahaan produksi yang sudah melebarkan sayap di berbagai penjuru dunia sehingga banyak mendirikan perusahaan cabang. Tak ada yang tidak mengenali perusahaan ini mengingat betapa agresif mereka dalam meningkatkan laba yang setidaknya menaikkan perekonomian Korea.

Pemilik dari Buyong Group pun menjadi sorotan banyak media. Menjadi salah satu orang terpandang di Seoul. Apalagi karena beliau sendiri yang turun tangan menangani perusahaan besar tersebut. Sosoknya yang dikenal ramah dan beribawa sangat disegani oleh para karyawan perusahaan, termasuk orang-orang yang mengenalinyaㅡmeskipun mereka tak berhubungan langsung dengan beliau. Yah.. Mr. Jung (begitu memanggilnya) sebetulnya merupakan pribadi yang hangat.

Sementara perusahaan Buyong Group sendiri adalah perusahaan turun-temurun milik keluarga Jung. Bergerak di berbagai bidang (yang membuatnya cepat menguasai pasar) seperti, produksi, penerbitan dan entertainment. Perusahaan induknya berada di Seoul dikelola langsung oleh si pemilik.

Gedung tinggiㅡmenyerupai pencakar langitㅡdengan aksitektur yang menawan serta mewah membuatnya terlihat berbeda dibanding gedung-gedung yang lain. Yah inilah Buyong Group.

Namun ketentraman pagi hari di gedung perusahaan Buyong Group sedikit terusik ketika seorang tamu bertanya dengan ketus pada staff receptionist. Tamu yang tak dikenali seorang namja atau yeojaㅡsebab mengenakan pakaian super tebal juga seperti tengah memeluk sesuatu di tangannya serta wajah yang manis namun menunjukkan kekesalan tingkat tinggi.

Staff receptionist itu membungkukkan badan mencoba ramah, "jweisonghamnida, anda mencari siapa dan apakah sudah membuat janji?" tanyanya yang memiliki name tag Tiffany Hwang dengan nada lembut. Janji yang dipegang semua karyawan, harus menunjukkan sopan santun pada setiap orang yang berada dalam gedungㅡtak perduli siapa itu.

Si tamu mendengus mendengarnya. Huh, menyebalkan. "Jung Yunho! Aku ingin bertemu dengannya!"

"Jweisongeyo, Jung bujangnim belum ada di tempat. Apa anda sudah membuat janji?" Tiffany menundukkan kepala sedikit sebagai tanda hormat.

"Aku hanya ingin bertemu dengannya sebentar! Tak perlu membuat janji." Jawab ketus si tamu yang membuat Tiffany ingin mengelus dada, sedangkan staff receptionist lain yang ada di sebelah Tiffany sudah menggerutu tanpa suara. Tamu yang menyusahkan.

Sekali lagi Tiffany menundukkan kepala kemudian menatap si tamu. "Jika anda ingin bertemu dengan Jung bujangnim harus membuat janji terlebih dahulu. Begitu prosedurnya."

Si tamu tampak tak senang dengan penuturan Tiffany, wajah yang manis itu mengeras. Gemerutuk giginya terdengar cukup kuat. Rasanya ingin melempar si staff receptinosit menyebalkan keluar gedung dan menginjak-injaknya. Well, hanya keinginan terpendam karena tak mungkin ia melakukannya. Bisa masuk penjara, itu tindakan kriminal.

Mereka tidak sadar kalau orang yang dibicarakan sudah masuk ke dalam gedung dan sedikit mendengar pertengkaran yang cukup menarik perhatian orang-orang yang berlalu lalang di lobby Buyong Group. Jung Yunho beserta Mr. Jungㅡayah sekaligus atasannyaㅡberjalan menghampiri meja receptionist ingin tahu apa yang terjadi. Pagi-pagi membuat keributan.

"Ada apa?" tanya Mr. Jung membuat Tiffany dan temannya terkesiap kemudian membungkuk memberikan hormat pada boss mereka, sedangkan si tamu cuma memandang saja tak menunjukkan respon apapun.

Mr. Jung menatap si tamu yang malah mengalihkan pandangannya.

"Dia.." Tiffany tak tahu harus menyebut apa pada orang yang berdiri di depannya. Tuan atau Nyonya? Tidak jelas, apalagi dengan wajah itu. "Ingin bertemu dengan Jung bujangnim."

"Na?" Yunho menunjuk dirinya sendiri dengan ekspresi bingung diikuti lirikan mata Mr. Jung. "Waeyo?"

Si tamu mengarahkan tatapannya pada namja tampan yang berdiri di sebelah Mr. Jung. Wajah itu serta raut mukanya seketika membangkitkan amarah juga kekecewaan yang sejak lama mengendap dalam hati. Matanya memerah dan dada terasa sesak. Bibir berwarna merah itu terlihat bergetar. Menangis, dia ingin memangis. Tapi di depan mereka semua? Tidak! Ia ingat tujuan utamanyamendatangi perusahaan besar ini. Tenangkan dirimu, batinnya.

