Credit pict : Google
- Heart -
Tatapan tak suka terus Yoochun pancarkan untuk seorang yeoja yang berdiri di sebelah sang atasan. Mengoceh seolah mengerti persoalan perusahaan; seakan mengajari sang bujangnim mengenai bisnis. Cih, menyebalkan sekali.
Kepulan asap sudah muncul dari kepala Yoochun sejak tadi. Sebenarnya dia ingin menendang si yeoja dengan tidak elit keluar dari ruang direktur ini, tapi demi kesopanan yang dijunjung tinggi, jadi harus berpanjang sabar.
Jung bujangnim sendiri memang kelihatan sangat risih semenjak kemunculan si gadis yang seenaknya bergelayut di lengannya. Apalagi mendengar kata-kata yang Ahra ucapkan bagai obat tidur paling ampuh. Sungguh, rasanya Yunho ingin pulang kemudian tidur.
Kapan yeoja ini akan pergi? Mengusir? Bukan cara terbaik. Hah.. Jung bujangnim menghembuskan napas kasar.
"Ahra-ya, apa kau tak lihat Jung bujangnim tak bisa bekerja karena kau terus menempelinya?" interupsi Yoochun kesal melihat tingkah laku yeoja itu sekalian berdoa dalam hati supaya tak mendapatkan kekasih begitu.
Ahra berhenti bicara, menatap Yoochun sambil menggembungkan pipinya, "Yunho saja tak mempermasalahkannya, kenapa kau yang menegurku?
"Kau tak tahu sa-"
"Yoochun benar, Ahra-ssi.." potong Yunho membuat Ahra membelalak memandangnya, "aku sangat sibuk. Bisakah kau tak mengangguku? Lebih baik kau keluar." Tambahnyaㅡmenciptakan senyum kemenangan di bibir Yoochun.
"Ta-tapi.." Ahra tak percaya Yunho memanggilnya dengan embel -ssi, terlebih ia juga disuruh keluar. Ish, dia 'kan belum puas bersama dengan Jung bujangnim.
"Pintunya ada di depan, Go Ahra." Kata Yunho sambil memanjangkan tangan menunjuk pintu ruangan dengan muka tegas. Memberi perintah telak pada Ahra.
Yeoja itu memberengutㅡtapi tak ada yang mengakuinya imutㅡsambil menghentakkan kaki berjalan keluar dari ruangan ini. Yunho menghela napas lagi, sedangkan Yoochun menahan tawa; senang sekali melihat ekspresi Ahra yang di usir sang atasan. Rasakan itu.. batinnya.
"Hah~ kenapa dengannya? Kenapa sekarang jadi mendekatimu, hyung?" Tanya Yoochun setelah menyelesaikan tawanya.
"Mungkin supaya aku menyetujui perjodohan yang diingini keluarganya." Jelas Yunho seadanya. Tak berusaha menutup-nutupi karena masalah ini tak terlalu penting menurutnya.
"Mwo? Lalu kau benar mau menerimanya?" nada bicara Yoochun sedikit naik lantaran terkejut.
Yunho menggeleng, "animnida."
Si jidat lebar mengangguk-anggukkan kepala, "jarhae [bagus]. Nado an johanikka." (akupun tak menyukainya)
~xXXx~
Pukul satu siang Yunho sudah tiba di kediaman Jung. Bukan karena sudah tak ada pekerjaan, tapi memang menyempatkan pulang di jam istirahat untuk menemui seseorang. Sebelumnya, ia harus berurusan dengan Ahra yang rupanya menunggu hingga siang hari. Kasihan juga, tapi Yunho tak mau menggagalkan rencana yang telah ia buat. Susah payah membujuk Ahra pulang.Yunho melangkahkan kaki menuju ruang tengah. Jung muda ini langsung disuguhi pemandangan yang mampu membuat semua orang yang melihatnya tersentuh. Mau tak mau bibir hatinya melengkungkan senyuman. Di sofa sana, Mrs. Jung sedang duduk memangku si bayi manis yang tertawa-tawa karena diajak bercanda oleh Jaejoong.
Namja cantik itu menutup wajahnya menggunakan tangan lalu membukanya sambil tersenyum ceria.
"-Ha..!" suara si kecil terdengar nyaring mengundang tawa Mrs. Jung dan Jaejoong.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEART
Fanfiction[Republish. Dikarenakan masih ada yang mencari dan menanyakan keberadaan FF ini] Jung Yunho kaget bukan main ketika diserahi sesosok bayi ke tangannya. Terlebih penyerahan itu terjadi di lobby kantor, dimana banyak pasang mata yang menyaksikan. Apa...