- Heart -
Dan entah sejak kapan sudah tak ada lagi pakaian yang melekat ditubuh keduanya. Saling bergumul panas, masih berusaha untuk saling mendominasi. Meski pada akhirnya Yunholah yang tetap menjadi sang pemenang.
Ciumannya perlahan turun, menjilat sisa saliva yang mengalir pelan dari sudut bibir cherry yang semakin merekah itu. Mengecup pelan, lalu menyesapnya lebih kuat, menciptakan tanda-tanda kecil di sekitaran leher dan bahu putih Jaejoong.
Tangan putih sang cantik terus meremas lembut surai kecoklatan Yunho yang sedikit lembab. Membuat rambut pria Jung yang berstatus suaminya tambah berantakan.
Desahan lembut yang kelewat merdu seolah menjadi acapella tersendiri di telinga Yunho. Ia tak pernah tahu jika suara desahan Jaejoong mampu meningkatkan libidonya.
Puas dengan tanda kemerahan ciptaannya, perjalanan bibir Yunho terus turun, mengecup kembali di kedua sisi tubuh Jaejoong, membuat lelaki cantik itu mengejang sesaat.
Sentuhan Yunho kali ini... Sangat lembut.
Dan ia suka. Sangat suka.
Selesai urusan dengan bagian atas, Yunho kembali turun dan mata serupa elang itu membulat ketika melihat satu garis lurus di bawah pusar Jaejoong. Luka jahitan yang masih terlihat baru. Membuat dada Yunho sedikit nyeri.
Bisa-bisanya ia mempertanyakan darimana Kyuhyun bisa keluar dari rahim Jaejoong. Tentu saja hanya melakukan operasi caesar.
Ia meneguk ludahnya dengan susah payah. Kali ini ia merasa seperti sedang menelan batu. Sakit dan menyesakkan. Seperti apa rasa sakit yang lelaki cantik itu rasakan pasca operasi? Yunho bahkan tak sanggup memikirkan bagaimana rasa sakitnya ketika perutmu disayat, membuat satu garis yang lumayan panjang di perut.
Perlahan ia cium bekas luka operasi Jaejoong. Lalu meniupnya pelan.
"Hmpt!" Jaejoong meremas semakin kuat tepian bantal di kedua sisi wajahnya. Matanya terkatup rapat. Hawa dingin pada lukanya tiba-tiba membuat sakit yang sering ia rasakan hilang.
Tak jarang Jaejoong mengeluh sakit pada bagian operasinya. Tapi ia laki-laki. Ia harus kuat dan terus bertahan. Jika ia lemah, lalu siapa yang akan menjaga Kyuhyun, bayi mungilnya? Jaejoong tidak sadar, bahwa air mata Yunho mengaliri perutnya. Mengira jika air itu adalah saliva suaminya.
Dengan cepat Yunho menghapus airmata serta meperbaiki raut wajahnya. Ia kembali menaikkan tubuhnya keatas, melihat paras istrinya yang biasa putih, kini merah padam. Ia usap pipi kurus Jaejoong.
"Jae... Buka matamu..."
Jaejoong menurut, kemudian menempatkan wajahnya ke depan, berhadapan dengan wajah Yunho. Membuka mata beningnya.
Seketika Jaejoong merasa dunianya berhenti ketika melihat Yunho yang seolah memerangkapnya dalam mata elang pria tampan itu.
"Yu-Yunh..."
Yunho tersenyum, "boleh aku melakukannya?" ucapnya lembut.
Jaejoong mengulurkan tangannya, membalas senyum Yunho, sedetik kemudian ditarik tengkuk sang suami. Melumat bibir lawannya dengan pelan. "Kau tahu jawabanku, Yunho-sshi.. Please..."
Pria Jung itu tersenyum lebih cerah. Yunho mulai mempersiapkan Jaejoong, menjaganya dari rasa sakit. Kini bahkan Yunho sudah tersadar sepenuhnya dari mabuk. Dalam hati, Yunho sudah menetapkan untuk tidak membiarkan istrinya merasakan seperti apa sakit itu.
Jaejoong tersenyum. Perlakuan Yunho kali ini membuat dadanya menghangat. Seperti ada ribuan bunga yang mekar serentak.
Malam itu, tidak ada lenguhan sakit. Yang ada hanya desah pelan yang saling bersahutan. Menciptakan sebuah dunia, yang hanya milik mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEART
Fanfiction[Republish. Dikarenakan masih ada yang mencari dan menanyakan keberadaan FF ini] Jung Yunho kaget bukan main ketika diserahi sesosok bayi ke tangannya. Terlebih penyerahan itu terjadi di lobby kantor, dimana banyak pasang mata yang menyaksikan. Apa...