Dia mendekati Yunho kemudian menyerahkan sesuatu yang sejak tadi ia peluk yang refleks diterima oleh lelaki tampan itu, lalu berjalan menuju pintu masuk gedung. Dadanya semakin sesak, air mata yang berusaha ia tahan tanpa komando langsung menuruni pipinya. Isakan pun lolos dari bibir cherry yang berwarna merah merekah itu. Ini sudah benar, tindakan yang ia ambil benar. Tidak boleh menyesal. Ini benar. Katanya dalam hati meyakinkan diri sendiri.

Yunho yang terkejut dan tak mengerti apa yang terjadi mencoba melihat sesuatu yang kini berada dalam gendongannya. Menyibak kain berwarna putih tersebut dan sontak matanya membelalak sempurna, diikuti Mr. Jung yang mengangakan mulut dan kedua staff receptionist menjerit kaget.

Mereka terkejut melihat sosok mungil yang tengah menutup matanya di gendongan Yunho.

"Ba-bayi..?" ujar Yunho terbata karena masih shock. Dia berbalik melihat punggung orang yang memberinya seorang bayi hampir mendekati pintu masuk gedung. "Y-ya! Hey! Apa maksudnya ini, hah? Kau! Berhenti!" teriaknya lantang.

Bayi yang berada dalam gendongan Yunho bergerak pelan, tidurnya terganggu karena teriakan barusan tapi tak terbangun. Orang yang diteriaki Yunho menghentikan langkahnya. Beberapa saat semuanya cuma diam menyaksikan kejadian ini tanpa ada yang berani berkata satu kata pun, bahkan Mr. Jung membungkam mulutnya. Tamu tadi memutar tubuhnya. Wajah yang berlinangan air mata terlihat jelas.

"Geu aegi, neo-ya.." ucapnya pelan sembari menghapus air mata yang membasahi wajahnya. [bayi itu, anakmu]

Lagi, semua yang berada di lobby dibuat tercengang karena penuturan si tamu. Apalagi Yunho dan Mr. Jung. Ayah dan anak ini sama-sama menunjukkan raut muka keterkejutan dan tidak percaya. Yunho menundukkan kepala dan melihat bayi mungil dalam gendongannya. Kulit yang putih pucat-seputih susu-tanpa noda, matanya.. hidung mancung dan bibir berbentuk hati yang sudah jelas mirip sekali dengan bentuk bibir Yunho.

Tapi, tidak mungkin!

"Ja-jangan bercanda!" kata Yunho, "aku tidak mengenalmu, bayi ini bukan anakku. Cepat kemari dan ambil kembalianakmu!" imbuhnya.

Sebulir air mata jatuh tepat di pipinya. Sakit? Jangan tanya, sangat. Bibirnya yang bergetar melengkung membentuk senyuman tipis. Senyum yang menyiratkan kepahitan, "aku cukup menderita karena dirimu. Mengandung dan melahirkan.. apa itu masih kurang?"

Tangannya menghapus air mata yang mengalir tadi dan tanpa berkata lagi ia membalikkan badan lalu berlari keluar dari gedung perusahaan induk Buyong Group. Semuanya yang memandangnya diam. Hening dan tak ada yang bergerak dari posisi masing-masing sampai terdengar helaan napas dari Mr. Jung.

Pria yang sudah menginjak kepala empat itu mengalihkan pandangan pada Yunho, memberi isyarat pada anaknya untuk mengikuti ia yang kemudian berjalan ke arah pintu masuk. Yunho yang tak tahu lagi berbuat apa cuma mengikuti langkah ayahnya. Sungguh, kepalanya terasa berat sekarang. Kejadian barusan menimbulkan banyak pertanyaan dalam benaknya.

Siapa orang itu? Kenapa memberikannya bayi? Apa maksud dari perkataannya? Apa benar ia ayah dari bayi yang ia? Bagaimana bisa? Yunho tak tahu jawabannya. Menatap lagi bayi mungil itu masih asik dengan dunia mimpi, tampaknya tak terganggu sama sekali.

Sementara mereka yang ditinggalkan di lobby kembali melanjutkan aktivitas. Tak akan ada yang membuka mulut atau sekedar membicarakan masalah tadi. Mereka punya sumpah pada perusahaan dan mereka bukanlah orang-orang rendahan yang akan membicarakan kejadian seperti itu, cukup tahu dan menunggu konfirmasi selanjutnya. Pegawai yang dapat diandalkan, bukan? Begitulah yang bekerja di Buyong Group.

~xXx~

HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang