–Heart–
Dentuman musik keras yang memekakkan telinga terus mengalun memenuhi ruangan; lampu berwarna-warni menghiasi area dansa dimana di sana terlihat banyak orang meliuk-liukkan badan. Suasana yang sama dikebanyakan club-club, tak perlu di jelaskan lebih mendetail.
Di salah satu sofa yang disediakan dalam club ini tampak dua orang duduk berdampingan. Yang satu menyesap minuman miliknya, sedangkan yang satu lagi memperhatikan sekeliling dengan wajah menunjukkan ketidaknyamanan. Dia tak terlalu suka berada di tempat begini.
"Hyung.. kau bilang ingin bersenang-senang." Tegur namja yang menampilkan muka tidak suka tempat ia berada sekarang.
Seseorang di sebelahnya yang sibuk menikmati musik yang memekakkan telinga sambil mengangguk-anggukkan kepala menoleh.
"Kenapa ke sini?" tanyanya.
"Hash! Changmin-ssi, yang kumaksud bersenang-senang memang di sini. Kau tahu, selama di Jepang aku ingin sekali mampir ke tempat seperti ini." Jawabnya enteng diiringi senyum manis yang tak berpengaruh pada namja bernama Changmin di sampingnya.
Jarak duduk mereka cukup dekat jadi tak perlu bersuara keras. Changmin menekuk muka. Ia benar-benar tak enak, "ku pikir bersenang-senang yang kau katakan pergi ke kebun binatang, shopping atau ke taman bermain."
"Ck~" Jaejoong berdecak, "mwo-e? Aku bukan anak kecil lagi." cibirnya kemudian menenggak minuman mengandung alcohol yang berdosis entah berapa miliknya dalam sekali teguk.
Namja berwajah layaknya yeoja itu beranjak dari duduk dan berjalan ke arah lantai dansa yang sudah penuh menimbulkan kernyitan di dahi Changmin. Ia sedikit was-was karena melihat cara berjalan Jaejoong mulai tak teratur; oleng ke kiri dan ke kanan seperti orang mabuk.
Mabuk? Astaga! Buru-buru Changmin berdiri hendak mengejar si namja cantik.
"Hyung!"
Tahu itu suara Changmin, Jaejoong berhenti kemudian berbalik–menatap namja jangkung yang berdiri tak jauh darinya dengan tatapan sayu. Telunjuknya menunjuk Changmin, "tetap di sana. Aku akan kembali." Perintahnya dan si jangkung terpaksa menurut.
Jaejoong sampai di lantai dansa. Menikmati alunan musik yang menghentak, menggerakkan tubuh sesuai irama disertai ekspresi wajah yang mengundang tatapan lapar para lelaki hidung belang di sekitarnyaㅡyang tak tahu si cantik ini adalah namja.
Changmin memperhatikan Jaejoong sedang menari dari tempatnya duduk. Sungguh ia khawatir pada sepupu yang telah ia anggap sebagai kakak kandung; takut terjadi hal buruk. Menyadari lirikan atau kerlingan nakal yang ditujukan untuk Jaejoong makin membuat Changmin gelisah, terlebih melihat ulah si cantik yang membalas dengan gerakan menggoda. Ah, apa yang dilakukan Jaejoong? Kalau begitu sama saja minta diterkam!
Ish.. Changmin ingin sekali menarik hyungnya itu dari kerumunan orang-orang brengsek di sana, tapi sayang ia tak bisa melanggar perintah Jaejoong. Salahkan dirinya yang begitu menurut dengan kata si namja cantik.
Bosan dan merasa lelah, lelaki cantik itu menyudahi kegiatan menarinya lalu berjalan keluar arena dansa menuju meja bartender diikuti desahan kecewa dari para namja yang sempat menggodanya. Jaejoong duduk di salah satu kursi di depan meja bartender dan memesan segelas minuman. Tak lama si bartender memberikan pesanan Jaejoong yang langsung dihabiskan namja cantik ini.
Ia mendesah sekaligus mengerang selesai meminum minumannya.
"Ugh~ huks.."
Jaejoong menoleh; mendapati seorang duduk di sebelahnya tampak sudah mabuk berat. Mata terpejam dan kepala menunduk, meski begitu ketampanan yang dimilikinya tetap tertangkap oleh retina mata Jaejoong. Namja cantik itu mengukir senyum dengan wajah yang telah merah akibat mabukㅡiri karena orang di sampingnya sangat tampan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEART
Fanfiction[Republish. Dikarenakan masih ada yang mencari dan menanyakan keberadaan FF ini] Jung Yunho kaget bukan main ketika diserahi sesosok bayi ke tangannya. Terlebih penyerahan itu terjadi di lobby kantor, dimana banyak pasang mata yang menyaksikan. Apa...